SURAU.CO. Bulan Muharram menandai awal tahun baru dalam kalender Hijriah. Awal tahun ini bukan sekadar penanda waktu, tetapi juga bulan yang penuh kemuliaan. Allah SWT memberikan status istimewa pada bulan ini. Bahkan, Muharram mendapat julukan sebagai Syahrullah atau Bulan Allah. Hal tersebut menjadi bukti tingginya kedudukannya bulan Muharram melebihi bulan lain. Para ulama kemudian menjelaskan keutamaan pada bulan Muharram ini.
Salah satu keutamaan bulan Muharram yang paling utama adalah statusnya sebagai bagian dari asyhurul hurum atau bulan-bulan haram. BUlan Muharram adalah adalah bulan dimuliakan dalam Islam, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Rajab, dan Muharram. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS. At-Taubah: 36).
Pada bulan-bulan suci ini, umat Muslim dianjurkan menjauhi perbuatan dosa. Sebaliknya, kita didorong untuk memperbanyak amal kebajikan. Pahala untuk perbuatan baik akan dilipatgandakan. Begitu pula sebaliknya, dosa yang dilakukan memiliki bobot yang lebih berat.
Momen Bersejarah dan Titik Balik Peradaban
Keutamaan bulan Muharram juga tidak terlepas dari perannya dalam sejarah. Bulan ini menjadi penanda awal tahun baru Islam. Penetapan ini didasarkan pada peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW. Perjalanan beliau dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 M menjadi titik balik peradaban Islam.
Hijrah menandai lahirnya negara Islam yang berdaulat. Dari sanalah ajaran Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, Muharram menjadi waktu yang tepat untuk introspeksi diri. Kita bisa membuat resolusi baru untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal shaleh sepanjang tahun ke depan.
Selain itu, Muharram menjadi saksi berbagai peristiwa penting lainnya. Sejarah mencatat beberapa kejadian besar yang terjadi pada bulan ini, terutama pada hari kesepuluh atau Hari Asyura. Salah satunya adalah penciptaan Nabi Adam AS. Kemduian peristiwa selamatnya Nabi Musa AS bersama Bani Israil dari kejaran Firaun.
Puasa: Amalan Paling Utama di Bulan Muharram
Dari sekian banyak amalan, puasa menempati posisi teratas. Keutamaan bulan Muharram sangat erat kaitannya dengan anjuran berpuasa. Hal ini berdasar pada hadis yang menegaskan statusnya sebagai puasa terbaik setelah bulan Ramadhan.
Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?’ Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram,” (HR Ibnu Majah). Sementara hadis Imam Muslim memperkuat hal ini. “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram.”
Dalam penjelasan Imam An-Nawawi pada Syarah Shahih Muslim menjelaskan, hadis ini adalah dalil sahih tentang keutamaan puasa Muharram. Sementara Al-Qurthubi menambahkan, “Puasa Muharram lebih utama karena awal tahun. Alangkah baiknya mengawali tahun baru dengan berpuasa, sebab puasa termasuk amalan yang paling utama.”
Namun puasa sunnah menjadi amalan yang sangat dianjurkan seperti disebutkan dalam hadis. Namun, dalam hadis tersebut tidak menyebut tanggal pelaksanaannya. Melansir laman nu.or.id , Imam Almubarakfuri menguraikannya dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Syarah atas Kitab Sunan Tirmidzi. Beliau menyebut bahwa puasa di bulan Muharram ada tiga jenis Muharam.
Pertama, puasa paling utama di bulan Muharram ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya, yaitu tanggal 9 dan 11.
Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh.
Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja.
Namun dari penjelasan di atas, umat Islam berpuasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Jika tidak, umat Islam dapat menjalankannya di tanggal 9 dan 10. Namun, kalau hanya mencukupkan diri untuk puasa sehari, maka berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja. Selain puasa pada ketiga tanggal tersebut, umat Islam juga dapat menjalankan puasa sunnah bulan Muharram pada tanggal-tanggal putih, yaitu saat bulan purnama. Puasa demikian adalah puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa di tanggal 13, 14, dan 15 pada tiap bulannya, termasuk Muharram.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
