Sosok
Beranda » Berita » Gus Yusuf Tegaskan Santri Harus Dididik Mengelola Sampah Sejak Dini

Gus Yusuf Tegaskan Santri Harus Dididik Mengelola Sampah Sejak Dini

Santri dan pengelolaan sampah
Gus Yusuf pengasuh Pesantren API tegalrejo menegaskan bahwa santri harus didik mengelola sampah sejak dini.

SURAU.CO. Pengelolaan sampah di pesantren menjadi sorotan Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori. Pria yang populer dengan panggilan Gus Yusuf menyebut bahwa santi perlu berlatih sejak dini dalam mengelola sampah. Dalam pandangannya para santyri harus konsisten dalam menerapkan edukasi pemilahan sampah dan pengelolaan sampah hingga menjadi pembiasaan. Untuk itu dirinya menekankan agar para santri tidak terbiasa membuang sampah sembarangan.

Hal itu terungkap dalam Acara Halaqah Membumikan Ekoteologi untuk Mewujudkan Keadilan Ekoteologi di Hotel Acacia, Jakarta Pusat pada Selasa (28/10). Selain itu Gus Yusuf mengingatkan agar para santri tidak meninggalkan sampah sembarangan dan terbiasa memilah serta mengolahnya. “Mindset menjaga kebersihan dan lingkungan harus ditanamkan terus-menerus agar terbentuk alam bawah sadar yang mencintai lingkungan,” tambah Gus Yusuf. Selanjutnya Gus Yusuf menceritakan pengalaman pesantrennya dalam mengelola sampah. Menurutnya, Pesantren API Tegalrejo kini telah mandiri dalam mengelola sampah. Bahkan tanpa melibatkan tenaga dari luar. Hal ini, lanjut dia adalah agar santri terbiasa memilah dan mengolah berbagai jenis sampah. “Mindset ini perlu dilatih dengan kesabaran. Kami ingin para santri benar-benar terbiasa mempraktikkan kebersihan,” katanya.

Santri Harus Menjadi Contoh

Sebelumnya Gus Yusuf juga menjelaskan bahwa pesantren harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Untuk itu dirinya berharap para santri dapat menjadi teladan dalam menjaga kebersihan dan mengelola sampah karena bisa menjadi sedekah. “ Selain itu mendorong masyarakat sekitar untuk mengikuti langkah yang sama,” harapnya. Menurut Gus Yusuf, persoalan sampah merupakan salah satu masalah paling serius di pesantren. Jumlah santri yang sedikit mungkin tidak menimbulkan dampak besar, tetapi ketika mencapai ribuan, volume sampah menjadi beban lingkungan yang nyata. Karena itu, kolaborasi dengan lembaga seperti Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) sangat penting, terutama karena P3M memahami karakter khas pesantren.

Dalam kesempatan tersebut putra bungsu KH Chudlori mengatakan persoalan sampah merupakan salah satu masalah paling serius di pesantren. “Jumlah santri yang sedikit mungkin tidak menimbulkan dampak besar, tetapi ketika mencapai ribuan, volume sampah menjadi beban lingkungan yang nyata. Karena itu, kolaborasi dengan lembaga seperti P3M sangat penting, terutama karena P3M memahami karakter khas pesantren,” ucapnya.

Perlu Yang Paham Kultur Pesantren

Selanjutnya Gus Yusuf menjelaskan bahwa banyak program intervensi dari pemerintah ke pesantren yang gagal karena tidak memahami kultur dan tradisi pesantren. “Program yang hanya bersifat seremonial tanpa pendampingan berkelanjutan tidak memberikan hasil nyata. Berbeda dengan P3M yang pendekatannya kontekstual, menghormati struktur pesantren, dan melibatkan para kiai secara langsung,” ujar pria kelahiran Magelang ini. Untuk itu ia berharap agar pesantren yang lahir dari masyarakat, berjuang bersama masyarakat, dan pada akhirnya para santri juga akan kembali ke masyarakat tidak boleh menjadi beban bagi masyarakat. “Pesantren harus mampu memberi manfaat bagi lingkungan sosialnya,” tegasnya.

10 Pahlawan Nasional 2025: Mengukir Jejak, Menerangi Jalan Bangsa

Gus Yusuf hadir sebagai pembicara dalam Acara Halaqah Nasional : Membumikan Ekoteologi untuk Mewujudkan Keadilan Ekoteologi yang diselenggarakan oleh P3M. Dalam Acara tersebut hadir pula beberapa ulama dari jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), aktivis LSM, santri. Dalam kesempatan tersebut P3M juga meluncurkan buku berjudul Jihad Santri Merawat Bumi: Sepuluh Kisah Inspiratif Pengelolaan Sampah di Pesantren. Buku ini berisi tentang kisah pengelolaan sampah 10 pesantren di Jawa dalam program yang berkerjasama dengan Coca Cola Europasific Partner (CCEP) Indonesia.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement