Perpustakaan, Pilar Peradaban: Refleksi dari Painan untuk Indonesia.
Pada tanggal 15 Februari 2021, sebuah momentum penting tercatat dalam sejarah pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Di hari itu, Gedung Perpustakaan Umum Daerah secara resmi diresmikan oleh dua tokoh penting: H. Hendrajoni, S.H., M.H., selaku Bupati Pesisir Selatan saat itu, dan Drs. Muhammad Syarif Bando, M.M., selaku Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Prasasti ini bukan hanya simbol peresmian sebuah bangunan fisik, tetapi juga menjadi saksi lahirnya sebuah komitmen terhadap pembangunan peradaban melalui ilmu pengetahuan.
Perpustakaan: Lebih dari Sekadar Tempat Buku
Banyak orang masih memandang perpustakaan sebagai tempat yang sunyi, hanya dihuni tumpukan buku tua, dan dipenuhi keheningan yang membosankan. Padahal, perpustakaan sejatinya adalah jantung peradaban. Dari perpustakaanlah umat manusia menggali ilmu, melestarikan warisan intelektual, dan menyuburkan budaya literasi.
Jika kita menengok sejarah, tak sedikit kebangkitan peradaban dunia bermula dari geliat literasi dan budaya membaca. Perpustakaan Bayt al-Hikmah di Baghdad, misalnya, menjadi simbol kegemilangan ilmiah peradaban Islam pada abad ke-9. Di tempat itu, para ulama, filsuf, ilmuwan, dan penerjemah bekerja tanpa henti menyerap dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dari berbagai belahan dunia.
Demikian pula hari ini, di tengah arus globalisasi dan derasnya informasi digital, kehadiran perpustakaan tetap relevan. Gedung perpustakaan bukan hanya tempat membaca buku, tetapi juga menjadi ruang interaksi ilmu, tempat tumbuhnya kreativitas, dan pusat pemberdayaan masyarakat.
Mengangkat Martabat Daerah Melalui Literasi
Peresmian Gedung Perpustakaan Umum Daerah di Painan adalah salah satu wujud nyata dari upaya pemerintah daerah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakatnya. Proyek ini merupakan bagian dari DAK Pendidikan Sub Bidang Perpustakaan Tahun 2020, menunjukkan bahwa pembangunan ini didukung oleh program nasional.
Dalam konteks lokal, perpustakaan ini memiliki nilai strategis. Pesisir Selatan adalah daerah yang kaya akan budaya, sejarah, dan potensi sumber daya alam. Namun, kemajuan daerah tidak bisa hanya ditopang oleh kekayaan alam semata. Tanpa sumber daya manusia yang cerdas, berakhlak, dan literat, pembangunan akan timpang.
Oleh karena itu, perpustakaan hadir sebagai medium untuk memfasilitasi akses informasi dan pengetahuan kepada seluruh lapisan masyarakat, dari pelajar hingga petani, dari guru hingga pedagang. Dengan adanya perpustakaan yang representatif, masyarakat Pesisir Selatan didorong untuk melek literasi, kritis terhadap informasi, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran sepanjang hayat.
Perpustakaan dan Dakwah Keilmuan
Dalam perspektif Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim laki-laki dan perempuan.” (HR. Ibnu Majah)
Perpustakaan, dengan segala koleksi dan layanannya, menjadi instrumen dakwah keilmuan. Di dalamnya tersimpan khazanah ilmu syariah, sejarah Islam, tafsir Al-Qur’an, hingga pemikiran tokoh-tokoh besar umat. Maka, perpustakaan juga bisa menjadi ruang dakwah, tempat kajian ilmiah, dan pusat penyebaran nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.
Lebih jauh, perpustakaan juga menjadi bagian dari perwujudan maqashid syariah, khususnya dalam menjaga akal (hifzh al-‘aql). Dengan akses terhadap ilmu yang sahih, masyarakat dapat terhindar dari kesesatan berpikir, hoaks, dan pengaruh ideologi sesat yang merusak keutuhan umat.
Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Nasional: Kunci Keberhasilan
Peresmian yang melibatkan dua level pemerintahan—daerah dan pusat—menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci sukses pembangunan. Komitmen dari Kepala Perpustakaan Nasional RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, M.M., dalam mendukung pembangunan perpustakaan di daerah menunjukkan bahwa pemerintah pusat menyadari pentingnya pemerataan literasi hingga ke pelosok negeri.
Di sisi lain, dukungan kuat dari kepala daerah seperti Bupati H. Hendrajoni menjadi cerminan kepemimpinan yang visioner. Tidak semua pemimpin daerah menaruh perhatian khusus terhadap literasi. Oleh sebab itu, langkah ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
Tantangan Literasi di Era Digital
Meski gedung megah sudah berdiri dan fasilitas tersedia, tantangan utama bukanlah pada fisik perpustakaan, melainkan pada budaya baca itu sendiri. Data UNESCO menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, bahkan sempat disebut sebagai salah satu yang terendah di dunia.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Masyarakat harus disadarkan bahwa membaca bukanlah beban, tetapi kebutuhan. Anak-anak harus dibiasakan mencintai buku sejak dini, dan perpustakaan harus menjadi ruang yang ramah, menyenangkan, dan inklusif bagi semua.
Perpustakaan juga harus bertransformasi mengikuti zaman. Digitalisasi koleksi, layanan e-library, dan program literasi berbasis teknologi adalah keniscayaan. Namun, esensi utama tetap harus dijaga: menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu, kebenaran, dan keadaban.
Penutup: Warisan untuk Generasi Mendatang
Gedung Perpustakaan Umum Daerah Pesisir Selatan bukan sekadar bangunan fisik yang diresmikan pada 15 Februari 2021. Ia adalah warisan peradaban. Ia adalah wujud nyata dari visi pendidikan dan dakwah keilmuan yang melampaui waktu. Di tempat itulah harapan masa depan Pesisir Selatan ditanam dan dipelihara melalui benih-benih ilmu.
Semoga gedung ini menjadi tempat tumbuhnya para ulama masa depan, pemimpin berintegritas, guru yang bijak, dan warga yang cerdas. Semoga pula semangat literasi yang dimulai di Painan ini merambat ke seluruh penjuru Indonesia, hingga kelak negeri ini benar-benar menjadi bangsa pembelajar yang unggul dan beradab.
“Perpustakaan bukan hanya tentang buku, tetapi tentang membuka jendela dunia, menjelajah cakrawala ilmu, dan menata peradaban dengan akal yang tercerahkan.” (Tengku Iskandar, M.Pd)
Catatan: Tulisan ini dapat dilengkapi dengan testimoni dari pengunjung perpustakaan, dokumentasi kegiatan literasi, serta kutipan visi-misi perpustakaan daerah sebagai pelengkap jika akan dipublikasikan dalam bentuk artikel resmi atau media sosial institusi.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
