Menjadi Santri di PP Kholilul Qur’an: Belajar Menghafal, Berbahasa, dan Berdaya.
Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin menjauh dari nilai-nilai ilahiah, Pondok Pesantren Kholilul Qur’an hadir sebagai tempat kembali—sebuaht pelabuhan spiritual dan akademik bagi para pemuda Islam yang ingin mengabdikan masa mudanya untuk Al-Qur’an, ilmu, dan amal.
Syarat dan Komitmen
Bagi calon santri yang ingin bergabung, inilah komitmen dasar yang harus dipenuhi:
1. Siap menjadi penghafal Al-Qur’an
Proses tahfidz dilakukan secara intensif, bertahap, dan penuh makna, dibimbing langsung oleh para ustadz yang berkompeten.
2. Siap belajar dua bahasa utama
Bahasa Arab sebagai bahasa agama dan Bahasa Inggris sebagai bahasa ilmu dan komunikasi global.
3. Memilih Life Skill atau Bimbel (Opsional)
Santri dapat memilih keterampilan hidup sesuai minat, atau mengikuti program bimbingan belajar untuk persiapan kuliah atau ujian nasional, dengan biaya sendiri setelah program utama terlaksana.
4. Biaya Syahriyyah Rp 500.000 per bulan
Sudah termasuk makan dan kebutuhan dasar lainnya.
5. Tersedia Beasiswa
Khusus bagi santri dari keluarga kurang mampu, insya Allah akan difasilitasi melalui beasiswa.
Info lebih lanjut, Kaliwader, Bener, Purworejo. Program Kerja Sama Strategis
A. Pendidikan Formal Gratis
Santri tetap bisa mendapatkan ijazah formal tanpa biaya tambahan, melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan:
MI Kaliwader
SMP Muhammadiyah Purwodadi
PKBM Riyadlul Muta’allimin (Kejar Paket)
SMP VIP Asy-Syafi’iyyah
SMK Riyadlul Muta’allimin
SMA Muhammadiyah Kutoarjo
B. Life Skill dan Magang
Untuk membekali santri dengan keterampilan hidup:
Bengkel Las & Motor Pak Gunadi (Gratis)
Program magang online: marketing digital, desain grafis, dan lainnya (masih dalam tahap kerja sama)
C. Bimbingan Masuk PTN & Kedinasan
Santri yang berminat melanjutkan kuliah, bisa mengikuti Bimbel secara mandiri:
Bimbel Primagama
Newtron
Atau lembaga bimbel lainnya sesuai pilihan
Fasilitas Pesantren
Kami bukan pondok dengan gedung mewah, tetapi kami adalah pondok yang berorientasi pada esensi dan kualitas. Fasilitas utama kami:
Masjid sebagai pusat ibadah dan belajar.
Asrama sederhana untuk kehidupan santri
Sebagai ganti dari fasilitas fisik yang terbatas, kami memaksimalkan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) sebagai media bantu dalam pembelajaran bahasa, hafalan Al-Qur’an, dan pengembangan diri santri.
Fokus Kami Bukan Kemegahan, Tapi Kebermanfaatan
“Kita hidup di zaman ketika kelas bisa digantikan oleh aplikasi, guru bisa dibantu oleh AI, tapi keikhlasan dalam belajar dan kecintaan kepada Al-Qur’an tak bisa digantikan oleh apa pun.”
Karena itu, kami mengajak para orang tua dan generasi muda untuk fokus pada kebutuhan, bukan pada kebanggaan semu. Di sini, menghafal Al-Qur’an bukan sekadar program—tapi jalan hidup.
PP KHOLILUL QUR’AN — Mengkader Generasi Qur’ani yang Global
Mari bergabung bersama kami. Berdaya dengan ilmu. Dekat dengan Al-Qur’an. Bersinar untuk masa depan. Kaliwader, Bener, Purworejo
Jangan Hanya Pandai Bicara, Tapi Nol dalam Tanggung Jawab.
Tanggung jawab tetaplah tanggung jawab. Ia bukan sekadar kata, bukan pula hiasan dalam ceramah atau status sosial. Janji adalah janji, bukan hanya ucapan manis yang dikeluarkan untuk menyenangkan orang lalu dilupakan begitu saja. Ironis, ketika seseorang merasa telah memiliki ilmu, merasa dirinya bijak karena mengutip ayat atau hadits, namun realitas kehidupannya kosong dari amal nyata.
Apa gunanya ilmu jika tidak diamalkan? Untuk apa pengetahuan yang hanya menjadi koleksi di kepala, sementara kehidupan nyata tidak mencerminkan satu pun dari nilai-nilai itu? Ilmu yang tidak diamalkan tak lebih dari beban. Ia bukan cahaya, melainkan menjadi saksi yang akan menuntut pemiliknya di hadapan Allah.
Terutama bagi seorang ayah, peran dan tanggung jawabnya amat besar. Seorang ayah bukan hanya pencari nafkah, tapi juga teladan. Ia adalah panutan utama yang akan dilihat dan dicontoh oleh anak-anaknya. Jangan kira anak-anak tidak memperhatikan. Justru dari hal-hal kecil, mereka bisa menilai seperti apa karakter ayah mereka. Amanah atau tidak, peduli atau lalai, jujur atau hanya berpura-pura.
Anak-anak butuh lebih dari sekadar kata-kata. Mereka butuh sandang, pangan, dan papan. Mereka butuh kasih sayang, bimbingan, dan kehadiran. Terlebih lagi jika anak itu adalah seorang da’i kecil—yang sejak dini telah dipersiapkan untuk menjadi pejuang dakwah—maka kebutuhan fisik dan spiritualnya harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sayangnya, seringkali yang terjadi justru sebaliknya. Mereka diabaikan, bahkan oleh orang yang seharusnya paling bertanggung jawab.
Jangan pernah berpikir bahwa kelalaian ini akan berlalu tanpa hisab. Jangan merasa aman dari pengadilan Allah. Sebab kelak, setiap hak yang tidak ditunaikan, setiap janji yang diingkari, dan setiap anak yang dibiarkan hidup kekurangan padahal sang ayah mampu mencukupinya, semua akan menjadi perkara besar di akhirat.
Takutlah kepada ancaman Allah. Bertakwalah dalam sebenar-benarnya takwa. Jadikan amanah sebagai kehormatan, bukan beban. Jadilah ayah yang benar-benar menjadi pelindung, bukan pelupa. Menjadi contoh, bukan penyebab luka. Karena sejatinya, keberhasilan seorang ayah bukan diukur dari seberapa banyak nasihat yang ia lontarkan, tetapi seberapa besar keteladanan yang ia tunjukkan. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
