Kisah
Beranda » Berita » Kisah Mengharukan Abu Qilabah, Sabar Meski Ujian Bertubi-tubi

Kisah Mengharukan Abu Qilabah, Sabar Meski Ujian Bertubi-tubi

Abu Qilabah Tetap Tersenyum dalam Iman dan Kesabaran

Surau.co-Pernah dengar tentang Abu Qilabah? Namanya mungkin tak setenar sahabat Nabi Muhammad. Namun, kisahnya sungguh menggugah hati dan meninggalkan bekas yang begitu dalam di jiwa. Ia dikenal sebagai seorang alim, zuhud, dan sangat sabar dalam menghadapi segala ujian hidup.

Dalam hidupnya, Abu Qilabah mengalami banyak sekali kesulitan yang datang silih berganti. Yang luar biasa, ia tetap bersyukur dan tak pernah mengeluh kepada siapa pun juga. Sikap sabarnya bukan karena tidak punya pilihan, tapi karena keyakinan yang begitu kuat.

Ia percaya bahwa setiap musibah pasti mengandung hikmah yang Allah sembunyikan sementara. Dari sinilah kisahnya mengajarkan bahwa sabar itu bukan lemah, tapi kekuatan sesungguhnya. Abu Qilabah hidup dalam keterbatasan fisik, tapi hati dan imannya sangatlah luar biasa kuat.

Ujian Tak Henti, Tapi Lisannya Tak Pernah Mengeluh

Bayangkan seseorang yang kehilangan dua tangan dan dua kakinya secara perlahan-lahan. Tubuhnya penuh luka, hanya bisa terbaring dan tergantung pada bantuan orang-orang sekitar. Namun dalam kondisi seperti itu, Abu Qilabah justru mengucap syukur kepada Allah Ta’ala.

“Segala puji bagi Allah yang masih memberiku hati untuk mengingat dan lisan berdzikir.” Itulah ucapan yang keluar dari lisannya saat seorang lelaki menemuinya dalam keadaan sakit. Tidak ada tangisan pilu, tidak pula keluhan, hanya rasa syukur dan dzikir terus mengalir.

Wasiat Harta Karun : Kisah Jerih Payah yang Mengubah Nasib

Laki-laki yang menemuinya pun menangis, tak kuat melihat keteguhan iman seperti itu nyata. Ia heran, bagaimana mungkin seseorang bisa tetap bahagia meski tertimpa musibah sedahsyat itu? Abu Qilabah menjawab, “Allah memberiku lebih dari cukup: akal, iman, dan kemampuan bersyukur”.

Kisah Ini Terekam Dalam Riwayat yang Menggetarkan Jiwa

Kisah tentang Abu Qilabah ini bukan dongeng, tapi terekam dalam kisah-kisah para salaf shalih. Riwayat ini datang dari seorang tabi’in bernama Abdullah bin Muhammad yang menyaksikannya langsung.

Ia menemukan Abu Qilabah dalam kondisi sangat mengenaskan, tapi dengan wajah penuh kebahagiaan. Saat ditanya, ia menjawab bahwa selama hatinya tetap mengingat Allah, hidupnya tetap bermakna.

Dia melihat ujian itu bukan hukuman, tapi jalan untuk mendekat kepada Tuhannya yang Maha Penyayang. Hatinya dipenuhi keyakinan bahwa ujian adalah bagian dari cinta Allah kepada hamba pilihan-Nya. Sebagian dari kita sering merasa berat saat diuji, meskipun ujiannya tak separah beliau.

Namun, Abu Qilabah menunjukkan bahwa syukur dan sabar bisa tetap menyatu dalam ujian apapun. Kisah ini bisa menjadi pelajaran bahwa fisik boleh lemah, tapi jiwa harus tetap perkasa. Inilah yang membuat kisah Abu Qilabah sangat layak dikenang dan dijadikan pelita dalam hidup.

Menggali Makna Sabar

Hikmah yang Bisa Kita Ambil dari Perjalanan Abu Qilabah

Kita hidup di zaman yang serba cepat, sering kali lupa bersyukur atas nikmat yang sederhana. Kita mengeluh ketika macet, ketika hujan turun, atau saat harapan tak jadi kenyataan. Padahal, jika kita renungkan sejenak, hidup kita jauh lebih ringan dari Abu Qilabah.

Namun justru beliaulah yang lebih bersyukur, lebih lapang dada, dan lebih sabar menerima takdir. Ia mengajarkan bahwa sabar itu bukan pasif, tapi aktif memilih untuk tetap dalam kebaikan. Ia juga menunjukkan bahwa syukur itu bukan hanya saat senang, tapi juga di tengah derita.

Betapa banyak nikmat yang luput dari pandangan kita karena sibuk melihat kekurangan hidup. Abu Qilabah mengingatkan kita bahwa iman yang kuat akan mengubah ujian menjadi jalan kemuliaan. Bukan berarti kita tak boleh sedih, tapi jangan sampai kehilangan harapan dalam ujian.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement