Menghidupkan Sunnah Melalui Kajian: Meneladani Sifat Shalat Nabi ﷺ
Shalat merupakan tiang agama, sebuah kewajiban utama dalam Islam yang menjadi pembeda antara seorang Muslim dan non-Muslim. Namun, betapa banyak di antara kita yang menunaikan shalat hanya sebagai rutinitas, tanpa mengetahui bagaimana Rasulullah ﷺ melakukannya dengan penuh khusyu’, kekhususan gerakan, dan kesempurnaan adab. Oleh karena itu, hadirnya kajian ilmiah dengan tema “Sifat Shalat Nabi” merupakan angin segar yang sangat berharga bagi umat Islam, khususnya masyarakat Balikpapan yang berkesempatan menghadirinya setiap Ahad malam di Masjid Nurul Haq.
1. Pentingnya Meneladani Shalat Nabi
Rasulullah ﷺ bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari). Hadits ini menjadi dasar utama bahwa dalam menunaikan shalat, kita diperintahkan untuk mencontoh langsung Rasulullah ﷺ, bukan berimprovisasi sesuai pemahaman pribadi. Sayangnya, banyak umat Islam yang belum mengetahui rincian dari sifat shalat beliau, baik dari takbiratul ihram hingga salam.
Shalat bukan hanya tentang mengucapkan lafaz dan melakukan gerakan, melainkan ibadah yang mengandung adab, tata cara, serta ruh spiritual yang sangat mendalam. Maka, menghadiri kajian ini bukan sekadar untuk menambah ilmu, tapi untuk memperbaiki fondasi utama ibadah kita kepada Allah SWT.
2. Ustadz Abu Mu’awiyah Askary: Sosok Dai Ilmiah dan Konsisten
Kajian ini disampaikan oleh Ustadz Abu Mu’awiyah Askary – hafizhahullah –, seorang dai yang dikenal luas karena konsistensinya dalam membawakan materi-materi ilmiah berbasis dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat. Gaya penyampaiannya yang tenang, lugas, dan penuh hikmah membuat ilmu yang disampaikan mudah dicerna dan membekas dalam hati para pendengar.
Kehadiran beliau dalam menyampaikan tema tentang “Sifat Shalat Nabi” menjadi sangat relevan. Beliau dikenal tidak hanya berbicara secara teoritis, tetapi juga aplikatif dalam membimbing umat agar mampu mengamalkan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
3. Tempat yang Penuh Keberkahan: Masjid Nurul Haq
Masjid Nurul Haq, yang terletak di Jalan Cendrawasih, Gatu, Balikpapan, bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban ilmu. Setiap Ahad malam, suasana masjid menjadi lebih hidup dengan kehadiran jamaah dari berbagai kalangan, baik pria maupun wanita, tua maupun muda, yang datang dengan semangat menuntut ilmu.
Kajian ini berlangsung setiap Ahad malam (malam Senin), ba’da Maghrib sampai selesai, dan terbuka untuk umum. Keterbukaan ini menunjukkan bahwa ilmu tidak mengenal sekat, dan siapa pun yang ingin memperbaiki ibadahnya memiliki kesempatan yang sama untuk duduk di taman-taman surga, yakni majelis ilmu.
4. Mengapa Harus Belajar Sifat Shalat?
Belajar sifat shalat Nabi bukan perkara sepele. Kesalahan kecil dalam shalat, jika dilakukan terus-menerus tanpa dasar ilmu, bisa mengurangi pahala bahkan bisa menyebabkan tidak sahnya shalat. Misalnya, banyak yang tidak mengetahui bahwa meletakkan tangan setelah rukuk memiliki tata cara tertentu, atau bagaimana membaca tasyahhud dengan posisi jari yang benar, atau di mana letak pandangan mata saat sujud dan berdiri.
Setiap detail dalam shalat mengandung hikmah dan kesempurnaan yang berasal dari wahyu. Oleh sebab itu, mengikuti sunnah dalam shalat adalah bentuk kepatuhan yang nyata terhadap perintah Allah SWT dan cinta kepada Rasul-Nya.
5. Keistimewaan Menghadiri Majelis Ilmu
Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Kajian seperti ini bukan hanya menjadi ladang ilmu, tetapi juga ladang pahala yang tidak ternilai. Di tengah kesibukan dunia, menyisihkan waktu untuk hadir di majelis ilmu adalah bukti kesungguhan hati dalam mencari ridha Allah.
Bahkan dalam hadits lain, disebutkan bahwa para malaikat menaungi majelis ilmu dengan sayap-sayap mereka, dan Allah menyebut nama-nama penuntut ilmu kepada makhluk-Nya yang berada di langit.
6. Kajian Rutin: Konsistensi Menuju Perbaikan
Salah satu kunci sukses dalam memperbaiki ibadah adalah konsistensi. Kajian ini diselenggarakan secara rutin setiap pekan, yang memungkinkan peserta untuk mempelajari satu per satu aspek dalam shalat Nabi ﷺ secara bertahap dan sistematis. Dengan mengikuti kajian secara kontinu, maka perubahan positif dalam cara kita beribadah akan terasa nyata.
Bukan hanya memperbaiki sisi teknis shalat, tetapi juga memperdalam pemahaman maknawi: mengapa kita harus khusyu’? Apa hubungan antara shalat dan kehidupan sehari-hari? Bagaimana shalat bisa menjadi penenang hati dan solusi dari masalah hidup?
7. Membangun Masyarakat Ilmiah dan Bertakwa
Kajian seperti ini juga menjadi pilar dalam membentuk masyarakat yang lebih religius dan ilmiah. Di tengah tantangan zaman yang penuh fitnah, kegiatan keislaman yang kuat dengan dasar ilmu syar’i menjadi benteng kokoh bagi umat. Masyarakat yang terbiasa duduk di majelis ilmu akan memiliki pandangan hidup yang lebih lurus, lebih tenang, dan lebih kuat dalam menghadapi ujian kehidupan.
Khusus di kota Balikpapan, keberadaan Masjid Nurul Haq sebagai pusat kajian seperti ini merupakan nikmat besar yang patut disyukuri. Komitmen masjid dalam mengadakan kajian ilmiah menjadi contoh nyata bahwa masjid tidak hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga pusat pendidikan dan pembinaan umat.
8. Keterlibatan Komunitas dan Media Dakwah
Dalam publikasi kajian ini, terlihat pula dukungan dari berbagai komunitas dakwah seperti Ayo Ngaji, Rainsurga, dan media sosial Ustadz Askary. Hal ini menunjukkan sinergi yang baik antara dakwah tradisional (majlis ilmu langsung) dan dakwah digital. Informasi mengenai kajian bisa diakses melalui kanal Telegram, Instagram, dan YouTube @Askarybinjamal, sehingga memungkinkan umat Islam dari luar Balikpapan turut mengambil manfaat dari rekaman kajian tersebut.
Sinergi ini juga membuka ruang bagi generasi muda untuk lebih mudah mengakses ilmu agama melalui medium yang mereka akrabi, yakni media sosial.
9. Menyebarkan Manfaat: Hadir dan Ajak yang Lain
Bagi yang telah mengetahui adanya kajian ini, jangan puas dengan hanya hadir sendiri. Jadilah penyambung kebaikan dengan mengajak keluarga, teman, tetangga, atau siapa saja yang ingin memperbaiki shalatnya. Sebab dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pelakunya.” (HR. Muslim).
10. Penutup: Mari Hidupkan Sunnah, Perbaiki Shalat Kita
Shalat adalah pilar utama yang akan ditanya pertama kali di akhirat. Jika shalat kita baik, maka baiklah seluruh amal kita. Jika shalat kita rusak, maka rusak pula seluruh amal. Maka, marilah kita jadikan kajian “Sifat Shalat Nabi” ini sebagai momentum memperbaiki shalat kita, memperdalam pemahaman tentang sunnah, dan menguatkan ikatan kita dengan Allah SWT melalui ibadah yang benar.
Jangan biarkan waktu berlalu tanpa usaha memperbaiki ibadah. Jadikan setiap Ahad malam di Masjid Nurul Haq sebagai waktu bertemu dengan ilmu, iman, dan ukhuwah. Semoga Allah memberkahi langkah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba yang khusyu’ dalam shalat dan hidupnya. Wallahu a’lam. (Junaidi/Iskandar)