Sosok
Beranda » Berita » Mengenal Tokoh Pejuang Daerah Riau; KH Imam Bulkin

Mengenal Tokoh Pejuang Daerah Riau; KH Imam Bulkin

Mengenal Tokoh Pejuang Daerah Riau; KH Imam Bulkin
Mengenal Tokoh Pejuang Daerah Riau; KH Imam Bulkin

SURAU.COKH Imam Bulkin adalah tokoh pejuang daerah Riau asal Kabupaten Bengkalis merupakan tokoh pahlawan yang belum banyak di ketahui oleh semua kalangan. Meneladani tokoh penting seperti pejuang dan pahlawan yang berjasa bagi masyarakat dan negara menunjukkan sikap mulia. Generasi muda dapat membangkitkan semangat menghadapi tantangan hidup dengan menelusuri biografi mereka. Kenali KH Imam Bulkin, tokoh pejuang dan pahlawan dari Kabupaten Bengkalis, Riau. Pelajari biografi dan perjuangannya untuk membangkitkan semangat generasi muda menghadapi tantangan hidup.

Keteladanan Seorang Tokoh

Sebagai contoh, kita dapat meneladani tokoh melalui cerita atau biografinya, mulai dari riwayat pendidikan, perjalanan hidup, hingga nilai-nilai positif yang ditinggalkannya. Generasi muda, pelajar, dan siapa pun yang ingin meneladani sebaiknya menelusuri jejak dan sejarah tokoh panutannya. Untuk meneladani tokoh, kita bisa membaca buku tentang hidupnya, menelusuri karya-karyanya, dan mengikuti jejak perjuangannya. Dari sejarah atau biografinya, kita akan menemukan hal penting yang mendorong kita untuk meneladani.

Membaca buku sejarah tentang tokoh yang diteladani memberikan banyak keuntungan. Pembaca dapat terpacu semangatnya, termotivasi, serta tumbuh kesadaran dan sikap mulia untuk menghargai peran dan perjuangan tokoh tersebut. Membaca biografi KH Imam Bulqin, Tokoh Pejuang Riau asal Desa Pasiran, Kecamatan Bantan, Bengkalis, memberikan kesan dan kebanggaan tersendiri. Betapa tidak, beliau adalah tokoh pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan, sekaligus tokoh ulama (kiyai) yang menjadi panutan bagi masyarakat.

Dapat Penghargaan

Pada Hari Jadi Provinsi Riau ke-65 tahun 2022, Gubernur Syamsuar menganugerahkan beliau sebagai Tokoh Pejuang Daerah Riau, sebagai penghargaan atas peran dan kiprahnya di masyarakat. Beliau memimpin laskar rakyat berjuang bersama TNI dan Laskar Sabilillah di Pedekik melawan Agresi Militer Belanda II (1948-1949) yang berusaha menguasai Bengkalis. Selama Agresi Militer Belanda II, para pejuang dan TNI selalu mengandalkan KH Imam Bulqin, atau KH Sholeh, sebagai sumber arahan utama.

Rumah Perjuangan KH Imam Bulkin

Bahkan rumah kediamannya yang berada di Pasiran sering pula dijadikan tempat persinggahan para pejuang. Ia juga seorang ahli strategi perlawanan rakyat yang mengatur strategi dalam perang grilya menentang Belanda di Bengkalis.

Syekh Ihsan al-Jampasi dan Pandangannya Tentang Rokok

KH Imam Bulqin menentang Belanda sesuai Resolusi Jihad yang dikumandangkan Kiai Haji Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya untuk mempertahankan tanah air. Tentara Belanda di Bengkalis mengetahui rumah KH Imam Bulqin sebagai tempat persinggahan dan strategi pejuang perang gerilya. Mereka marah dan menyerang serta menangkap KH Imam Bulqin di Kampung Pasiran, Desa Bantan Tua saat ini.

Pada 29 Desember 1948 di Pedekik, KH Imam Bulqin aktif mengatur strategi dan bertempur bersama Laskar Rakyat, Laskar Sabilillah Selatbaru pimpinan Ali Dasuki, Laskar Sabilillah Pedekik pimpinan Kiyai Ihsan, serta TNI. Keaktifan ini membuat Belanda semakin geram. Pada 9 Januari 1949, Laskar Rakyat Sabilillah pimpinan KH Imam Bulqin berjuang bersama Khalifah Darman, Ali Dasuki, Kiyai Ihsan, dan TNI melawan tentara Belanda di Desa Pedekik dalam Perang Sosoh.

Pasukan Belanda mulai memburu KH Imam Bulqin, yang dikenal sebagai KH Sholeh, sejak saat itu.. Saat Belanda menyerang Kampung Pasiran, terjadi peristiwa Jumat Berdarah yang menewaskan banyak korban, termasuk putranya Mas’ud dan murid-muridnya.

Menurut catatan sejarah, sebelum Salat Jumat, pasukan Belanda bersenjata lengkap dari markas Sungai Bengkel turun ke Pasiran untuk mencari KH Imam Bulqin. Mereka mengepung Masjid Pasiran (sekarang Masjid Hubbut Taqwa) dan menanyai orang-orang di sana, tapi tidak menemukan KH Imam Bulqin karena tak ada yang mengenalnya. Kericuhan pun terjadi.

Memicu Kemarahan Pasukan Belanda

Pasukan Belanda gagal menemukan orang yang mereka cari, lalu meluapkan amarah dan memerintahkan semua orang untuk bertiarap. Mereka menembakkan peluru di halaman masjid hingga membuat jamaah panik. Meski situasi mencekam, KH Imam Bulqin tetap tenang dan berusaha mengusir Belanda. Saat mereka menanyainya, KH Imam Bulqin menjawab bahwa KH Sholeh berada di Jangkang, bukan di masjid.

Bukan Nabi, Tapi Namanya Diabadikan: Siapa Sebenarnya Luqman?

Belanda meninggalkan masjid setelah menembak dan membunuh beberapa warga seperti Rajimun, Usman, Santarik, dan pekerja balak. Rasim terluka. Belanda juga membunuh Mas’ud, putra KH Imam Bulqin, yang berusaha menyembunyikan persenjataan di rumahnya. Namun, satu senjata tertinggal, memicu kemarahan tentara Belanda.

Untuk mengmenghilangkan jejak dari kejaran serdadu Belanda, Mas’ud menyelam di dalam parit tak berapa jauh dari tempat tersebut. Namun tak berapa lama kemudian, kepalanya muncul ke permukaan parit, sehingga tak ayal lagi serdadu Belanda seketika membrondong Mas’ud dengan sejumlah tembakan dan beliau gugur sebagai syahid.

Tragedi Jumat Berdarah membuat KH Imam Bulqin dan seluruh warga Kampung Pasiran sangat berduka. Setelah mengurusi pemakaman para syuhada, KH Imam Bulqin bersama masyarakat kembali melakukan perlawanan, bersama para TNI menentang Belanda yang bercokol di Bengkalis.

Keteladanan KH Imam Bulkin

KH Imam Bulqin, tokoh pejuang dan ulama asal Desa Pasiran, Kecamatan Bantan, Bengkalis, berjasa besar dalam sejarah pembentukan desa tersebut. Ia membuka perkampungan Pasiran pada 1935 dan mewakafkan lahannya untuk kepentingan umum, seperti tempat ibadah dan majelis ilmu. KH Imam Bulqin mengajarkan agama Islam dengan metode Sorogan dan menarik murid dari sekitar serta Malaysia. Selain itu, ia mendirikan perkumpulan pencak silat untuk membekali generasi muda dengan ilmu bela diri.

Mahasiswa STAIN Bengkalis dan dosen membidani penulisan buku tentang KH Imam Bulqin, berdasarkan wawancara dengan muridnya yang masih hidup. Oleh sebab itu, buku ini sangat penting untuk melengkapi literatur sejarah tentang beliau dan menjadi referensi utama dalam mengenal sosok pejuang dan ulama di Bengkalis.

Nasihat Khalifah Umar: Cermin Tata Kelola Pemerintahan Ideal

Pada peringatan HUT RI ke-79 Nanti, penting menyebarkan sejarah perjuangan KH Imam Bulqin kepada masyarakat dan generasi muda. Kita harus menghargai dan melestarikan sejarah lokal serta mengajarkannya di sekolah agar generasi mendatang mengenal perjuangan para pahlawan daerah. Semoga kita dapat menjadi pemimpin dan orang tua yang arif, menjaga nilai perjuangan dan membangun kedamaian demi masa depan bangsa. (**Usm)

Penulis:

Marzuli Ridwan Al-bantany, adalah Sastrawan Indonesia, penulis dan penyair. Bermastautin di Bengkalis, Riau

× Advertisement
× Advertisement