Berita Nasional
Beranda » Berita » Kemenag Rancang Pedoman Perpustakaan Masjid, Wujudkan Literasi Inklusif untuk Umat

Kemenag Rancang Pedoman Perpustakaan Masjid, Wujudkan Literasi Inklusif untuk Umat

Kemenag menyusun pedoman perpustakaan masjid untuk mendorong akses literasi keagamaan yang inklusif, ramah bagi kelompok rentan, dan modern. ( Foto dok. masjidabalarafahbatam)

SURAU.CO. Kementerian Agama (Kemenag) akan menyusun pedoman pelaksanaan perpustakaan masjid. Inisiatif ini bertujuan untuk mengubah perpustakaan masjid menjadi pusat literasi keagamaan yang inklusif. Selain itu juga bertujuan agar perpustakaan masjid agar dapat diakses oleh semua kalangan, terutama kelompok rentan.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta, Selasa (17/6). Nantinya, pedoman ini akan disahkan melalui Keputusan Direktur Jenderal (Kepdirjen) Bimbingan Masyarakat Islam. Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Arsad Hidayat, fungsi perpustakaan masjid harus melampaui sekadar tempat penyimpanan buku, namun juga mampy menjadi episantrum pembelajaran. “Masjid bukan sekedar tempat ibadah, tapi juga episentrum pembelajaran. Maka perpustakaannya pun harus ramah dan mudah diakses siapa saja,” ujarnya.

Arsad menambahkan langkah ini merupakan upaya strategi pemerintah. Tujuannya adalah menjadikan perpustakaan masjid sebagai pusat pembelajaran yang dinamis. Selain itu, ia juga berfungsi sebagai ruang rekreasi intelektual sekaligus zona nyaman bagi semua lapisan masyarakat. Meliputi anak-anak, perempuan, penyandang disabilitas, hingga lanjut usia.

Pendekatan Inklusif

Pendekatan inklusif menjadi ruh utama dalam penyusunan Kepdirjen ini tentang perpustakaan masjid ini. Arsad menilai, masjid harus mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman. Adaptasi ini termasuk dalam pengelolaan literasi dan penyediaan layanan informasi yang humanis serta profesional. “Penting bagi setiap masjid untuk tidak hanya membangun rak-rak buku, tetapi juga membangun kesadaran baru bahwa belajar agama tidak lagi eksklusif bagi kalangan tertentu, melainkan hak setiap warga negara, tanpa melihat latar belakang sosial, pendidikan, atau kemampuan fisik,” tegasnya.

Landasan hukum penyusunan pedoman ini mengacu pada Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja. Peraturan ini memastikan perpustakaan masjid dikelola secara profesional. Dengan demikian, ia menjadi bagian integral dari sistem pendidikan informal bagi umat.

Dahlan: Bisikan Prabowo Subianto

Pedoman tersebut akan mengatur berbagai aspek. Mulai dari layanan standar, strategi pelibatan masyarakat, penguatan literasi digital, hingga penyediaan akses yang ramah bagi kelompok rentan. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengarusutamakan moderasi beragama dan membangun ruang keagamaan yang terbuka untuk semua.

Strategi Praktis Mempersembahkan Perpustakaan Masjid yang Modern dan Inklusif

Sambil menanti pedoman resmi dari Kemenag, pengelola masjid dapat mulai mempersiapkan diri. Menjelaskan perpustakaan masjid yang modern membutuhkan strategi yang terencana. Berikut adalah beberapa langkah efektif untuk menjadikan perpustakaan sebagai sumber inspirasi dan ilmu yang bermanfaat bagi seluruh umat.

1. Seleksi koleksi yang relevan dan beragam

Langkah awal adalah mengumpulkan dan menyeleksi bahan bacaan secara cermat. Koleksinya tidak hanya terbatas pada kitab klasik, tetapi juga buku-buku yang relevan dengan konteks kekinian. Sediakan buku tentang ilmu agama, sejarah Islam, parenting Islami, pengembangan diri, hingga kisah inspiratif. Variasi koleksi memastikan kebutuhan jemaah dari berbagai usia dan minat dapat terpenuhi.

