SURAU.CO – Menikah adalah fitrah manusia. Setiap insan pasti memiliki keinginan untuk hidup berpasangan, saling mencintai, dan membangun rumah tangga yang penuh keberkahan. Namun, dalam perjalanan menuju pernikahan, tidak semua orang diberi waktu yang sama. Ada yang dipertemukan dengan jodohnya di usia muda, ada pula yang harus menunggu dalam waktu lama.
Ketika penantian terasa panjang, sebagian orang mulai diliputi rasa galau, cemas, bahkan putus asa. Pertanyaan seperti “Kapan aku menikah?” atau “Mengapa Allah belum mempertemukanku dengan jodoh?” sering kali muncul di hati.
Namun, Islam mengajarkan agar setiap ujian dan penantian disikapi dengan sabar, tawakal, dan penuh keyakinan bahwa Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya. Dalam setiap takdir, termasuk urusan jodoh, selalu tersimpan hikmah dan kebaikan yang mungkin belum kita pahami.
Jodoh Adalah Takdir dan Rahasia Allah
Islam menegaskan bahwa jodoh adalah bagian dari takdir Allah. Tidak ada satu pun manusia yang tahu pasti siapa, di mana, dan kapan ia akan dipertemukan dengan pasangannya. Semua sudah tercatat di Lauhul Mahfuz sejak sebelum manusia dilahirkan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).”
(QS. Adz-Dzariyat: 49)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan. Artinya, tidak ada manusia yang diciptakan untuk hidup sendirian. Namun, waktu pertemuan dengan pasangan itu adalah bagian dari ketetapan Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah menulis takdir setiap makhluk lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.”
(HR. Muslim)
Maka, yakinlah bahwa Allah telah menetapkan jodoh kita. Jika belum bertemu saat ini, bukan berarti Allah lupa, tetapi karena waktunya belum tiba. Jodohmu sedang dipersiapkan, sebagaimana Allah juga sedang mempersiapkan dirimu agar pantas untuk dipertemukan dengannya.
Mengganti Galau dengan Keyakinan dan Doa
Rasa galau dalam menanti jodoh sering kali muncul karena hati lebih fokus pada keinginan, bukan pada rencana Allah. Galau bukanlah dosa, tapi membiarkannya berlarut-larut dapat mengikis semangat dan keimanan.
Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
Ayat ini memberikan pelajaran mendalam: apa yang kita anggap baik belum tentu terbaik menurut Allah. Mungkin Allah menunda jodoh karena ingin melindungi kita dari pasangan yang tidak tepat, atau ingin kita memperbaiki diri terlebih dahulu.
Daripada larut dalam kesedihan, gantikan rasa galau dengan doa dan usaha. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan.”
(HR. Tirmidzi)
Berdoalah dengan sungguh-sungguh, karena doa bukan hanya permintaan, tetapi juga bentuk penyerahan diri kepada Allah. Ketika kita berdoa, kita sedang mengakui bahwa Allah-lah yang paling tahu waktu terbaik untuk kita menikah.
Fokus Memperbaiki Diri, Bukan Mencari Sempurna
Sering kali seseorang merasa sulit mendapatkan jodoh karena terlalu sibuk mencari yang sempurna — paras yang rupawan, pekerjaan mapan, atau sifat yang serba ideal. Padahal, kesempurnaan hanya milik Allah.
Allah tidak memerintahkan kita mencari yang sempurna, tetapi mencari yang sepadan dalam iman dan akhlak. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini juga berlaku sebaliknya bagi laki-laki yang mencari pasangan. Artinya, kriteria utama dalam mencari jodoh bukanlah rupa atau harta, melainkan iman dan akhlak.
Namun sebelum menilai orang lain, tanyakan pada diri sendiri: “Sudahkah aku menjadi orang yang pantas untuk jodoh yang aku doakan?”
Allah berfirman:
“Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik.”
(QS. An-Nur: 26)
Ayat ini mengandung pesan bahwa jodoh adalah cerminan diri. Maka, jika ingin mendapatkan pasangan yang baik, perbaikilah diri terlebih dahulu. Fokuslah menjadi pribadi yang lebih dekat kepada Allah, lebih matang secara emosional, dan lebih siap secara spiritual.
