Ibadah
Beranda » Berita » Menghindari Su’ul Khatimah dengan Sedekah

Menghindari Su’ul Khatimah dengan Sedekah

Menghindari Su’ul Khatimah dengan Sedekah
Menghindari Su’ul Khatimah dengan Sedekah

 

SURAU.CO – Setiap insan beriman tentu mendambakan husnul khatimah — akhir kehidupan yang baik, meninggal dalam keadaan beriman, beramal saleh, dan diridhai Allah.

Namun di sisi lain, ada ketakutan besar yang menghantui hati orang beriman: su’ul khatimah, yakni akhir hidup yang buruk, wafat dalam maksiat, berpaling dari ketaatan, atau kehilangan iman di ujung hayat. (Refleksi dari nasihat Syaikh Bin Baz, Majmu’ Fatawa 4/183)

Lalu, bagaimana cara agar kita terhindar dari su’ul khatimah?

Nasihat Ulama tentang Sedekah

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata:

Shalat Dhuha: Cahaya Rezeki di Pagi Hari

“Sedekah itu menghalangi seseorang dari kematian yang buruk, menghilangkan bencana, serta menghapus kesalahan-kesalahan.”
(Majmu’ Fatawa, 4/183)

Ungkapan singkat ini menyimpan makna mendalam. Bahwa sedekah bukan sekadar amal sosial, melainkan penjaga spiritual bagi pelakunya dari berbagai keburukan dunia dan akhirat.

Sedekah dan Perlindungan dari Su’ul Khatimah

Dalam banyak ayat dan hadits, sedekah digambarkan sebagai perisai. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Bersegeralah bersedekah, karena musibah tidak akan mendahului sedekah.”
(HR. Thabrani)

Sedekah yang ikhlas karena Allah menjadi penolak bala dan penyebab turunnya rahmat.
Ketika seseorang hidup dengan hati yang dermawan, jiwanya lembut, dan pikirannya selalu tertuju untuk membantu sesama, maka Allah akan menutup kehidupannya dengan kebaikan.

Ayat Kursi: Kunci Surga di Ujung Shalat

Sebaliknya, hati yang kikir, keras, dan tertutup dari empati sering kali menjerumuskan seseorang dalam kebinasaan batin, yang dapat berujung pada su’ul khatimah.

Sedekah Menghapus Dosa

Allah berfirman:

> “Sesungguhnya sedekah-sedekah itu menghapus kesalahan seperti air memadamkan api.”
(HR. Tirmidzi)

Dosa adalah penghalang terbesar antara hamba dengan husnul khatimah.
Ketika dosa menumpuk tanpa taubat dan amal penebus, maka hati menjadi gelap dan berat menerima hidayah.
Sedekah, terutama yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tulus, menjadi pembersih jiwa dan penebus kesalahan yang membuka kembali cahaya iman dalam diri.

Sedekah Menolak Bala dan Bencana

Banyak orang tak menyadari bahwa sebagian musibah hidup—kecelakaan, penyakit, atau kesempitan rezeki—sering kali tertahan berkat amal sedekah yang ia lakukan.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam Zaadul Ma’ad:

Mengapa Gontor Menolak Trimurti Sebagai Pahlawan Nasional

“Sedekah memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menolak berbagai bencana, sekalipun dilakukan oleh orang yang fasiq atau zalim, bahkan oleh orang kafir.”

Betapa besar rahmat Allah, yang menjadikan amalan ringan seperti sedekah bisa menjadi pelindung universal bagi siapa pun yang melakukannya.

Bentuk Sedekah yang Bernilai di Sisi Allah

Sedekah tidak selalu berupa uang.

Senyum kepada saudaramu adalah sedekah.

Memberi makan hewan yang lapar adalah sedekah.

Menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.

Mengajarkan ilmu bermanfaat pun adalah sedekah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Setiap sendi tubuh manusia wajib bersedekah setiap hari di mana matahari terbit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, sedekah bisa dilakukan oleh siapa pun, kapan pun, dengan bentuk yang luas.

Sedekah sebagai Cermin Hati yang Bersih

Orang yang ringan bersedekah adalah orang yang yakin bahwa hartanya adalah titipan Allah. Ia sadar bahwa memberi tidak akan membuatnya miskin, justru menambah keberkahan dan ketenangan hati.
Allah berjanji:

> “Dan barang siapa menafkahkan hartanya karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi, maka kelak Kami akan memberikan kemudahan kepadanya menuju jalan kemudahan (surga).”
(QS. Al-Lail: 19–20)

Sementara orang yang menahan hartanya, diliputi rasa takut kehilangan, sebenarnya sedang menggenggam api yang membakar dirinya sendiri.

Tanda Sedekah yang Diterima

Allah menerima sedekah orang yang ikhlas dan membawa ketenangan jiwa bagi mereka. Ciri-cirinya:

  1. Mereka tidak memamerkan sedekahnya.

  2. Pemberi sedekah tidak menyakiti hati penerima dengan ungkapan yang menyakitkan.

  3. Mereka melakukan kebaikan dengan rasa syukur, bukan keterpaksaan.

  4. Menumbuhkan semangat ibadah lain.

Sedekah yang tulus membuat hati lembut, mata mudah menangis, dan langkah ringan menuju ketaatan.

Sedekah, Pintu Husnul Khatimah

Ketika seseorang terbiasa bersedekah sepanjang hidupnya, maka Allah akan memuliakan akhir kehidupannya.
Banyak kisah ulama dan orang saleh yang meninggal dalam keadaan berbuat baik—karena hatinya terlatih memberi.
Orang dermawan meninggal dengan tenang karena mereka selalu mengharapkan rahmat Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang paling terus-menerus dilakukan walaupun sedikit.” (HR. Bukhari)

Sedekah yang rutin, walau kecil, bisa menjadi penyebab husnul khatimah karena ia menjaga hubungan kita dengan Allah dan sesama.

Penutup

Syaikh Bin Baz mengingatkan kita bahwa sedekah adalah perisai dari kematian yang buruk.

Ia menghapus dosa, menolak bala, dan membuka pintu ampunan Allah.
Maka jangan pernah menunda sedekah, karena kita tak tahu di mana dan kapan ajal akan menjemput.

Kita harus memulai dengan hal kecil, karena Allah melihat keikhlasan kita.

> “Jagalah diri kalian dari api neraka, walau hanya dengan sedekah sebutir kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim). (Tengku Iskandar, M.Pd – Penyuluh Teladan dan Duta Literasi Pena Da’i Nusantara)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement