SURAU.CO – Hubungan antara anak dan orang tua merupakan sebuah ikatan yang suci. Oleh karena itu, Islam selalu menekankan pentingnya berbakti kepada keduanya. Namun, sebuah pertanyaan sering kali muncul di tengah masyarakat. Bagaimana jika orang tua memiliki keyakinan yang berbeda? Lalu, bagaimanakah hukum mendoakan orang tua beda agama? Pertanyaan ini menjadi sangat relevan dalam dinamika keluarga modern saat ini.
Pada dasarnya, perbedaan keyakinan seharusnya tidak merusak tali silaturahmi. Justru, kondisi ini menjadi ujian bagi seorang anak untuk senantiasa berbakti. Agama Islam secara tegas mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat baik. Kebaikan ini berlaku universal, termasuk kepada orang tua non-Muslim. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk mengurangi bakti hanya karena perbedaan agama.
Setiap individu memiliki hak asasi dalam memilih keyakinan hidupnya
Al-Qur’an sendiri menegaskan tidak ada paksaan dalam memeluk suatu agama. Prinsip luhur ini tertuang dengan jelas dalam Kitab Suci. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Kafirun ayat 6, yang artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” Ayat ini kemudian menjadi landasan kuat dalam toleransi beragama. Selain itu, ayat tersebut menegaskan pengakuan atas eksistensi keyakinan lain.
Berdasarkan prinsip ini, seorang anak tetap wajib menunjukkan kasih sayangnya. Misalnya, membantu mereka saat sakit adalah sebuah keharusan. Merawat mereka di usia senja juga merupakan wujud akhlak yang mulia. Perbuatan baik ini sama sekali tidak dibatasi oleh sekat-sekat perbedaan. Akan tetapi, persoalan menjadi sedikit berbeda dalam konteks ibadah. Doa adalah salah satu pilar utama dalam ibadah seorang Muslim. Untuk itu, terdapat aturan dan ketentuan yang jelas mengenai doa. Lantas, bagaimana jika doa tersebut kita tujukan untuk orang tua non-Muslim? Inilah titik persoalan yang memerlukan pemahaman mendalam.
Penjelasan dari Sudut Pandang Buya Yahya
KH Yahya Zainul Ma’arif, yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan pencerahan penting. Beliau merupakan Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah di Cirebon. Dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Al-Bahjah TV, beliau menjawab pertanyaan serupa. Pertanyaan tersebut datang dari seorang mualaf asal Thailand. Ia merasa bingung mengenai cara mendoakan kedua orang tuanya.
Kemudian, Buya Yahya menjelaskan persoalan ini dari sudut pandang yang logis. Beliau berkata, “Orang tua Anda memiliki keyakinan yang berbeda dengan Anda, beliau pun tidak berharap mendapatkan doa dari Anda.” Logika ini terdengar sederhana namun sangat mendasar. “Karena beliau tidak percaya dengan Tuhan Anda, dia punya keyakinan sendiri. Karana dia tidak percaya dengan Tuhan Anda, maka ia tidak berharap dapat doa dari Anda,” lanjut Buya Yahya. Penjelasan ini menunjukkan bahwa doa yang terkait keyakinan bersifat sangat personal.
Meskipun demikian, bukan berarti semua pintu doa menjadi tertutup. Ternyata, ada bentuk doa yang sangat Islam anjurkan. Doa tersebut adalah permohonan agar orang tua mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Selama mereka masih hidup, harapan itu akan selalu ada. Mendoakan agar Allah membukakan pintu hati mereka untuk menerima Islam adalah wujud cinta sejati. Tentu saja, ini adalah bentuk bakti tertinggi dari seorang anak.
Batasan yang Perlu Dipahami dalam Berdoa
Di sisi lain, ada batasan yang jelas dalam persoalan ini. Hal yang tidak dianjurkan adalah memohonkan ampunan atas dosa-dosa mereka. Dalam ajaran Islam, permohonan ampunan terikat erat pada keimanan. Apabila orang tua meninggal dalam keadaan tidak memeluk Islam, maka seorang anak tidak bisa lagi mendoakan ampunan untuknya. Ini merupakan sebuah ketetapan yang harus kita pahami dengan bijak.
Maka dari itu, Buya Yahya memberikan saran yang sangat praktis. Selama orang tua masih diberi kesempatan untuk hidup, seorang anak harus memaksimalkan baktinya. Santuni mereka dengan perlakuan terbaik dan penuhi kebutuhan mereka. Terakhir, jangan pernah putus asa untuk terus mendoakan hidayah bagi mereka. Inilah esensi sejati dari hubungan anak dan orang tua dalam Islam. Sebuah hubungan yang dilandasi oleh kasih sayang, penghormatan, serta harapan.