Ibadah
Beranda » Berita » Muharam dan Sunah Sosial: Indahnya Mengusap Kepala Anak Yatim

Muharam dan Sunah Sosial: Indahnya Mengusap Kepala Anak Yatim

SURAU.CO. Datangnya Bulan Muharam menjadi pengingat bagi umat Islam untuk menghidupkan amalan-amalan mulia yang tak hanya bernilai ibadah, tetapi juga sarat kepedulian sosial. Salah satu amalan yang sering terlupakan namun sangat bermakna adalah mengusap kepala anak yatim—tindakan sederhana yang bernilai besar di hadapan Allah Swt.

Amalan ini bahkan termasuk dalam rangkaian nasihat ulama besar Nusantara, Syaikh Abdul Hamid Kudus, dalam kitabnya Kanzun Najah wa Surur. Beliau menyebutkan secara khusus bahwa pada Hari Asyura (10 Muharam), dianjurkan untuk melakukan beberapa amal saleh, dan salah satunya adalah mengusap kepala anak yatim.  Tindakan ini mengandung cinta, empati, dan nilai ibadah yang tinggi.

Anak Yatim: Amanah yang Harus Dijaga dalam Islam

Islam menaruh perhatian besar terhadap anak-anak surga. Dalam al-Qur’an, Allah Swt menyebut mereka tidak kurang dari 23 kali. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga dan menyayangi mereka sebagai amanah yang mulia

Nabi Muhammad Saw sendiri adalah seorang yatim sejak kecil. Maka tak heran bila beliau tumbuh dengan kepekaan sosial yang tinggi, terutama terhadap anak-anak yang kehilangan kasih sayang orang tua.

Allah Swt berfirman dalam Surah Ad-Dhuha:

Yakin, Pertolongan Allah Pasti Datang

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?” (QS. Ad-Dhuha: 6).

Allah Swt berfirman di surat yang lain:

“Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim. Katakanlah: memperbaiki keadaan mereka adalah baik…” (QS. Al-Baqarah: 220)

Firman Allah Swt dan juga pengalaman hidup Nabi Muhammad Saw menjadi pelajaran bagi umatnya. Orang-orang yatim berhak mendapatkan perhatian lebih.Rasulullah Saw bersabda,

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” (HR. Bukhari).

Teman yang Mengingatkan Sholat adalah Rezeki Tak Ternilai

Perhatikanlah bagaimana perhatian terhadap anak titipan langit ini merupakan jalan kemuliaan. Ini adalah salah satu pintu menuju surga. Anak yatim adalah anak yang belum baligh dan kehilangan ayah. Ketiadaan ayah adalah kehilangan emosional, sosial, dan ekonomi sehingga Islam menempatkan mereka dalam posisi yang harus dilindungi.

Keutamaan Mengusap Kepala Anak Yatim

Mengusap kepala anak yatim adalah tindakan simbolik. Ini mencerminkan kedalaman hati yang penuh kasih sayang. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Imam Abu Laits as-Samarqandi disebutkan keutamaan besar di hari Asyura.

Barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, Allah akan mengangkat derajatnya sebanyak helai rambut yang disentuh.”

Rasulullah Saw bersabda,

“Barangsiapa mengusap kepala anak yatim semata-mata karena Allah, maka setiap rambut yang disentuhnya akan mendatangkan satu kebaikan.” (HR. Ahmad).

Islam dan Perjuangan Buruh: Membaca Ulang Fragmentasi Gerakan Buruh Indonesia

Sementara itu Syaikh Abdul Hamid Kudus memasukkan amalan ini dalam syairnya.

“Usaplah kepala anak yatim, bersedekahlah, dan mandilah…”

Amalan sosial ini memiliki tempat penting dalam tradisi keislaman Nusantara.

Hikmah dan Makna Mendalam di Balik Sentuhan

Mengusap kepala anak yatim lebih dari sekadar menyentuh secara fisik. Sentuhan kasih ini bisa menjadi penawar luka, terutama ketika mereka merasa sendiri. Ini adalah bentuk terapi emosional yang menguatkan jiwa anak-anak. Tindakan ini juga berdampak positif pada pelakunya.

Orang yang berempati akan memiliki hati yang lembut dan mengusap kepala mereka menjadi simbol kepedulian nyata, ibadah sosial dan juga penyeimbangan hubungan kepada Allah dan sesama manusia. Rasulullah Saw bersabda,

“Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin, maka hatimu akan menjadi lembut.” (HR. Ahmad)

Muharam: Momentum untuk Meningkatkan Kasih Sayang

Sudah semestinya kita menyambut Bulan Muharam dengan memperbanyak puasa, menengadahkan doa, dan terlibat dalam aksi sosial. Mengusap kepala anak yatim bisa menjadi awal dari hubungan emosional. Ini adalah tanggung jawab yang lebih besar terhadap mereka. Jadilah penanggung jawab mereka, sebagaimana Rasul menjanjikan surga.

Mari kita hidupkan kembali sunnah ini. Jadikan tangan kita sebagai tangan yang mengusap. Mari menenangkan jiwa-jiwa yatim. Semoga tangan yang mengusap kepala anak yatim menjadi tangan yang penuh dengan keberkahan dan semoga tangan ini lembut di dunia dan bercahaya di akhirat.(kareemustofa)

× Advertisement
× Advertisement