SURAU.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia pasti menghadapi berbagai ujian. Ada ujian yang berbentuk kesulitan ekonomi, ujian kesehatan, perbedaan pendapat, hingga ujian berupa penderitaan yang menguras tenaga dan emosi. Dalam menghadapi semua itu, Islam mengajarkan satu sikap utama yang menjadi kunci ketenangan hati, yaitu sabar dan tahan terhadap ujian. Rasulullah memiliki Sifat sabar dan tahan uji yang patut dicontoh.
Sabar tidak hanya berarti menahan diri dari kemarahan atau keluhan, tetapi juga meliputi keteguhan hati, ketahanan dalam berjuang, serta kesungguhan untuk terus berada di jalan yang benar. Salah satu teladan terbaik dalam hal kesabaran adalah Rasulullah Muhammad ﷺ. Beliau bukan hanya menghadapi ujian secara pribadi, tetapi juga tantangan besar sebagai pemimpin umat. Kisah hidup beliau sarat dengan pelajaran tentang bagaimana bersabar dan tetap tegar dalam menghadapi rintangan.
Makna Sabar dan Jenisnya dalam Islam
Secara bahasa, sabar berarti menahan atau mengendalikan diri. Sedangkan secara istilah, sabar adalah sikap menahan diri dari rasa gelisah, marah, dan keluh kesah dalam menghadapi ujian, serta tetap berusaha menjalani perintah Allah dengan penuh keikhlasan.
Al-Qur’an banyak menyebut keutamaan sabar. Dalam surah Al-Baqarah ayat 153, Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Ayat ini menunjukkan bahwa sabar bukan sekadar sikap pasif, melainkan bentuk aktif dari keyakinan dan keteguhan hati. Sabar menuntut kita untuk tetap menjalankan kewajiban, menjauhi larangan, dan menerima ketentuan Allah dengan lapang dada.
Berkaitan dengan macam-macam jenis sabar, para ulama membagi sabar menjadi tiga bentuk utama yakni:
- Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Membutuhkan kesungguhan hati untuk terus istiqamah dalam ibadah, meskipun terkadang rasa malas atau godaan dunia datang menghalangi.
- Sabar dalam menjauhi larangan Allah. Mengendalikan diri dari perbuatan dosa dan maksiat, walaupun dorongan nafsu atau pengaruh lingkungan begitu kuat.
- Sabar menghadapi ujian dan takdir Allah
Menerima cobaan hidup dengan lapang dada, baik berupa kehilangan, kemiskinan, sakit, maupun musibah lainnya.
Sikap Sabar Rasulullah dalam Kehidupan
Kisah hidup Rasulullah dipenuhi contoh nyata kesabaran yang dapat kita teladani. Beberapa di antaranya:
1. Sabar Menghadapi Penentangan Kaum Quraisy
Pada masa awal dakwah di Makkah, Rasulullah ﷺ menghadapi penentangan keras dari kaumnya sendiri. Beliau dicemooh, dihina, bahkan dianggap gila. Tidak sedikit dari pengikutnya yang disiksa oleh orang-orang musyrik. Namun, beliau tetap sabar dan tidak pernah membalas dengan kekerasan.
Beliau mempraktikkan sabda beliau sendiri:
“Sabar itu cahaya.” (HR. Muslim)
2. Sabar dalam Menghadapi Kehilangan Orang Tercinta
Rasulullah mengalami banyak kehilangan dalam hidupnya: ayahnya wafat sebelum beliau lahir, ibunda saat beliau masih kecil, kakek yang mengasuhnya, hingga pamannya Abu Thalib dan istrinya tercinta Khadijah. Semua ini tidak membuat beliau terpuruk atau berputus asa.
Beliau mengajarkan bahwa seorang mukmin akan selalu dalam kebaikan jika mampu bersabar, sebagaimana sabda beliau:
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)
3. Sabar Menghadapi Kesulitan Ekonomi
Meski menjadi pemimpin umat, Rasulullah ﷺ hidup dengan kesederhanaan yang luar biasa. Beliau dan keluarganya seringkali hanya makan kurma dan minum air, bahkan pernah berhari-hari tanpa menyalakan api untuk memasak.
4. Sabar Menghadapi Luka di Perang Uhud
Dalam Perang Uhud, Rasulullah ﷺ mengalami luka cukup parah. Gigi beliau patah, wajahnya terluka, dan darah mengalir. Namun beliau tidak membalas dendam, bahkan mendoakan kaumnya agar mendapat hidayah, sejalan dengan perintah Allah:
“Dan jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126)
Tahan Uji: Lebih dari Sekadar Sabar
Sabar berarti menahan diri, sedangkan tahan uji adalah ketangguhan untuk terus melangkah meski badai ujian datang bertubi-tubi. Rasulullah ﷺ adalah pribadi yang tidak hanya sabar, tetapi juga tahan uji. Beliau bersabda:
“Barangsiapa berusaha untuk bersabar, Allah akan menjadikannya sabar. Tidak ada pemberian yang lebih luas dan lebih baik daripada kesabaran.” (HR. Bukhari)
Ada beberapa pelajaran penting dari teladan sabar dan tahan uji Rasulullah yang bisa kita terapkan:
- Tetap Tenang di Tengah Tekanan
Jangan mudah terpancing emosi saat menghadapi masalah. - Fokus pada Solusi, Bukan Masalah
Rasulullah selalu mencari jalan keluar terbaik, bukan terjebak dalam keluhan. - Mengutamakan Doa dan Tawakal
Rasulullah mengajarkan untuk memohon kekuatan dari Allah dalam kesabaran. - Tidak Membalas Keburukan dengan Keburukan
Sebagaimana firman Allah:
“Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik…” (QS. Fussilat: 34) - Istiqamah dalam Prinsip
Rasulullah tidak pernah meninggalkan prinsip kebenaran meski ditekan.
Penutup
Sabar dan tahan uji bukan sekadar sifat baik, melainkan kebutuhan bagi setiap muslim. Rasulullah ﷺ telah menunjukkan kepada kita bagaimana bersabar menghadapi penderitaan, tetap tegar di tengah tekanan, dan tidak pernah kehilangan arah.
Dengan meneladani beliau, kita akan mampu menjalani hidup dengan tenang, yakin bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk meraih pahala tanpa batas, sebagaimana janji Allah dalam QS. Az-Zumar: 10.
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
