Ibadah
Beranda » Berita » Menggali Makna Sabar

Menggali Makna Sabar

Makna sabar dalam Islam yang sesungguhnya. Bukan kelemahan, tapi kekuatan. Pahami tiga jenis sabar dan batasannya menurut Al-Quran dan ulama

SURAU.CO. Bersikap sabar adalah satu sikap yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sabar merupakan salah satu akhlak mulia yang ditekankan dalam Islam. Dalam kajian sabar menjadi salah satu kajian besar ilmu tasawuf. Kesabaran membuat seseorang bisa bersikap tegas agar tidak cepat mengeluh, panik, dan cepat menyerah. Para ulama mengkaji makna sabar dalam beberapa tulisannya.

Sabar seringkali disalahartikan sebagai sikap lemah dan pasrah. Banyak orang menganggapnya sebagai tanda keputusasaan. Namun, pandangan ini sangat keliru. Dalam Islam, sabar adalah permata bagi para wali Allah. Ia menjadi adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar merupakan cahaya yang menerangi jalan menuju kebahagiaan hakiki.

Menurut Prof. DR. M. Quraish Shihab makna sabar secara umum terbagi menjadi dua, yaitu kesabaran jasmani dan kesabaran rohani. Adapun kesabaran jasmani adalah kesabaran menerima dan menjalankan perintah agama yang berhubungan dengan jasmani. Seperti, ketekunan dalam menunaikan ibadah haji. Hal ini menyebabkan kelelahan. Sedangkan kesabaran rohani adalah kemampuan untuk menekan hawa nafsu yang dapat berujung pada kejahatan, seperti sabar dalam menekan amarah atau hasrat seksual yang tidak pantas.

Sifat mulia ini menempati posisi yang sangat istimewa. Menurut Imam Al-Ghazali,  Al-Quran menyebut kata sabar lebih dari tujuh puluh kali. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesabaran bagi seorang muslim. Allah SWT menjanjikan ganjaran besar bagi hamba-Nya yang bersabar.

Allah berfirman:

Menyelaraskan Pikiran dan Perbuatan: Kunci Hidup yang Autentik dan Bermakna

Artinya: “… Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl: 96).

Bagi orang sabar pahala tidak hanya di dunia. Kelak di akhirat, para malaikat menyambut ahli surga dengan ucapan selamat atas kesabaran mereka.

“Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” (QS Ar-Ra’d: 24).

Sabar Adalah Kekuatan, Bukan Kelemahan

Untuk memahami makna sabar, kita harus melihat makna aslinya. Kata sabar berasal dari bahasa Arab ash-shabru. Makna dasarnya adalah menahan, kuat, dan tahan banting. Istilah Arab kuno bahkan menggunakan kata ini untuk proses mengawetkan bangkai (ṣabara al-jutsah). Tujuannya agar bangkai itu tahan lama dan tidak mudah hancur.

Dari sini, kita memahami bahwa makna sabar adalah tentang kekuatan. Ia adalah kemampuan untuk bertahan dan tidak mudah hancur oleh keadaan. Al-Quran menegaskan makna ini dalam kisah perang.

Ratusan Nyawa Melayang Saat Mencari Makanan di Gaza

“Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, ‘Betapa banyak kelompok kecil bisa mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.’

Dan Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah: 249).

Ayat ini berbicara tentang prajurit yang tangguh. Mereka sabar atau tahan banting. Jumlah mereka sedikit tetapi mampu mengalahkan musuh yang besar. Allah menegaskan lagi dalam ayat lain bahwa sabar adalah ciri orang yang kuat.

 “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali ‘Imran: 146).

Jelas, orang sabar adalah mereka yang tidak lemah dan tidak menyerah. Inilah kekuatan yang dimiliki Rasulullah dan para sahabat. Mereka kuat saat ditindas di Makkah. Mereka juga kuat saat berperang di Madinah.

Akad Tabarru Konsep Tolong-Menolong dalam Keuangan Syariah

Tiga Dimensi Kesabaran dalam Kehidupan

Hakikat sabar terwujud dalam tiga ranah utama. Setiap ranah membutuhkan perjuangan dan keteguhan hati.

1. Sabar dalam Menjalankan Ketaatan
Seorang hamba perlu sabar untuk taat kepada Allah. Contohnya saat udara pagi sangat dingin. Kita memaksa diri menahan dinginnya air untuk berwudhu. Kita juga menahan kantuk untuk mendirikan shalat Subuh. Perjuangan melawan hawa nafsu ini adalah bentuk sabar dalam ketaatan. Kita melakukannya semata-mata mengharap ridha Allah.

2. Sabar dalam Menjauhi Maksiat
Nafsu manusia cenderung menyukai hal-hal terlarang. Menahan diri dari godaan maksiat adalah jihad yang besar. Perjuangannya lebih berat daripada melakukan ibadah sunnah. Para ulama menyebut meninggalkan satu maksiat lebih utama daripada seribu kesunahan. Sebab, meninggalkan yang haram hukumnya wajib. Ini adalah perjuangan melawan setan dan hawa nafsu.

3. Sabar dalam Menghadapi Musibah
Musibah adalah ujian dari Allah. Bentuknya bisa berupa penyakit, kemiskinan, atau kehilangan. Perlakuan buruk dari orang lain juga termasuk musibah. Jika kita menghadapinya dengan sabar, musibah itu akan menghapus dosa. Bahkan, ia bisa meninggikan derajat kita di sisi Allah. Rasulullah SAW bersabda:

Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan dan penyakit, kekhawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab itu semua Allah akan menghapus dosa-dosanya.” (HR Al-Bukhari).

Batasan Sabar

Mengutip laman nu.or.id, meskipun mulia, sikap sabar memiliki batasan. Tidak semua bentuk sabar mempunyai arti yang baik. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan hukum sabar. Ada sabar yang wajib, sunnah, makruh, bahkan haram.

Sabar yang wajib adalah menahan diri dari larangan syariat. Sabar yang sunnah adalah menahan diri dari hal yang makruh. Namun, ada sabar yang haram. Ini terjadi ketika seseorang diam saat kezaliman terjadi. Contohnya, seorang suami melihat istrinya diganggu orang lain. Ia merasa cemburu tetapi memilih diam. Sikap diam dan sabar dalam kondisi seperti ini adalah haram. Ia justru terjebak dalam dosa karena tidak membela diri dan kehormatan.

Sabar adalah adalah pilar kekuatan iman. Memahaminya dengan benar akan membuat kita menjadi muslim yang kuat, tangguh, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kehidupan. ( ENHA/ berbagai sumber)

× Advertisement
× Advertisement