SURAU.CO – Lolly Suhenty, S.Sos.I., M.H., adalah sosok yang merepresentasikan dedikasi panjang seorang aktivis perempuan. Jauh sebelum dikenal publik melalui perannya di Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, ia telah konsisten menyuarakan isu krusial seperti hak-hak perempuan, kesetaraan gender, antikorupsi, dan partisipasi publik di berbagai forum nasional. Perjalanannya dari aktivisme hingga menduduki berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Anggota Bawaslu RI periode 2022-2027 yang mengoordinasikan Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat, adalah narasi inspiratif. Kisah Lolly menunjukkan bagaimana idealisme dan kegigihan dapat mengukir perubahan demi demokrasi yang lebih substantif dan inklusif, sebuah semangat yang melampaui batasan institusional.
Fondasi Awal: Latar Belakang dan Pendidikan
Lahir di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada 28 Februari 1978, Lolly Suhenty adalah ibu dari tiga anak. Ia juga dikenal sebagai kader dan aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU). Jejak pendidikannya dimulai di SDN Palangka 19 Palangkaraya. Ia lulus dari sana pada tahun 1984. Kemudian, tradisi santri di Pondok Pesantren Ar-Riyadh, Cianjur, Jawa Barat (1990-1996) turut menempanya. Di sana, Lolly mendalami ilmu agama melalui metode ‘sorogan’ yang khas. Pendidikan formalnya berlanjut di MTsN Pacet Cianjur. Ia lulus pada tahun 1990. Setelah itu, ia menamatkan pendidikan di MAN Pacet Cianjur pada tahun 1993.
Kehausannya akan ilmu membawanya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Di sana, Lolly mengambil jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Ia belajar dari tahun 1996 hingga 2001 dan meraih gelar Sarjana Sosial Islam (S1). Semangat belajarnya tidak surut oleh waktu. Pada tahun 2017, ia melanjutkan studi ke tingkat strata dua. Lolly berhasil meraih gelar Magister Hukum (S2) dari Universitas Pakuan Bogor (Bawaslu RI, Tanpa Tahun).
Mengasah Jiwa Aktivisme: Dari Kampus ke Gerakan Sosial
Jiwa aktivisme Lolly Suhenty mulai membara sejak di bangku kuliah. Selama di IAIN Bandung, ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Ia tercatat sebagai pengurus Senat Mahasiswa Jurusan KPI Fakultas Dakwah. Lolly juga mengemban amanah sebagai Ketua Studi Gender Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Bandung. Selain itu, ia menjabat Redaktur Berita di Pers Mahasiswa Suaka. Di luar kampus, Lolly memperluas jaringan aktivismenya. Ia bergabung bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bandung Raya.
Keterlibatannya terus berlanjut dalam Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jawa Barat, yang kemudian membawanya aktif di Sekretariat Nasional KPI, memperluas jangkauan advokasinya ke level nasional. Ia juga menjadi Koordinator Divisi Dokumentasi, Informasi, dan Publikasi di Jaringan ALIMAT, sebuah gerakan nasional untuk kesetaraan dan kedaulatan keluarga Indonesia. Tak hanya itu, Lolly aktif sebagai pengurus pusat PP Fatayat Nahdlatul Ulama. Ia berperan di Bidang Advokasi, Politik, dan Hukum (Bawaslu RI, Tanpa Tahun). Ragam keterlibatannya di berbagai organisasi berskala nasional ini menunjukkan komitmen mendalam sejak dini untuk perjuangan hak-hak perempuan dan pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia.
Menegakkan Kesetaraan Gender dan Melawan Kekerasan
Salah satu fokus utama perjuangan Lolly adalah kesetaraan gender. Ia juga berupaya melawan kekerasan terhadap perempuan. Ia secara konsisten menekankan pentingnya kualitas diri perempuan dalam politik. Keterlibatan perempuan jangan hanya sekadar pemenuhan kuota. Menurutnya, perempuan harus memiliki bekal kualitas diri. Bekal itu untuk melawan framing yang kerap mendiskreditkan mereka (Validnews.id, 2023). Bahkan dalam berbagai kapasitasnya, ia terus menyuarakan hal penting. Ia ingin membangun ekosistem kerja dan sosial yang ramah gender dan bebas dari kekerasan.
Lolly menegaskan bahwa kekerasan seksual adalah masalah bersama. Oleh karena itu, perspektif gender harus menjadi landasan dalam setiap interaksi (SinPo.id, 2024). Ia juga aktif mengingatkan publik akan perjuangan panjang para aktivis perempuan. Perjuangan itu menghasilkan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). Lolly menekankan pentingnya pengawalan bersama terhadap implementasi UU tersebut (SinPo.id, 2024). Komitmen ini terlihat dalam berbagai forum dan dialog nasional, termasuk saat berinteraksi dengan Komnas Perempuan. Pembahasan kerap meliputi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk pentingnya standar yang sensitif gender dalam berbagai proses publik (Komnas Perempuan, 2023). Perjuangannya juga menyentuh isu kekerasan berbasis gender online (KBGO). Ia mengakui area ini memerlukan perhatian lebih lanjut terkait mekanisme pelaporan spesifik dan perlindungan korban (Koalisi Perempuan Indonesia, 2024).
Mengadvokasi Demokrasi Partisipatif dan Inklusif untuk Indonesia
Sebagai seorang advokat untuk sistem yang inklusif, Lolly Suhenty mendukung berbagai inisiatif nasional, termasuk deklarasi pemilu akses ramah disabilitas (Cakra Wikara Indonesia, 2023). Nilai-nilai demokrasi yang ia usung juga sangat kental dengan partisipasi masyarakat. Ia menolak politik identitas. Lolly kerap mengajak warga untuk tidak terjebak dalam politik identitas yang memecah belah. Ia menekankan pentingnya kontestasi politik dan sosial yang santun dan berintegritas (Klikers Indonesia, 2024).
Menurutnya, partisipasi masyarakat harus mengakar pada budaya agar lebih efektif (ANTARA News Nusa Tenggara Barat, 2024). Untuk itu, ia mendorong penguatan program-program yang memberdayakan masyarakat sipil. Hal ini menjadi krusial untuk kesehatan demokrasi (NUSABALI.com, 2024). Salah satu bentuknya adalah dukungan pada Pusat Pendidikan Pengawasan Partisipatif (P2P) yang digagas Bawaslu, sebagai contoh program prioritas untuk pelibatan publik secara nasional (Pendidikan Demokrasi Yang Inklusif: Bawaslu Canangkan Program P2P, 2025).
Merintis Jalan di Berbagai Arena Pengabdian Publik Nasional
Sebelum perannya di Bawaslu RI menjadi sorotan utama, Lolly Suhenty telah lama mengasah pengalamannya dalam berbagai peran strategis di tingkat nasional. Ia pernah berkiprah di Sekretariat Nasional Koalisi Perempuan Indonesia, memperkuat jejaring advokasi perempuan di seluruh negeri. Pengalamannya di parlemen juga tercatat. Ia menjadi Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen DPD RI. Ia juga menjabat Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia. Selain itu, ia menjadi Tenaga Ahli DPD RI. Peran ini memberinya kontribusi pemikiran dalam proses legislasi nasional. Kiprahnya di bidang pengawasan etika penyelenggara pemilu juga terlihat. Saat itu, ia menjadi Tim Pemeriksa Daerah Unsur Bawaslu DKPP (Bawaslu RI, Tanpa Tahun & sumber lainnya). Pengalaman beragam di panggung nasional ini memberinya pemahaman mendalam. Ia memahami proses legislasi, dinamika politik nasional, dan tata kelola pemerintahan serta kepemiluan.
Keterlibatannya di bidang kepemiluan secara lebih spesifik dimulai sebagai Tim Seleksi. Ia menyeleksi Calon Anggota Panwaslu di berbagai daerah pada tahun 2010, 2012, dan 2016, menunjukkan cakupan kerjanya yang luas.
Kontribusi Signifikan dan Api Perjuangan yang Terus Menyala
Pengabdian Lolly di tingkat daerah mencapai salah satu puncaknya saat ia terpilih menjadi Koordinator Divisi Humas Bawaslu Jawa Barat (2018-2023). Di posisi ini, ia menunjukkan kemampuan komunikasi publik yang efektif, yang diakui dengan penghargaan dari Bawaslu RI sebagai Pengelola Media Sosial Terbaik I pada tahun 2021 (Bawaslu RI, Tanpa Tahun). Kiprahnya berlanjut dan semakin menguat di tingkat nasional sebagai Anggota Bawaslu RI (2022-Sekarang), di mana ia terus membawa semangat aktivismenya.
Di Bawaslu RI, Lolly fokus pada pencegahan pelanggaran dan partisipasi masyarakat, serta getol mengadvokasi pemilu yang lebih inklusif dan adil. Buku karyanya, “Inovasi Pengawasan Pemilu 2024” (terbit Agustus 2024), dipandang sebagai kontribusi penting untuk membangun sistem pengawasan pemilu yang lebih kuat dan partisipatif. Publikasi tersebut menjadi pijakan untuk merancang strategi pengawasan yang lebih efektif (Siberasi.id, 2025; Jejakfakta.com, 2025; RMOL, 2025). Lolly juga menekankan pentingnya mempersempit gap antara teks aturan dengan realita di lapangan demi penegakan hukum yang lebih efektif (ANTARA News Nusa Tenggara Barat, 2024).
Jejak Inspiratif
Perjalanan Lolly Suhenty adalah bukti bahwa semangat aktivisme yang mengakar kuat dapat menjadi motor penggerak perubahan di berbagai arena. Dedikasinya pada nilai-nilai fundamental—demokrasi, keadilan gender, antikorupsi, dan partisipasi publik—telah membentuk rekam jejak yang solid dan menginspirasi. Prinsip-prinsip inilah yang tampaknya akan terus menjadi kompasnya, kemanapun langkah pengabdian membawanya di masa mendatang, baik di dalam maupun di luar struktur formal pemerintahan.
Jauh melampaui peran-peran institusional yang pernah atau akan diembannya, esensi kontribusi Lolly terletak pada kemampuannya menyuarakan isu-isu penting, membangun kesadaran, dan memobilisasi dukungan untuk perubahan positif di tingkat nasional sejak awal kiprahnya. Ia telah menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari konsistensi memperjuangkan keyakinan dan keberpihakan pada kepentingan publik. Nyala api aktivisme yang ia terus jaga dan tularkan menjadi inspirasi abadi—sebuah dampak berkelanjutan yang akan terus relevan dan menjadi suluh bagi generasi penerus yang mendambakan Indonesia yang lebih adil, setara, dan demokratis. Jejak langkahnya adalah pengingat bahwa setiap individu dengan integritas dan kegigihan dapat menjadi agen perubahan yang signifikan, melampaui batasan waktu dan jabatan. Kiprahnya akan terus menjadi narasi yang hidup tentang bagaimana idealisme dapat diterjemahkan menjadi aksi nyata yang berdampak bagi bangsa.
(Khayun Ahmad Noer)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.