Khazanah
Beranda » Berita » Maksiat: Penghalang Terkabulnya Doa

Maksiat: Penghalang Terkabulnya Doa

Maksiat: Penghalang Terkabulnya Doa

Maksiat: Penghalang Terkabulnya Doa.

Doa adalah senjata seorang mukmin, tali penghubung antara hamba dengan Rabb-nya, dan tanda kebergantungan seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Tidak ada doa yang sia-sia; setiap doa pasti dijawab oleh Allah, entah dengan dikabulkan secara langsung, ditunda hingga waktu yang tepat, atau diganti dengan kebaikan lain yang lebih besar. Namun, ada satu hal yang sering menjadi penghalang terbesar terkabulnya doa — yaitu kemaksiatan.

Ibnu Rajab rahimahullah menukil nasihat para Salaf:

> “Janganlah engkau menganggap bahwa doamu tidak segera dikabulkan oleh Allah, sedangkan engkau sendiri telah menutup jalan-jalan terkabulnya doa dengan kemaksiatan-kemaksiatan.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/295)

Maksiat Menutup Pintu Kebaikan

Kemaksiatan, sekecil apa pun, adalah bentuk penentangan terhadap perintah Allah. Ia menggelapkan hati, melemahkan semangat beribadah, dan memutus cahaya iman.

Keadilan dalam Setiap Aspek: Menegakkan Kebenaran ala Riyadhus Shalihin

Hati yang kotor sulit untuk merasakan manisnya doa, apalagi mendapatkan keberkahan dari doa itu.

Seperti air yang jernih, doa memerlukan saluran yang bersih agar bisa mengalir. Jika salurannya tersumbat oleh kemaksiatan, maka aliran doa menjadi terhambat. Bahkan, bisa jadi doa kita hanya sampai di lisan, tetapi tidak menembus langit.

Doa dan Ketaatan: Dua Hal yang Tak Terpisahkan

Seorang hamba yang ingin doanya dikabulkan harus memperhatikan amalnya. Rasulullah ﷺ bersabda tentang seseorang yang berdoa dengan penuh semangat, tetapi makanannya haram, pakaiannya haram, dan kehidupannya penuh dengan yang haram — maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR. Muslim)

Ketaatan adalah bahan bakar doa. Semakin taat seorang hamba, semakin kuat pancaran doanya.

Sebaliknya, maksiat memutus energi spiritual yang seharusnya mengangkat doa itu ke hadapan Allah.

Zuhud: Mengukuhkan Hati, Membebaskan Diri dari Jerat Dunia

Mengapa Maksiat Jadi Penghalang?

Mengundang murka Allah – Orang yang bermaksiat berarti mengundang kemurkaan Rabb-nya.

Mengotori hati – Hati yang kotor tidak mudah menerima hidayah dan rahmat Allah.

Melemahkan keyakinan – Kemaksiatan mengikis iman, sehingga doa kehilangan kekhusyukan dan harapan yang tulus.

Jalan Membuka Kembali Pintu Doa

Jika kita merasa doa kita sulit terkabul, maka langkah pertama adalah bertaubat. Taubat bukan hanya menyesali perbuatan, tetapi juga meninggalkan dosa dan bertekad tidak mengulanginya. Setelah itu, perbanyak amal shalih, jaga lisan, dan hindari perkara syubhat yang bisa menyeret kepada dosa.

Penutup: Jadikan Hati Bersih Sebelum Meminta. Doa bukan sekadar permintaan, tetapi juga cerminan kondisi hati. Maka bersihkan hati dari dosa sebelum memanjatkan doa. Jika hati bersih, amal lurus, dan keyakinan kuat, insya Allah doa akan lebih cepat sampai dan diterima.

Mengurai Rasionalitas Iman ala Ahlussunnah: Sebuah Telaah Komprehensif Tauhid Asy’ariyah

Renungan: Sebelum kita bertanya “Mengapa doa saya belum terkabul?”, tanyakanlah dulu, “Apa saya sudah membersihkan hati dari maksiat yang menghalangi doa itu”.

 

 


 

TAHajud: Pertemuan Eksklusif dengan Allah (Refleksi dari QS. Al-Isra’ [17]: 79).

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’ [17]: 79)

Tahajud adalah panggilan sunyi di tengah gelap malam. Ia bukan sekadar shalat sunnah, tetapi undangan khusus dari Allah untuk hamba-hamba yang mau meluangkan waktunya setelah tidur. Di saat dunia terlelap, dan segala hiruk pikuk terhenti, Allah membukakan “ruang pertemuan” yang tak semua orang mau memasukinya.

Mengapa disebut pertemuan eksklusif? Karena ia terjadi di saat manusia lain lebih memilih kenyamanan kasur daripada kehangatan sajadah. Eksklusif bukan berarti Allah hanya milik orang tertentu, tetapi karena tidak semua orang siap menjawab undangan itu. Kesibukan siang hari seringkali membuat hati letih dan telinga tuli terhadap seruan malam yang lembut.

Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkan tahajud, meskipun beliau sudah dijamin ampunan. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, beliau bersabda:

“Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”

Di waktu tahajud, Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman:
“Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan beri. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagaimana memulai tahajud?

1. Tidurlah terlebih dahulu, walau sebentar. Karena tahajud dilakukan setelah tidur malam.
2. Bangun di sepertiga malam terakhir, kira-kira antara pukul 02.00–04.00 pagi.
3. Mulai dengan 2 rakaat ringan, lalu tambah sesuai kemampuan. Rasulullah ﷺ biasa melaksanakan 8 rakaat ditutup witir 3 rakaat.
4. Perbanyak doa dan istighfar. Malam adalah waktu mustajab, mintalah dengan sepenuh hati.

Buah dari tahajud

Hati menjadi lebih tenang dan lembut.
Doa-doa lebih cepat diijabah.
Mendapat cahaya iman yang memancar dalam kehidupan.
Membangun kekuatan ruhani untuk menghadapi ujian hidup.

Malam adalah rahasia antara hamba dan Tuhannya.
Tahajud adalah kesempatan untuk membisikkan segala keluh, syukur, dan harap tanpa gangguan dunia.

Maka, jangan biarkan pertemuan eksklusif ini terlewat begitu saja. Bangunlah, walau hanya untuk dua rakaat.
Karena bisa jadi, di sanalah Allah mengabulkan doa yang selama ini kita panjatkan. (Tengku Iskandar, M. Pd)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement