Khazanah
Beranda » Berita » Sabar: Penawar dari Fitnah dan Ujian Kehidupan

Sabar: Penawar dari Fitnah dan Ujian Kehidupan

Penawar dari Fitnah dan Ujian Kehidupan

SABAR: Penawar dari Fitnah dan Ujian Kehidupan.

 

“Sabar adalah penawarnya.” Kalimat singkat ini bukan sekadar semboyan. Ia adalah penunjuk jalan bagi jiwa-jiwa yang sedang lelah diterpa badai kehidupan. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, kesedihan, dan ujian, sabar menjadi benteng pertahanan sekaligus penyejuk hati.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah menuliskan nasihat emas yang sangat menyentuh:

“Maka tidak ada obat bagi seorang yang diuji dengan suatu fitnah/ujian yang semisal dengan kesabaran, karena sungguh jika ia bersabar maka fitnah/ujian akan menjadi penggosok yang membersihkannya dan peleburan dari dosa-dosa sebagaimana karatan yang terdapat pada emas dan perak itu dibersihkan.” (Ighatsatul Lahfan: 2/883)

Jangan Mengejar Dunia yang Fana Ini

Kalimat ini mengajarkan bahwa sabar bukan sekadar diam atau menahan emosi. Sabar adalah proses pemurnian. Seperti api yang membersihkan emas dan perak dari karat, begitu pula ujian jika disikapi dengan sabar akan membersihkan jiwa dari dosa dan menyucikan hati dari kerak-kerak kelalaian.

Makna Sabar dalam Islam

Sabar secara bahasa berarti menahan. Dalam terminologi syariat, sabar berarti menahan diri untuk tetap taat kepada Allah, menahan diri dari maksiat, dan menahan diri dalam menghadapi musibah serta ujian.

Imam Al-Ghazali membagi sabar menjadi tiga bentuk:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah
Ini berarti terus menjalankan perintah Allah walaupun berat. Seperti bangun malam untuk shalat, menahan lapar saat puasa, atau berjihad menegakkan agama.

2. Sabar dalam menjauhi maksiat
Artinya menahan diri dari segala hal yang diharamkan, walaupun syahwat mendorong dan godaan terasa sangat kuat.

Zohran Mamdani Menang, Menteri Israel Desak Drang Yahudi Meninggalkan New York

3. Sabar dalam menghadapi takdir Allah
Yakni menerima musibah, kehilangan, penderitaan, dengan tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah.

Ketiga bentuk sabar ini adalah fondasi kokoh dalam membentuk karakter seorang Muslim yang kuat imannya.

Sabar sebagai Penawar Fitnah dan Ujian

Setiap manusia pasti diuji, dan setiap jiwa akan melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Allah Ta’ala berfirman:

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2)

Ujian adalah sunnatullah dalam kehidupan. Ia tidak akan pernah berhenti datang hingga ruh ini kembali kepada-Nya. Namun Allah tidak meninggalkan kita tanpa senjata. Sabar adalah penawarnya.

Thoha Husein Pemikir Besar Mesir dan Pembaharu Sastra Arab

Bagi orang beriman, setiap ujian yang datang bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk memperkuat. Ujian adalah penggosok yang menghilangkan karat dari hati. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan memberinya musibah.” (HR. Bukhari)

Sabar dalam menghadapi fitnah dan ujian adalah seperti proses pembersihan logam mulia. Seperti karat yang menempel pada emas dan perak, dosa-dosa dan kesalahan kita akan terangkat melalui proses kesabaran.

Buah Manis dari Kesabaran

Allah tidak pernah menyia-nyiakan kesabaran hamba-Nya. Janji-janji Allah kepada orang-orang sabar sangat banyak dan luar biasa. Di antaranya:

1. Bersama mereka ada pertolongan Allah

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

2. Allah mencintai mereka

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)

3. Pahala tak terbatas

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

4. Kabar gembira dan rahmat dari Allah

“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ini adalah jaminan langsung dari Rabb semesta alam. Siapa yang sabar, maka ia berada dalam naungan kasih sayang Allah, rahmat-Nya, dan petunjuk-Nya.

Kesabaran dalam Sejarah Para Nabi dan Salafus Shalih

Sabar adalah jalan para nabi. Nabi Ayyub ‘alaihis salam adalah contoh terbaik dari kesabaran dalam menghadapi penderitaan. Bertahun-tahun beliau menderita penyakit parah, kehilangan anak dan harta, namun tetap sabar dan tidak pernah berburuk sangka kepada Allah.

Nabi Yusuf ‘alaihis salam sabar dalam menghadapi fitnah wanita, sabar dalam penjara, dan sabar menanti keluarganya. Allah memuliakannya sebagai penguasa Mesir.

Rasulullah ﷺ sendiri adalah teladan utama kesabaran. Beliau dihina, disakiti, diusir, bahkan dikejar untuk dibunuh. Tapi beliau tetap sabar, mendoakan umatnya, dan terus menyampaikan dakwah dengan penuh kelembutan.

Para sahabat seperti Bilal bin Rabah, Khabab bin al-Arat, dan keluarga Yasir juga menjadi contoh kesabaran dalam menghadapi penyiksaan yang luar biasa demi mempertahankan iman.

Sabar dan Ketenangan Jiwa

Sabar bukan hanya membuat kita bertahan, tapi juga memberi ketenangan. Jiwa yang sabar adalah jiwa yang tenteram karena yakin bahwa semua ujian dari Allah mengandung hikmah.

Sabar bukan berarti lemah. Ia justru tanda kekuatan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam bergulat, tapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang sabar adalah mereka yang mampu mengendalikan emosi, menjaga lisan dari keluh kesah, dan tetap berhusnudzan kepada Allah.

Cara Menumbuhkan Sifat Sabar

Menumbuhkan kesabaran bukan hal yang mudah, namun bisa dilatih. Di antara cara-cara menumbuhkan sifat sabar:

1. Menanamkan keyakinan bahwa semua ujian dari Allah adalah bentuk kasih sayang-Nya.

2. Menghadirkan akhirat dalam hati. Sadar bahwa semua penderitaan ini akan diganti dengan kebahagiaan di surga.

3. Banyak membaca kisah para nabi dan ulama salaf dalam menghadapi cobaan.

4. Menguatkan ibadah, seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.

5. Memohon kesabaran kepada Allah dengan doa.
Doa Nabi ﷺ: “Ya Allah, berikanlah aku petunjuk dan jadikan aku termasuk orang yang sabar.”

Penutup: Jadilah Emas yang Dibakar, Bukan Kayu yang Hangus

Ketika kita diuji, kita punya dua pilihan: menjadi emas yang dibakar agar murni dan berkilau, atau menjadi kayu yang hangus dan menjadi abu.

Sabar adalah penentu pilihan itu. Bila kita sabar, maka ujian akan menjadikan kita lebih bersih, lebih mulia, lebih kuat. Bila tidak, kita akan hancur oleh rasa kecewa, marah, dan keluh kesah.

Ingatlah, sabar bukan berarti tidak merasakan sakit. Tapi sabar adalah tetap berada di jalan yang benar meski terasa pedih.

Semoga Allah menganugerahi kita hati yang sabar, lisan yang selalu bersyukur, dan jiwa yang tenang dalam menghadapi semua liku kehidupan. Aamiin. Sumber Inspirasi: Ibnul Qayyim rahimahullah – Ighatsatul Lahfan. Al-Qur’an dan Hadits Shahih. Kisah para nabi dan salafus shalih. Mari jadikan sabar sebagai obat, bukan hanya pelipur lara. Karena dengan sabar, kita tidak hanya bertahan, tetapi juga menang. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement