Opinion
Beranda » Berita » Menghidupkan Warisan Ilmu: Kajian Kitab Ar-Risalah Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah

Menghidupkan Warisan Ilmu: Kajian Kitab Ar-Risalah Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah

Menghidupkan Warisan Ilmu: Kajian Kitab Ar-Risalah Imam Asy-Syafi’i rahimahullah

Menghidupkan Warisan Ilmu: Kajian Kitab Ar-Risalah Imam Asy-Syafi’i rahimahullah

 

 

Menyambut Fajar dengan Ilmu

Dalam suasana tenang selepas Subuh, di saat fajar menyingsing dan cahaya mentari mulai menembus langit, sekelompok kaum muslimin berkumpul di Masjid Zaid bin Tsabit, Delima – Pekanbaru. Mereka bukan hanya hadir untuk shalat berjamaah, namun juga untuk menyambung tradisi keilmuan Islam yang diwariskan para ulama. Setiap Jumat pagi, tempat ini menjadi saksi kebangkitan semangat menuntut ilmu melalui kajian kitab Ar-Risalah karya Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, yang dibimbing langsung oleh Ustadz Dr. Dasman Yahya Ma’ali, Lc., MA hafizahullah.

Kajian ini tidak hanya berlangsung secara lokal, tetapi juga disiarkan langsung melalui gelombang udara Radio Robbani 91.1 FM. Melalui siaran tersebut, ilmu menjangkau lebih luas, menembus batas-batas geografis, mempertemukan pencari kebenaran dengan warisan ilmu syar’i yang agung.

Dahlan: Bisikan Prabowo Subianto

Imam Asy-Syafi’i dan Ar-Risalah: Tonggak Usul Fikih

Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i rahimahullah adalah salah satu mujtahid besar dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai pendiri madzhab Syafi’i dan sebagai peletak dasar metodologi istinbath hukum Islam yang sistematis. Salah satu karya fenomenalnya adalah Ar-Risalah, kitab yang menjadi pionir dalam ilmu Ushul Fikih.

Kitab Ar-Risalah membahas prinsip-prinsip dasar dalam menggali hukum Islam dari sumber-sumbernya. Ia menegaskan pentingnya berpegang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta memberikan kerangka berpikir dalam memahami ijtihad, ijma’, qiyas, dan hubungan antara nash dan ra’yu.

Melalui kitab ini, Imam Asy-Syafi’i tidak hanya menulis buku, tapi membangun fondasi keilmuan yang menjadi acuan ratusan ulama setelahnya. Ar-Risalah adalah titik temu antara intelektualitas dan spiritualitas; antara akal dan wahyu; antara warisan dan inovasi dalam kerangka syariat.

Mengapa Kajian Kitab Klasik Masih Relevan?

Sebagian orang mungkin bertanya: “Mengapa kita masih mengkaji kitab klasik berusia lebih dari seribu tahun?” Jawabannya sederhana, namun dalam: karena kebenaran tidak usang oleh waktu.

Kitab-kitab para ulama terdahulu, khususnya seperti Ar-Risalah, menyajikan ilmu murni yang terjaga otentisitasnya. Di tengah derasnya informasi dan fatwa instan, umat sangat membutuhkan pegangan ilmiah yang kuat, yang tidak terpengaruh oleh arus zaman atau hawa nafsu.

Rokok Bukan Gaya, Tapi Bahaya! di Ma’had Tahfizh Abu Ad Darda’

Dengan mempelajari Ar-Risalah, umat Islam belajar bagaimana berinteraksi dengan dalil, bagaimana berijtihad dengan prinsip, dan bagaimana menjaga kemurnian ajaran Islam tanpa membekukan syariat.

