SURAU.CO – Tape singkong, makanan tradisional yang sering kita temui di pasar-pasar rakyat, acara keluarga, atau bahkan di pinggir jalan, sering kali dianggap sebagai camilan sederhana yang hanya layak dinikmati kalangan tertentu. Namun di balik kesederhanaannya, tape singkong menyimpan banyak nilai: mulai dari sejarah budaya, proses fermentasi yang ilmiah, hingga manfaat kesehatan yang menakjubkan.
Tape singkong, atau yang kita kenal juga dengan peuyeum di Jawa Barat, merupakan hasil fermentasi dari singkong yang rebus dan proses pemberian ragi. Proses fermentasi inilah yang memberikan rasa manis, aroma khas, dan tekstur lembut pada tape. Tak hanya lezat, tape juga menjadi bukti bahwa makanan tradisional Indonesia kaya akan kearifan lokal dan nilai gizi yang luar biasa.
Dalam maraknya makanan modern dan cepat saji, keberadaan tape singkong seolah terpinggirkan. Padahal, jika dilihat dari sisi gizi, manfaat kesehatan, dan potensi ekonominya, tape singkong mampu bersaing dengan berbagai produk makanan modern yang berharga mahal.
Asal-Usul Tape Singkong
Tape singkong memiliki sejarah panjang dalam khazanah kuliner Nusantara. Di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Sumatera, tape bukan hanya makanan, melainkan bagian dari tradisi dan simbol kebersamaan.
Dalam budaya Sunda, misalnya, peuyeum Bandung sering dijadikan oleh-oleh khas yang menandakan keramahan dan kehangatan tuan rumah. Sementara di Jawa Tengah dan Timur, tape sering disajikan saat acara selamatan, tasyakuran, atau hari-hari besar keagamaan.
Filosofi yang tersimpan di balik tape pun mendalam. Proses fermentasi yang lambat dan penuh kesabaran melambangkan ketekunan dan keikhlasan dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Dari singkong biasa yang keras dan hambar, melalui proses yang tepat, lahirlah tape yang manis dan lembut. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa sesuatu yang sederhana bisa menjadi luar biasa dengan kesabaran dan ilmu pengetahuan.
Pembuatan Tape Singkong: Kearifan Lokal
Pembuatan tape singkong merupakan perpaduan antara ilmu tradisional dan prinsip ilmiah modern.
Langkah-langkah utamanya meliputi:
- Pemilihan bahan baku.
Singkong yang digunakan harus segar, tidak terlalu tua, dan bebas racun alami seperti sianida. Jenis singkong yang sering dipilih adalah singkong manis. - Perebusan atau pengukusan.
Singkong dikukus hingga empuk, tujuannya untuk mematikan mikroba liar dan melunakkan struktur pati agar mudah difermentasi. - Pendinginan dan penaburan ragi.
Setelah singkong agak dingin, ditaburi ragi tape (biasanya ragi amylolytic yeast seperti Saccharomyces cerevisiae dan Rhizopus oryzae) yang berperan dalam mengubah karbohidrat menjadi gula dan alkohol. - Proses fermentasi.
Singkong dibungkus daun pisang atau disimpan dalam wadah tertutup selama 2–3 hari. Dalam proses ini, terjadi reaksi biokimia alami yang mengubah rasa, aroma, dan tekstur singkong menjadi tape.
Secara ilmiah, tape adalah contoh fermentasi yang menghasilkan probiotik alami — mikroorganisme baik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan manusia. Selain itu, fermentasi juga menambah kandungan vitamin B kompleks serta meningkatkan daya cerna singkong.
Kandungan Gizi Tape Singkong
Meski tampak sederhana, tape singkong memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang cukup lengkap. Dalam 100 gram tape singkong, terkandung:
- Kalori: sekitar 150–180 kkal
- Karbohidrat: 40–45 gram
- Protein: 1–2 gram
- Serat: 1–2 gram
- Vitamin B1, B2, B3, dan B6
- Mineral penting: kalsium, fosfor, zat besi, dan magnesium
- Probiotik alami hasil fermentasi
- Gula alami (glukosa dan maltosa) hasil penguraian pati
Kandungan ini menjadikan tape sebagai sumber energi cepat yang bermanfaat untuk tubuh, terutama bagi mereka yang membutuhkan tambahan tenaga secara instan, seperti pekerja lapangan atau pelajar yang beraktivitas tinggi.
Manfaat Tape Singkong Bagi Kesehatan
Tape singkong bukan sekadar makanan ringan yang manis, melainkan menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Melancarkan pencernaan
Proses fermentasi pada tape menghasilkan probiotik yang dapat menyeimbangkan mikroflora usus. Mikroorganisme baik ini membantu proses pencernaan, mencegah sembelit, dan meningkatkan penyerapan nutrisi.
2. Meningkatkan energi tubuh
Kandungan gula alami hasil fermentasi menjadikan tape sumber energi cepat. Ini sangat berguna untuk memulihkan stamina setelah bekerja keras atau berolahraga.
3. Meningkatkan nafsu makan
Bagi sebagian orang, aroma khas tape mampu merangsang selera makan. Karena itu, tape sering disajikan sebagai pencuci mulut atau camilan ringan sebelum makan besar.
4. Sumber probiotik alami
Tape singkong merupakan alternatif alami dari minuman probiotik modern. Ia membantu menjaga kesehatan usus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami.
5. Meningkatkan penyerapan zat gizi
Fermentasi mengubah struktur pati menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna, sehingga tubuh dapat menyerap gizi seperti vitamin B kompleks dan mineral dengan lebih baik.
6. Menjaga kesehatan tulang dan saraf
Kandungan vitamin B dan mineral seperti kalsium serta magnesium pada tape berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang serta fungsi saraf.
7. Membantu produksi sel darah merah
Vitamin B12 dan zat besi yang hasil dari proses fermentasi membantu pembentukan sel darah merah, sehingga mencegah anemia ringan.
Namun, sebagaimana makanan lain, konsumsi tape perlu dengan takaran yang wajar. Mengonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat karena proses fermentasi meningkatkan kadar glukosa.
Tape Singkong Dalam Perspektif Ekonomi dan Kewirausahaan
Selain manfaat kesehatan, tape singkong juga memiliki potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat, terutama di pedesaan. Banyak pelaku usaha kecil yang mengembangkan produk berbasis tape menjadi beragam makanan olahan modern, seperti:
- Bolu tape
- Es krim tape
- Donat tape
- Prol tape
- Dodol tape
- Keripik tape
Dengan inovasi dan kemasan yang menarik, tape singkong bisa menjadi produk unggulan daerah sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sebagai contoh, Peuyeum Bandung telah menjadi ikon oleh-oleh khas Jawa Barat yang terkenal hingga mancanegara. Ini menunjukkan bahwa makanan tradisional Indonesia memiliki daya saing global jika dengan pengelolaan secara kreatif.
Pemerintah dan generasi muda dapat mengambil peran penting dalam mengembangkan industri tape singkong, baik dengan pelatihan wirausaha, peningkatan kualitas kemasan, hingga promosi digital.
Nilai Spiritual dan Filosofis Tape Singkong
Menariknya, tape singkong tidak hanya kaya manfaat secara fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual dan filosofi kehidupan. Proses fermentasi mengajarkan nilai kesabaran — tidak ada yang instan. Membutuhkan waktu, ketekunan, dan kesucian bahan untuk menghasilkan rasa manis yang sempurna. Ini mengajarkan manusia bahwa hasil terbaik lahir dari proses yang jujur dan sabar.
Dalam Islam, sangat menganjurkan makanan yang halal, bersih, dan bermanfaat. Allah SWT berfirman:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 168)
Tape singkong, yang berasal dari bahan alami dan dengan cara pengolahan yang benar, termasuk makanan yang baik dan menyehatkan. Selama tidak berlebihan dan tidak salah penggunaan (misalnya terbiarkan terlalu lama hingga menghasilkan kadar alkohol tinggi), tape tetap dalam batas kehalalan yang boleh menurut agama.
Makanan Tradisional yang Tidak Boleh Hilang
Dalam era modernisasi dan serbuan makanan instan dari luar negeri, kita sering lupa akan kekayaan kuliner lokal. Tape singkong adalah warisan budaya yang harus tetap lestari.
Generasi muda perlu menyadari bahwa makanan tradisional bukan sesuatu yang kuno, melainkan bagian dari identitas bangsa. Mengembangkan tape bukan sekadar menjaga cita rasa lama, tetapi juga memperkuat jati diri kuliner Indonesia pada mata dunia.
Selain itu, tape juga bisa menjadi sarana edukasi tentang ilmu fermentasi, gizi, dan kewirausahaan lokal yang bisa menjadi terapan dalam pembelajaran sekolah maupun pelatihan masyarakat.
Penutup
Tape singkong adalah bukti bahwa kearifan lokal Indonesia kaya akan nilai dan manfaat. Dari singkong yang sederhana, lahir makanan tradisional yang sarat gizi, bernilai ekonomi, dan mengandung filosofi kehidupan. Jangan remehkan tape singkong hanya karena tampilannya sederhana. Ia adalah hasil perpaduan antara ilmu, budaya, dan rasa dari warisan turun-temurun.
Sudah saatnya generasi muda dan masyarakat luas mengangkat kembali kejayaan kuliner tradisional seperti tape singkong. Dengan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan semangat kebangsaan, tape dapat menjadi ikon pangan lokal yang membanggakan Indonesia.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
