SURAU.CO – Ilmu adalah anugerah besar dari Allah SWT. Ia menerangi akal dan hati manusia. Ilmu mengangkat derajat individu, dan pada gilirannya juga memajukan peradaban. Namun, ilmu ibarat pedang bermata dua. Ia bisa membawa kebaikan besar. Akan tetapi, ia juga bisa menjadi alat keburukan. Ilmu yang tidak disertai akhlak baik dapat menumbuhkan kesombongan. Sifat takabbur dan sombong adalah penyakit hati, penyakit ini sangat dibenci Allah SWT. Terutama bagi orang berilmu. Oleh karena itu, menjauhi sifat ini sangat krusial demi keberkahan ilmu itu sendiri.
Takabbur dan Sombong dalam Pandangan Islam
Takabbur adalah merasa diri lebih besar, atau merasa lebih mulia. Sifat ini muncul dari perasaan bangga berlebihan. Sombong adalah manifestasi dari takabbur, ia terlihat dalam ucapan dan tingkah laku. Kedua sifat ini sangat dilarang dalam Islam. Al-Qur’an dan Sunnah banyak mengecamnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra’ ayat 37:
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al-Isra’: 37)
Ayat ini secara tegas melarang kesombongan. Sifat ini menunjukkan ketidakmengertian manusia bahwa manusia adalah makhluk lemah. Kita tidak memiliki kekuatan sejati. Nabi Muhammad SAW juga bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi.” (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan bahaya besar kesombongan, bahkan kesombongan dapat menghalangi masuk surga.
Bagi penuntut ilmu, kesombongan sangat berbahaya. Ilmu seharusnya membuat seseorang rendah hati, seharusnya mendekatkan semakin dekat kepada Allah. Namun, kesombongan justru menjauhkan.
Mengapa Ilmu Bisa Menjadi Pemicu Kesombongan?
Ironisnya, ilmu terkadang dapat menjadi pemicu kesombongan. Mengapa demikian?
-
Perasaan Superioritas: Orang berilmu sering merasa lebih pintar. Mereka merasa lebih unggul, dan hal ini bisa menimbulkan rasa bangga berlebihan.
-
Pujian Orang Lain: Pujian yang berlebihan dapat memicu kesombongan. Ketika orang lain memuji ilmunya, seseorang bisa terlena.
-
Lupa Asal-Usul Ilmu: Setiap ilmu datang dari Allah SWT. Kita hanya perantara. Jika lupa ini, kita bisa merasa memiliki ilmu, dan ini adalah awal kesombongan.
-
Kurangnya Rasa Syukur: Kurangnya syukur atas nikmat ilmu dapat membuat seseorang angkuh. Ia tidak mengakui karunia Allah.
-
Perbandingan yang Salah: Membandingkan diri dengan orang lain, terutama dengan yang ilmunya kurang, ini bisa menumbuhkan rasa sombong.
Ilmu sebagai Penawar Kesombongan
Paradoksnya, ilmu juga merupakan penawar terbaik. Ilmu yang benar justru dapat menjauhkan dari takabbur. Bagaimana caranya?
-
Mengenal Kebesaran Allah SWT: Semakin banyak kita belajar, semakin kita sadar betapa kecilnya diri kita dan betapa luasnya ilmu Allah. Ilmu kita hanyalah setetes air di lautan tak bertepi. Ini menumbuhkan kerendahan hati.
-
Memahami Keterbatasan Diri: Ilmu mengajarkan kerendahan hati. Kita menyadari banyak hal yang tidak kita tahu. Setiap jawaban memunculkan pertanyaan baru, dan kita tidak akan pernah tahu segalanya.
-
Tafakkur dan Tadabbur: Ilmu mendorong kita bertafakkur, yaitu merenungkan ciptaan Allah. Ia juga mendorong bertadabbur, yaitu merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an. Renungan ini menumbuhkan rasa syukur dan kerendahan hati.
-
Menyadari Tujuan Ilmu: Tujuan ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah. Tujuan lainnya adalah berbuat kemaslahatan, ia bukan untuk pamer atau merasa lebih baik.
-
Melihat Teladan Ulama Salaf: Ulama salaf adalah contoh sempurna. Mereka sangat berilmu, namun mereka sangat tawadhu (rendah hati). Mereka tidak pernah sombong. Bahkan, semakin berilmu, semakin mereka tunduk.
-
Mengamalkan Ilmu: Ilmu yang diamalkan dengan ikhlas akan membersihkan hati. Ia menjauhkan dari sifat tercela, termasuk kesombongan.
Cara Praktis Menjauhi Takabbur dan Sombong
Beberapa cara praktis dapat kita lakukan untuk menjauhi sifat takabbur dan sombong:
-
Perbanyak Istighfar: Mohon ampun kepada Allah. Ini mengingatkan kita pada dosa dan kekurangan kita.
-
Renungkan Kematian dan Akhirat: Kematian adalah pengingat. Kita semua akan kembali kepada Allah. Ilmu atau harta tidak akan menyelamatkan, hanya amal saleh dan hati bersih yang akan diterima.
-
Sering Bergaul dengan Orang Saleh: Bergaul dengan mereka yang rendah hati akan menular. Ini akan menginspirasi kita untuk meneladani mereka.
-
Ingat Asal-Usul Diri: Kita berasal dari setetes air hina, dan kita tidak memiliki daya apa-apa tanpa karunia-Nya. Ini menumbuhkan kerendahan hati.
-
Bersyukur Secara Tulus: Setiap ilmu adalah karunia. Syukuri dengan hati dan lisan, lalu gunakan ilmu di jalan Allah.
-
Berkhidmat kepada Umat: Manfaatkan ilmu untuk orang lain. Bantu mereka yang membutuhkan. Hal ini akan membersihkan hati dari kesombongan.
Takabbur dan sombong adalah penyakit hati yang berbahaya, terutama bagi penuntut ilmu. Ilmu seharusnya menjadi jalan menuju kerendahan hati, seharusnya mendekatkan kepada Allah, bukan justru menjauhkan. Dengan memahami hakikat ilmu, kita dapat menggunakannya dengan bijak. Kita dapat menjadi pribadi tawadhu. Ini adalah kunci keberkahan ilmu, dan juga kunci kebahagiaan sejati. Marilah kita terus menuntut ilmu dengan ikhlas, dan mari kita jadikan ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