2. Membuat sistem klasifikasi yang mudah

Hikmah Permintaan Maaf: Perjalanan Nikah Sahabat Karib

Sistem klasifikasi yang jelas adalah kunci. Ini membantu jamaah menemukan buku dengan cepat. Pengelola dapat mengadopsi sistem sederhana berdasarkan kategori seperti Fikih, Akidah, Sejarah, Anak-anak, atau Tokoh Islam. Labeli setiap rak dengan jelas. Sistem yang baik membuat perpustakaan terasa profesional dan mudah digunakan.

3. Ciptakan ruang yang nyaman dan menarik

Penataan ruang sangat mempengaruhi minat baca. Pastikan perpustakaan memiliki pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Sediakan meja dan kursi yang nyaman untuk membaca. Tata buku secara visual menarik agar jamaah tertarik untuk menjelajahi koleksi yang ada.

4. Koleksi Digital

Di zaman modern, koleksi digital menjadi suatu keharusan. Mulailah membangun koleksi e-book, jurnal online, atau audio-book Islami. Ini memungkinkan jamaah mengakses ilmu kapan saja dan di mana saja. Pengelolaan koleksi digital yang baik memastikan informasi yang tersedia selalu baru dan relevan.

5. Adakan program edukasi dan pelatihan

Menyelaraskan Pikiran dan Perbuatan: Kunci Hidup yang Autentik dan Bermakna

Perpustakaan harus menjadi pusat kegiatan kehidupan. Selenggarakan program rutin seperti bedah buku, kelas tahsin, atau diskusi tematik. Anda juga bisa mengadakan workshop menulis atau seminar keilmuan. Program-program ini akan menarik lebih banyak jamaah untuk datang dan memanfaatkan perpustakaan.

6. Jalin kerja sama dengan perpustakaan lainLain

Jangan bekerja sendiri. Bangun kerja sama dengan komunitas lokal, sekolah, atau universitas. Kolaborasi dapat berupa donasi buku, pertukaran koleksi, atau mengadakan acara bersama. Kerja sama ini tidak hanya memperkaya koleksi, tetapi juga memperluas jangkauan literasi dakwah masjid.

7. Lakukan promosi secara kreatif

Perpustakaan yang hebat membutuhkan promosi yang efektif. Gunakan media sosial, buletin masjid, atau pengumuman setelah shalat untuk menyebarkan informasi. Beri tahu jemaah tentang koleksi baru, jadwal kegiatan, atau fasilitas yang tersedia. Promosi yang konsisten akan membangun kesadaran dan minat jemaah.

8. Pastikan pemeliharaan rutin

Perawatan adalah kunci ketidakinginan. Lakukan pemeliharaan fisik ruang secara berkala. Kelola inventaris koleksi dengan baik dan perbarui sistem jika diperlukan. Pengelolaan yang baik memastikan perpustakaan tetap berfungsi optimal sebagai sumber pengetahuan bagi jamaah.

9. Lakukan evaluasi untuk berbaikan

Untuk terus berkembang, lakukan evaluasi secara berkala. Sebarkan pengawasan kepuasan kepada pengguna atau siapkan kotak saran. Analisis data kunjungan untuk memahami tren minat membaca jamaah. Umpan balik ini sangat berharga untuk perbaikan layanan di masa depan.

10. Susun rencana strategi jangka panjang

Terakhir, buatlah rencana strategi yang jelas. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Rencana ini harus mencakup target penambahan koleksi, pengembangan teknologi, serta program unggulan. Rencana yang matang akan menjadi panduan untuk terus memajukan perpustakaan masjid.

× Advertisement
× Advertisement