Waktu, Niat, dan Fadilah Puasa Arafah

SURAU.CO. Puncak haji akan segera tiba. Jamaah haji akan melakukan wuquf di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhiijah. Bagi yang tidak menunaikan haji, sangat dianjurkan untuk menunaikan puasa Arafah. Banyak keutamaan bagi siapa yang menjalankan puasa Arafah ini. Untuk Indonesia waktu puasa Arafah  jatuh pada hari Kamis 5 Juni 2025

Puasa Arafah adalah puasa sunah yang mempunyai banyak keutamaan dan pahala. Salah satunya adalah ampunan dosa setahun yang lalu dan setahun mendatang. Untuk tahun ini, umat Islam Indonesia berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 jatuh pada hari Kamis 5 Juni 2024 Masehi.

Penentuan hari arafah dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX Lirboyo, akhir 1999 menyebut yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.
Saat akan menunaikan puasa Arafah, seseorang wajib untuk berniat terlebih dahulu. Adapun lafadznya sebagai berikut :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Tidak seperti puasa wajib yang niatnya harus malam hari, untuk puasa sunah termasuk puasa arafah niat boleh pada siang hari selagi belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak Subuh hingga gelincir matahari atau Dzuhur.

Untuk niat puasa sunah Arafah pada siang hari adalah sebagai.

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Keutamaan puasa Arafah

Melansir laman nu.or.id keutamaan puasa arafah ada dua :

Pertama, siapa yang berpuasa pada hari Arafah akan terhapus dua tahun dosa-dosanya, yaitu dosa setahun yang lalu dan setahun mendatang. Tentang hal ini Rasulullah saw, bersabda, “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).

Tentang hadis ini mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa Arafah hanya menghapus dosa-dosa kecil. Hal ini sebagaimana pendapat Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juz 3 (h. 113).

Kedua, orang yang berpuasa pada hari Arafah dapat membebaskan dirinya dari segala macam siksa neraka. Tentang keutamaan ini sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi, “Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?”

Selain itu bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga dapat juga mengerjakannya pada hari Arafah ini. Meski dapat juga pada hari – hari puasa sunah lainnya.  Maka yang mengerjakannya akan mendapatkan dua pahala sekaligus. Pertama, pahala puasa wajib (qadha puasa Ramadhan). Kedua, mendapatkan pahala puasa sunah.

Mengenai hal ini Muktamar NU X di Surakarta tahun 1935 pernah membahasnya, sebagaimana mengutip fatwa dari kitab Fatawa al-Kubra pada bab tentang puasa:

يُعْلَمُ أَنَّ اْلأَفْضَلَ لِمُرِيْدِ التََطَوُّعِ أَنْ يَنْوِيَ اْلوَاجِبَ إِنْ كَانَ عَلَيْهِ وَإِلَّا فَالتَّطَوُّعِ لِيَحْصُلَ لَهُ مَا عَلَيْهِ

Diketahui bahwa bagi orang yang ingin berniat puasa sunah, lebih baik ia juga berniat melakukan puasa wajib jika memang ia mempunyai tanggungan puasa, tapi jika ia tidak mempunyai tanggungan (atau jika ia ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak) ia cukup berniat puasa sunah saja, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya.