Kisah
Beranda » Berita » Kisah Ali Imran Ayah Maryam yang Di sebut dalam Al-Qur’an

Kisah Ali Imran Ayah Maryam yang Di sebut dalam Al-Qur’an

Kisah-Ali-Imran-Ayah-Maryam
Kisah-Ali-Imran-Ayah-Maryam

Siapa Itu Imran dalam Al-Qur’an?

Surau.co-Kalau kamu pernah baca surat Ali Imran, pasti penasaran, siapa sih Imran sebenarnya? Imran adalah ayah dari Maryam, ibu Nabi Isa, sosok wanita mulia yang dijunjung tinggi. Meskipun Imran tidak diceritakan secara detail, namanya cukup spesial dalam sejarah kenabian. Imran bukan nabi, tapi keturunannya istimewa, sampai dijadikan nama satu surat Al-Qur’an.

Allah menyebut keluarga Imran sebagai keluarga pilihan, seperti keluarga Ibrahim sebelumnya. Artinya, Imran punya kedudukan yang luar biasa, meski kisahnya tak sebanyak nabi lainnya. Dari literatur Islam klasik, Imran adalah orang saleh yang taat dan sangat berharap keturunan.

Ia berdoa sungguh-sungguh agar dikaruniai anak yang bisa mengabdi pada agama seutuhnya. Doanya terkabul saat istrinya mengandung Maryam, yang sejak awal diniatkan untuk baitul maqdis. Imran wafat sebelum Maryam lahir, tapi semangat dan niat tulusnya tetap Allah abadikan selamanya.

Sikap ini yang bikin Imran begitu mulia di hadapan Allah dan juga dalam sejarah umat Islam. Meskipun tak ada kisah heroik tentangnya, ketulusannya menjadi fondasi generasi mulia setelahnya. Maka, kisah Imran bukan soal aksi besar, tapi keteguhan hati dan pengabdian yang luar biasa.

Peran Imran dalam Kelahiran Maryam

Imran adalah tokoh penting dalam rantai sejarah kelahiran Nabi Isa yang luar biasa tersebut. Ia tidak hidup saat Isa lahir, tapi menjadi bagian penting dalam persiapan kisah itu sendiri. Ketika istrinya hamil, ia sudah meniatkan anaknya untuk mengabdi penuh kepada agama Allah.

Kejujuran Abu Yazid Al Busthami yang Menyelamatkan Satu Kafilah

Ini menunjukkan bahwa Imran punya visi besar, meskipun hanya dari niat dan doanya saja. Allah mengabadikan peran itu sebagai bentuk penghormatan terhadap niat yang penuh keyakinan. Maryam tumbuh dalam suasana ibadah dan dijaga oleh Nabi Zakariya, pamannya yang saleh.

Imran sudah tiada, tapi nilai-nilai yang ia tanamkan tetap membentuk karakter Maryam sepenuhnya. Maryam bukan hanya wanita suci, tapi simbol keteguhan iman sejak dari kandungan ibunya sendiri. Itu semua tak lepas dari niat suci sang ayah, Imran, yang menginspirasi keturunan saleh selanjutnya.

Jadi, meskipun Imran tak tampil sebagai tokoh utama, perannya justru sangat mendalam dan abadi. Al-Qur’an ingin menunjukkan bahwa sejarah tak selalu dibentuk oleh orang yang hidup lama. Kadang, seseorang yang telah wafat sebelum cerita dimulai, justru jadi kunci keberhasilan akhir.

Begitulah Imran, yang niat tulusnya menciptakan garis nasab Nabi Isa dengan penuh keberkahan. Peran ini yang bikin keluarga Imran dihormati dan dijadikan teladan bagi umat manusia seluruhnya. Tak heran jika satu surat dalam Al-Qur’an menyematkan namanya sebagai bentuk penghargaan mulia.

Ali Imran: Surat untuk Keluarga yang Dipilih Allah

Surat Ali Imran merupakan surat ketiga dalam Al-Qur’an, setelah Al-Baqarah yang cukup panjang. Surat ini bicara banyak hal, termasuk sejarah keluarga Imran yang sangat menginspirasi kita. Ali Imran artinya “keluarga Imran”, dan itu bukan nama yang diberikan sembarangan oleh Allah.

Karena Sedekah Orang Majusi Mendapatkan Salam dari Rasulullah

Ini adalah bentuk penghormatan terhadap keluarga yang sangat dekat dengan nilai tauhid sejati. Dalam surat ini, kita lihat bagaimana keluarga ini dijadikan simbol kekuatan iman yang utuh. Allah menyebut mereka sebagai contoh, bukan karena kekayaan atau kekuasaan, tapi karena keimanan.

Imran, Maryam, dan Isa adalah simbol perjuangan spiritual yang terus relevan sepanjang zaman. Surat ini memperlihatkan bahwa keluarga bisa jadi sarana penting dalam menanamkan nilai luhur. Lewat mereka, Allah menunjukkan bagaimana iman bisa diwariskan bahkan lewat niat dan keteladanan.

Imran tidak banyak bicara dalam sejarah, tapi sikap dan doanya menjadi kekuatan utama keluarganya. Maryam tumbuh dalam jalur spiritual yang kuat, dan Isa menjadi nabi dengan mukjizat luar biasa. Surat Ali Imran juga menjadi pegangan dalam dialog antaragama, terutama Islam dan Nasrani.

Ini karena tokoh-tokohnya punya kedudukan penting di kedua agama tersebut, dengan sudut pandang berbeda. Maka, memahami surat ini bukan hanya soal sejarah, tapi soal pemahaman lintas iman dan generasi. Imran dan keluarganya jadi pengingat bahwa warisan terbaik adalah iman yang tulus dan murni.

Kisah Perampok Bertobat : Niat Tulus Mengubah Takdir

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement