SURAU.CO – Setiap kebaikan yang kita terima dari orang lain adalah tanda kasih sayang Allah yang dikirim lewat tangan hamba-hamba-Nya. Tidak ada satu pun kebaikan yang sampai kepada kita tanpa izin dan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, ketika seseorang memperlakukan kita dengan penuh kasih, membantu dalam kesulitan, atau sekadar menunjukkan senyum yang tulus, maka kewajiban pertama seorang mukmin adalah bersyukur kepada Allah, dan kewajiban kedua adalah mendoakan kebaikan bagi pelakunya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Barang siapa yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah ia. Jika kamu tidak mampu membalasnya, maka doakanlah kebaikan untuknya sampai kamu merasa telah membalasnya.”
(HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Hadis ini menunjukkan betapa Islam mengajarkan etika yang tinggi dalam membangun hubungan antarsesama. Tidak cukup hanya dengan mengucap “terima kasih”, seorang Muslim hendaknya membalasnya dengan doa tulus — karena doa adalah hadiah terbaik yang bisa dikirim tanpa kehilangan apa pun.
Doa yang Mengandung Cinta dan Syukur
Doa adalah bentuk pengakuan bahwa semua kebaikan berasal dari Allah. Maka ketika kita berdoa untuk orang yang berbuat baik kepada kita, sejatinya kita sedang mengembalikan pujian itu kepada Allah, seraya memohon agar Dia melipatgandakan pahala bagi mereka.
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa yang indah:
“Jazakallahu khairan”
(Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan).
Ucapan singkat ini mengandung makna luas. “Khairan” bukan hanya kebaikan dunia, tetapi juga kebaikan akhirat, rahmat, keselamatan, dan pahala yang berlipat ganda. Maka, betapa indah bila kita membiasakan mengucapkannya, bukan hanya kepada guru dan orang tua, tetapi juga kepada teman, tetangga, bahkan pelayan toko yang melayani dengan sopan.
Cermin Keikhlasan dan Akhlak Mulia
Mendoakan orang lain tanpa pamrih adalah tanda hati yang bersih. Orang yang mampu mendoakan saudaranya adalah orang yang tidak terjebak dalam ego dan iri hati. Ia tahu, kebaikan orang lain bukanlah ancaman bagi dirinya, melainkan kesempatan untuk turut memperoleh berkah.
Bahkan Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Doa seorang Muslim untuk saudaranya di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) akan dikabulkan. Di dekat kepalanya ada malaikat yang diutus; setiap kali ia mendoakan kebaikan bagi saudaranya, malaikat itu berkata: ‘Amin, dan untukmu juga seperti itu.’”
(HR. Muslim)
Subhanallah. Betapa besar keuntungan bagi siapa pun yang terbiasa mendoakan kebaikan. Bukan hanya orang lain yang mendapat manfaat, tetapi juga dirinya sendiri.
Menjaga Rantai Kebaikan
Dalam kehidupan sosial, kebaikan adalah rantai yang harus terus dijaga agar tidak putus. Jika seseorang menolong kita, lalu kita membalas dengan doa, maka sesungguhnya kita sedang menjaga rantai itu tetap hidup.
Rantai doa dan syukur inilah yang membuat masyarakat Islam menjadi masyarakat yang penuh kasih, saling mendoakan, dan saling mendukung.
Bayangkan bila setiap kebaikan dibalas dengan doa, bukan dengan iri, benci, atau sikap acuh. Dunia akan lebih damai, karena setiap orang berlomba-lomba menjadi sebab turunnya doa dari lisan orang lain.
Doa Itu Kekuatan, Bukan Kelemahan
Seringkali, orang menganggap doa hanyalah pelengkap — padahal doa adalah inti dari keimanan. Dalam mendoakan orang lain, sebenarnya kita sedang memperkuat jaringan spiritual umat Islam. Doa menjadi jembatan kasih yang tidak terputus oleh jarak atau waktu.
Ketika kita mendoakan seseorang, kita sedang membangun hubungan ruhani yang tak kasat mata, namun sangat kuat. Allah menyatukan hati-hati yang saling mendoakan, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
> “Hati-hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Allah Yang Maha Pemurah, Dia membolak-balikkan hati sesuai kehendak-Nya.”
(HR. Muslim)
Maka, siapa pun yang ingin hatinya lembut, hendaklah memperbanyak doa — bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain.
Penutup: Jangan Lelah Mendoakan
Kadang, kita menerima kebaikan dari orang yang tidak kita kenal; kadang pula kita disakiti oleh orang yang pernah kita tolong. Namun, doa tetaplah amalan yang tidak boleh berhenti. Karena dengan doa, kita menjaga diri dari kebencian, dan menanam cinta di ladang kehidupan.
Mendoakan orang yang berbuat baik kepada kita adalah wujud syukur. Dan mendoakan orang yang berbuat jahat kepada kita dengan kebaikan adalah wujud kematangan iman.
Semoga Allah membalas setiap orang yang pernah berbuat baik kepada kita dengan pahala yang besar, melapangkan rezekinya, menenangkan hatinya, dan menjaganya dalam rahmat yang luas.
اللَّهُمَّ جَازِهِمْ عَنَّا خَيْرَ الْجَزَاءِ
“Ya Allah, balaslah mereka dengan balasan yang terbaik dari sisi-Mu.” (Tengku Iskandar, M.Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara, Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