Ustadz Dr. Dasman Yahya Ma’ali: Pembimbing Ilmiah yang Mumpuni

Ustadz Dr. Dasman Yahya Ma’ali, Lc., MA hafizahullah adalah seorang akademisi dan da’i yang telah lama malang melintang dalam dunia pendidikan dan dakwah. Latar belakang pendidikan beliau yang kuat dari Timur Tengah menjadikan beliau sosok yang kredibel dalam mengkaji kitab-kitab turats seperti Ar-Risalah.

Dengan pendekatan sistematis dan penuh hikmah, beliau mampu menjelaskan konsep-konsep ushul fikih yang rumit menjadi mudah dipahami oleh jamaah. Gaya bahasa beliau yang ilmiah namun membumi, serta semangat beliau dalam membumikan warisan ulama, menjadikan kajian ini sangat dinanti-nantikan setiap pekannya.

Masjid Zaid bin Tsabit: Menapak Jejak Sahabat Penghafal Wahyu

Pemilihan nama masjid ini bukan tanpa makna. Zaid bin Tsabit adalah sahabat Rasulullah ﷺ yang dikenal sebagai penulis wahyu dan penghafal Al-Qur’an. Ia juga berperan penting dalam pengumpulan mushaf Al-Qur’an pada masa Khalifah Abu Bakar dan Utsman bin Affan.

Dengan menjadikan masjid ini sebagai pusat kajian ilmu, seolah semangat Zaid bin Tsabit dihidupkan kembali: semangat mencintai ilmu, menjaga kemurnian wahyu, dan menyebarkan pemahaman syar’i kepada umat.

NPWP: Antara Kewajiban Dunia dan Bekal Akhirat

Keutamaan Menuntut Ilmu di Waktu Pagi

Kajian ini diselenggarakan setiap hari Jumat pagi, ba’da Subuh. Waktu yang sangat diberkahi dalam Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:

> اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya.” (HR. Abu Dawud)

Dengan menghadiri majelis ilmu di waktu pagi, para peserta tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga keberkahan waktu, kesehatan ruhani, dan ketenangan batin.

Peran Media Dakwah: Radio Robbani 91.1 FM

Radio Robbani sebagai media dakwah memiliki peran penting dalam menjangkau masyarakat yang tidak bisa hadir langsung. Dengan motto “Menjadi Ilmu dan Peradaban”, radio ini tidak sekadar menyampaikan suara, tetapi menyampaikan pencerahan, membangun akhlak, dan membentuk peradaban yang berpijak pada ilmu.

Melalui siaran live, kajian Ar-Risalah tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Pekanbaru, tetapi juga oleh siapa saja yang mengakses frekuensi 91.1 FM atau kanal daring mereka.

Kesimpulan: Bangkit Bersama Ilmu

Kajian kitab Ar-Risalah bukan sekadar agenda rutin. Ia adalah gerakan ilmiah, ruhani, dan peradaban. Di tengah arus pemikiran yang mengaburkan batas kebenaran, kajian ini menjadi oase bagi mereka yang ingin kembali kepada manhaj yang lurus.

Mari hadirkan diri dan hati dalam majelis-majelis ilmu seperti ini. Karena setiap langkah menuju majelis ilmu adalah langkah menuju surga, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

> “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Semoga Allah memberkahi kajian ini, para pengajarnya, para pesertanya, dan seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya majelis ilmu ini.

📍 Info Kajian: Tema: Kajian Kitab Ar-Risalah karya Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, Pemateri: Ustadz Dr. Dasman Yahya Ma’ali, Lc., MA, Waktu: Setiap Jumat ba’da Subuh, Tempat: Masjid Zaid bin Tsabit, Delima – Pekanbaru, Live: Radio Robbani 91.1 FM; Diselenggarakan oleh: DYM – Dakwah Yuk Maju.

Jika Anda tidak bisa hadir secara langsung, jangan khawatir. Cukup hidupkan radio Anda atau akses siaran live, dan jadikan waktu Subuh sebagai momentum perubahan menuju hidup yang lebih berilmu dan lebih bermakna. Wallahu a’lam. (Tengku Iskandar)

× Advertisement
× Advertisement