Kunci Menghadapi Penantian
Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan tetap berusaha sambil menunggu waktu Allah dengan hati yang tenang. Sabar dalam penantian adalah bentuk keimanan karena seseorang percaya bahwa Allah tidak akan menunda sesuatu kecuali untuk kebaikan.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 153)
Ayat ini menjadi sumber ketenangan bagi setiap hamba yang menunggu jodohnya. Kesabaran dalam penantian akan berbuah indah, karena Allah sendiri yang menemani orang-orang sabar.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Sungguh menakjubkan perkara orang beriman. Semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur — maka itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar — maka itu juga baik baginya.”
(HR. Muslim)
Jadi, ketika belum dipertemukan dengan jodoh, bukan berarti Allah menolak, tetapi sedang menyiapkan waktu terbaik untuk mempertemukan dua hati yang siap saling menuntun menuju surga.
Gunakan Masa Menanti untuk Meningkatkan Kualitas Diri
Masa penantian bukan masa yang sia-sia. Justru di sinilah waktu terbaik untuk membangun versi terbaik dari diri sendiri. Banyak orang setelah menikah menyesal karena dulu tidak mempersiapkan diri dengan baik.
Gunakan waktu ini untuk:
- Meningkatkan kedekatan dengan Allah melalui salat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
- Belajar ilmu rumah tangga dan agama, agar siap menjadi pasangan yang salih/salihah.
- Menjaga pandangan dan kehormatan diri, sebagaimana diperintahkan dalam QS. An-Nur: 30–31.
- Mengembangkan potensi diri, seperti karier, pendidikan, dan keterampilan hidup.
- Berbuat baik kepada orang tua dan masyarakat, karena kebaikan yang kamu tanam akan menjadi doa yang mempercepat datangnya jodoh.
Ketika Allah melihat kesungguhanmu memperbaiki diri, maka Dia akan mempertemukanmu dengan orang yang juga sedang memperbaiki dirinya.
Jangan Terpengaruh Tekanan Sosial
Dalam masyarakat, terutama di lingkungan keluarga atau teman, sering kali muncul tekanan sosial bagi mereka yang belum menikah. Pertanyaan seperti “Kapan nyusul?” atau “Sudah umur segini kok belum nikah?” bisa membuat hati tersinggung dan semakin galau.
Namun ingatlah, pernikahan bukan perlombaan. Tidak ada standar waktu yang sama untuk semua orang. Setiap manusia memiliki takdir dan perjalanan hidup yang berbeda.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
(QS. Al-Qamar: 49)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah sudah mengatur setiap hal sesuai dengan ukuran dan waktu yang tepat. Maka, jangan biarkan omongan orang mengusik ketenangan hatimu. Fokuslah pada penilaian Allah, bukan penilaian manusia.
Yakinlah, Penantian Akan Terbayar Indah
Menjalani setiap penantian dengan sabar dan ikhlas akan berakhir indah. Mungkin Allah belum mempertemukanmu dengan jodoh karena sedang menulis kisah yang lebih indah dari yang kamu bayangkan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketahuilah, jika seluruh umat manusia berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu memberikannya kecuali apa yang telah Allah tetapkan untukmu.”
(HR. Tirmidzi)
Maka, tidak perlu takut tertinggal. Ketika saatnya tiba, jodohmu akan datang dengan cara yang penuh keberkahan. Allah tidak pernah lupa terhadap doa yang tulus.
Penutup
Galau dalam menanti jodoh adalah ujian hati yang membutuhkan keimanan untuk menepisnya. Jangan biarkan kegelisahan membuatmu lupa bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana.
Jodoh bukan sesuatu yang perlu dikejar dengan cemas, tetapi disambut dengan sabar, doa, dan persiapan diri yang matang. Gunakan masa menunggu untuk mendekat kepada Allah, memperbaiki kualitas diri, dan memperbanyak amal saleh.
Ketika waktunya tiba, jodohmu akan datang bukan karena kebetulan, tetapi karena takdir Allah yang penuh kasih.
“Dan bersabarlah; sesungguhnya janji Allah itu benar.”
(QS. Ar-Rum: 60)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
