Khazanah
Beranda » Berita » Mengenal Tafsir Al-Qurthubi: Lautan Ilmu Fikih dalam Penafsiran Al-Qur’an

Mengenal Tafsir Al-Qurthubi: Lautan Ilmu Fikih dalam Penafsiran Al-Qur’an

Tafsir Qurthubi
Tafsir Qurthubi

Di antara ribuan karya tafsir Al-Qur’an yang telah lahir dari rahim peradaban Islam, Tafsir Al-Qurthubi menempati posisi yang sangat istimewa. Dikenal dengan judul aslinya, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an wa al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min as-Sunnah wa Ay al-Furqan (Kumpulan Hukum-hukum Al-Qur’an dan Penjelasan tentang Sunnah serta Ayat-ayat Pembeda), kitab ini bukan sekadar penafsiran biasa. Ia adalah sebuah ensiklopedia hukum Islam yang digali langsung dari ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Ditulis oleh seorang ulama besar dari Andalusia (Spanyol Islam), Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Qurthubi (w. 671 H/1273 M), tafsir ini menjadi rujukan utama bagi para ulama, penuntut ilmu, dan siapa saja yang ingin mendalami pesan Al-Qur’an, khususnya dari perspektif hukum (fikih). Mari kita selami lebih dalam keagungan dan karakteristik mahakarya ini.

Siapakah Imam Al-Qurthubi?

Untuk memahami sebuah karya, penting untuk mengenal penulisnya. Imam Al-Qurthubi hidup pada masa-masa kemunduran kekuasaan Islam di Andalusia. Beliau lahir di Cordoba (Qurthubah), sebuah kota yang pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Namun, beliau harus merasakan pahitnya hijrah ketika kota kelahirannya jatuh ke tangan penguasa Kristen. Beliau akhirnya menetap dan wafat di Mesir.

Latar belakang ini membentuk kepribadiannya sebagai seorang ulama yang zuhud, warak (sangat berhati-hati), dan sangat berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah. Beliau dikenal sebagai seorang ahli hadis, ahli fikih (mazhab Maliki), dan ahli bahasa Arab yang mumpuni. Kedalaman ilmunya inilah yang beliau tuangkan secara penuh ke dalam kitab tafsirnya.

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

Ciri Khas dan Keistimewaan Tafsir Al-Qurthubi

Setiap kitab tafsir memiliki metodologi dan ciri khasnya sendiri. Tafsir Al-Qurthubi unggul dan menonjol karena beberapa alasan utama, yang menjadikannya sebuah karya monumental.

1. Fokus Utama pada Ayat-Ayat Hukum (Ahkam)

Sesuai dengan judulnya, fokus utama tafsir ini adalah ekstraksi hukum fikih dari ayat-ayat Al-Qur’an. Inilah yang membedakannya dari banyak tafsir lain. Ketika menafsirkan sebuah ayat, Imam Al-Qurthubi akan mengidentifikasi hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.

Beliau membagi pembahasan setiap ayat ke dalam beberapa “masalah” (mas’alah). Setiap masalah membahas satu topik hukum secara mendalam. Misalnya, ketika membahas ayat tentang wudhu (QS. Al-Maidah: 6), beliau akan menguraikannya menjadi puluhan masalah, mulai dari niat, air yang digunakan, anggota tubuh yang dibasuh, hingga hal-hal yang membatalkan wudhu.

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

2. Metodologi Penafsiran yang Komprehensif

Meskipun fokus pada fikih, Imam Al-Qurthubi tidak mengabaikan aspek-aspek lain. Metodologinya sangat kaya dan sistematis:

Tafsir bil Ma’tsur: Beliau selalu memulai dengan menafsirkan ayat dengan ayat lain, hadis Nabi Muhammad SAW, serta perkataan para Sahabat dan Tabi’in.
Analisis Bahasa (Lughah): Kedalaman penguasaan bahasa Arab beliau terlihat jelas. Beliau mengurai makna kosakata, menganalisis struktur kalimat (i’rab), dan menjelaskan aspek balaghah (retorika) dari setiap ayat.
Asbabun Nuzul: Beliau seringkali menyebutkan sebab-sebab turunnya ayat untuk memberikan konteks historis yang akurat.

Qira’at (Ragam Bacaan): Beliau juga membahas perbedaan qira’at (cara membaca Al-Qur’an) dan bagaimana perbedaan tersebut dapat memengaruhi makna atau istinbath (pengambilan) hukum.

3. Objektivitas dan Sikap Ilmiah

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Salah satu keunggulan terbesar Tafsir Al-Qurthubi adalah objektivitas ilmiahnya. Meskipun beliau seorang penganut mazhab Maliki, beliau tidak fanatik. Dalam membahas perbedaan pendapat fikih (khilafiyah), beliau akan memaparkan argumen dari berbagai mazhab (Hanafi, Syafi’i, Hanbali, dan lainnya) secara adil.

Beliau menyajikan dalil masing-masing mazhab, mendiskusikannya, lalu melakukan tarjih (memilih pendapat yang dianggapnya paling kuat dalilnya) tanpa mencela pendapat lain. Sikap ini menunjukkan keluasan ilmu dan kematangan spiritual beliau.

4. Menjauhkan dari Israiliyyat dan Cerita Lemah

Imam Al-Qurthubi sangat kritis terhadap riwayat-riwayat israiliyyat (cerita yang berasal dari tradisi Ahli Kitab) dan kisah-kisah yang tidak memiliki dasar yang kuat. Beliau seringkali memberikan peringatan atau mengkritik riwayat-riwayat lemah yang banyak dikutip oleh mufasir lain. Ini menjadikan tafsirnya lebih bersih dan dapat diandalkan dari sisi otentisitas.

Manfaat Mempelajari Tafsir Al-Qurthubi

Mengkaji kitab tafsir yang agung ini memberikan banyak sekali manfaat bagi seorang Muslim, di antaranya:

Memahami Fikih dari Sumbernya: Anda akan diajak untuk memahami bagaimana para ulama merumuskan hukum-hukum salat, puasa, zakat, haji, jual beli, pernikahan, hingga jinayat (pidana) langsung dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Menghargai Perbedaan Pendapat: Dengan melihat bagaimana Imam Al-Qurthubi menyajikan berbagai pandangan mazhab dengan penuh hormat, kita akan belajar untuk lebih toleran dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat fikih di tengah masyarakat.

Mendalami Keindahan Bahasa Al-Qur’an: Analisis linguistik yang mendalam akan membuka mata kita terhadap mukjizat bahasa Al-Qur’an yang tak tertandingi.
Meneladani Sikap Seorang Ulama Rabbani: Kehati-hatian, objektivitas, dan ketundukan beliau pada dalil adalah pelajaran berharga tentang etika seorang penuntut ilmu.

Sebuah Samudera Ilmu yang Tak Lekang oleh Zaman

Tafsir Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, adalah lebih dari sekadar buku. Ia adalah warisan intelektual dan spiritual yang tak ternilai harganya. Kitab ini adalah bukti nyata betapa Al-Qur’an merupakan sumber segala petunjuk, termasuk dalam aspek hukum yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia.

Bagi siapa pun yang ingin menyelami lautan ilmu Al-Qur’an, terutama untuk memahami dasar-dasar hukum Islam dan melihat bagaimana para ulama berinteraksi dengan wahyu, maka membaca dan mengkaji Tafsir Al-Qurthubi adalah sebuah keharusan. Karya ini akan tetap relevan, menjadi pelita, dan sumber rujukan utama hingga akhir zaman.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement