Ibadah
Beranda » Berita » Panduan Lengkap Puasa Sunnah: Niat, Keutamaan, dan Tips Istiqamah

Panduan Lengkap Puasa Sunnah: Niat, Keutamaan, dan Tips Istiqamah

Panduan Lengkap Puasa Sunnah Niat, Keutamaan, dan Tips Istiqamah

SURAU.COSelain ibadah wajib di bulan Ramadhan, Islam juga menganjurkan berbagai puasa sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa. Dengan menjalankan amalan ini, seorang Muslim dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, meneladani Rasulullah SAW, sekaligus meraih pahala berlimpah. Oleh karena itu, artikel ini akan menjadi panduan lengkap bagi Anda yang ingin menjalankan puasa sunnah Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, Daud, Arafah, dan Asyura, lengkap dengan niat serta keutamaannya.

Lantas, Mengapa Puasa Sunnah Begitu Penting?

Sebelum mendalami ragamnya, kita perlu memahami terlebih dahulu mengapa amalan ini begitu istimewa. Pada dasarnya, puasa sunnah berfungsi sebagai penyempurna ibadah wajib, penambah pundi-pundi pahala, dan sarana untuk melatih kesabaran serta pengendalian diri. Bahkan, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini jelas menunjukkan betapa besarnya ganjaran yang Allah siapkan bagi orang yang berpuasa, termasuk puasa sunnah.

Ragam Puasa Sunnah, Niat, dan Keutamaannya

Berikut adalah panduan praktis untuk beberapa puasa sunnah yang populer:

1. Puasa Senin dan Kamis

Rasulullah SAW membiasakan diri untuk berpuasa secara rutin pada hari Senin dan Kamis.

  • Niat Puasa Senin: Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lillâhi ta’âlâ. (Aku berniat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta’ala.)

    Cara Tepat Menyempurnakan Shalat bagi Makmum Masbuq

  • Niat Puasa Kamis: Nawaitu shauma yaumal khamîsi sunnatan lillâhi ta’âlâ. (Aku berniat puasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta’ala.)

Catatan: Anda dapat melafalkan niat puasa sunnah sejak malam hari hingga sebelum matahari tergelincir (waktu Dzuhur), asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Keutamaan:
Keistimewaan utama puasa ini terletak pada status Senin dan Kamis sebagai hari ketika Allah mengangkat amalan hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Amal-amal perbuatan itu diangkat pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalku diangkat sementara aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi, Shahih). Di samping itu, dengan menjalankannya, kita turut mengikuti sunnah yang sangat dicintai Nabi, sebagaimana Aisyah RA sampaikan, “Rasulullah SAW sangat antusias berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i, Shahih).

2. Puasa Ayyamul Bidh (Hari-hari Putih)

Selanjutnya, umat Islam menjalankan puasa Ayyamul Bidh pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah. Penamaan ‘hari-hari putih’ ini merujuk pada kondisi bulan yang bersinar terang benderang pada malam-malam tersebut.

  • Niat: Nawaitu shauma ayyâmil bîdl sunnatan lillâhi ta’âlâ. (Aku berniat puasa sunnah Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.)

    Memahami Syarat Sahnya Azan

Keutamaan:
Rasulullah SAW menyatakan bahwa berpuasa selama tiga hari setiap bulan pahalanya sebanding dengan berpuasa sepanjang tahun. Lebih dari itu, amalan ini juga merupakan salah satu dari tiga wasiat utama Nabi kepada Abu Hurairah RA.

3. Puasa Daud

Puasa Daud merupakan puasa sunnah paling utama yang pelaksanaannya berselang-seling: sehari berpuasa, kemudian hari berikutnya tidak.

  • Niat: Nawaitu shauma dâwûda sunnatan lillâhi ta’âlâ. (Aku berniat puasa sunnah Daud karena Allah Ta’ala.)

Keutamaan:
Amalan ini adalah puasa yang paling Allah cintai. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menjelaskan, “Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Daud… Ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR. Bukhari no. 1131 dan Muslim no. 1159).

4. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

Umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji sangat dianjurkan untuk menjalankan Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Panduan Amalan Khusus di Kota Suci Madinah

  • Niat: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ. (Aku berniat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.)

Keutamaan:
Keutamaannya pun sangat luar biasa, sebab Allah menjanjikan pengampunan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang bagi yang menjalankannya (HR. Muslim no. 1162).

5. Puasa Tasu’a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram)

Puasa Asyura pada 10 Muharram juga memiliki keutamaan yang besar. Namun, untuk membedakan diri dari kebiasaan kaum Yahudi, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk menambahkan puasa pada hari sebelumnya, yaitu 9 Muharram (puasa Tasu’a).

  • Niat Puasa Tasu’a: Nawaitu shauma tâsû’â-a sunnatan lillâhi ta’âlâ. (Aku berniat puasa sunnah Tasu’a karena Allah Ta’ala.)

  • Niat Puasa Asyura: Nawaitu shauma âsyûrâ-a sunnatan lillâhi ta’âlâ. (Aku berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.)

Keutamaan:
Menurut hadis, puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang telah lalu. Sementara itu, puasa Tasu’a menjadi penyempurna dan pembeda dari Ahli Kitab, sesuai keinginan Rasulullah SAW.

Tips agar Tetap Istiqamah dalam Berpuasa Sunnah

Agar dapat konsisten menjalankannya, berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

  • Luruskan Niat: Pertama-tama, niatkan setiap puasa semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT.

  • Mulai dari yang Ringan: Jika belum terbiasa, akan lebih baik jika Anda mengawalinya dengan puasa Senin Kamis atau Ayyamul Bidh.

  • Cari Teman Seperjuangan: Kemudian, ajaklah teman atau keluarga untuk berpuasa bersama agar bisa saling menyemangati.

  • Pahami Keutamaannya: Selain itu, selalu ingat betapa besar ganjaran yang Allah janjikan untuk memotivasi diri.

  • Terus Berdoa: Akhirnya, jangan pernah berhenti memohon kepada Allah agar senantiasa memberikan kekuatan dan keistiqamahan.

Kesimpulannya, puasa sunnah merupakan ladang pahala yang sangat luas. Oleh karena itu, dengan niat yang tulus dan kesungguhan, semoga kita semua mampu mengamalkannya untuk meraih ridha Allah SWT dan memperberat timbangan kebaikan kita. (Muslimup/KAN)

× Advertisement
× Advertisement