Ibadah
Beranda » Berita » Mengucapkan Syahadat

Mengucapkan Syahadat

Syahadat
Syahadat

SURAU.CO.Mengucapkan Syahadat berarti pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Dua kalimat syahadat, yaitu “Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah” yang merupakan rukun Islam pertama dan pernyataan iman dalam agama Islam.

Syahadat berasal dari bahasa Arab, “syahida-yashadu-syahadatan” yang berarti kesaksian atau bersaksi. Menjadi pernyataan iman dan pengakuan akan keesaan Allah (tauhid) serta kerasulan Nabi Muhammad. Merupakan pintu gerbang bagi seseorang untuk masuk Islam dan menjadi dasar seluruh ajaran Islam.

Tulisan Arab syahadat adalah :  أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

Mengucapkan dua kalimat syahadat merupakan syarat utama seseorang untuk menjadi Muslim. Seseorang harus mengamalkan syahadat dalam perbuatan sehari-hari, bukan hanya mengucapkannya. Ini berarti menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Menumbuhkan sikap tawakal (berserah diri) kepada Allah dalam segala hal, karena meyakini bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan penolong.

Kitab Sirah Nabawiyah

Syahadat menuntut seseorang untuk menjauhi perbuatan syirik (menyekutukan Allah) dan hanya menyembah Allah semata. Syahadat bukan sekadar ucapan, tetapi merupakan komitmen mendalam untuk mentauhidkan Allah dan mengikuti ajaran Rasul-Nya dalam seluruh aspek kehidupan.

Pentingnya Syahadat:

  • Pertama Syahadat adalah dasar keimanan seorang Muslim dan menjadi syarat sahnya keislaman seseorang.
  • Kedua Mengucapkan syahadat bukan hanya sekadar pengakuan lisan, tetapi juga harus diyakini dengan hati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Ketiga Syahadat mengikat seorang Muslim untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam, menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika yang ditetapkan dalam Al-Qur’an dan sunnah.

Waktu Pengucapan Syahadat:

Ketika seseorang masuk Islam (mualaf), Saat azan dan iqamah, Dalam shalat fardhu dan sunnah, Ketika sakaratul maut.

Dua Kalimat Syahadat:

  1. Syahadat Tauhid:

“Asyhadu allaa ilaaha illallaah” (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah).

  • Menegaskan keesaan Allah dan menolak segala bentuk penyembahan selain kepada-Nya.
  • Merupakan penegasan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
  1. Syahadat Rasul:

“Wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah” (Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

  • Menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang menyampaikan wahyu-Nya.
  • Menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan dalam kehidupan seorang Muslim.

Mengucapkan syahadat sejak dini

Mengucapkan syahadat sejak dini, atau sejak anak masih kecil, adalah hal yang dianjurkan dalam Islam. Hal ini karena syahadat adalah pintu masuk ke dalam agama Islam, dan membiasakan anak mengucapkan syahadat sejak kecil dapat menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini.

Wahai Anakku Bertakwalah

Syahadat adalah pernyataan keimanan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Mengucapkan syahadat adalah syarat sah untuk masuk Islam. Mengajarkan syahadat sejak dini membantu anak memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Islam, seperti tauhid (keesaan Allah) dan kenabian Muhammad. Membiasakan anak mengucapkan syahadat sejak kecil akan membentuk kebiasaan yang baik dan memudahkan mereka untuk terus menjalankan ajaran Islam di kemudian hari. Syahadat juga mengajarkan tentang kejujuran, integritas, dan kepatuhan terhadap ajaran agama, yang merupakan dasar pembentukan karakter dan moral yang baik.

Berbagai cara menyenangkan, seperti lagu, cerita, atau permainan, dapat digunakan untuk mengenalkan syahadat kepada anak. Orang tua mencontohkan pengamalan syahadat dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak belajar dan meniru. Keluarga Muslim secara otomatis menjadikan anak yang dilahirkan sebagai Muslim, dan mereka tidak perlu mengucapkan syahadat ulang saat baligh. Seseorang mungkin perlu mengucapkan syahadat lagi jika mereka murtad (keluar dari Islam) atau ragu dengan keimanannya.

Jadi, selama seseorang tidak murtad, tidak ada kewajiban untuk mengulang syahadat, meskipun sudah lama tidak mengucapkannya. Syahadat menjadi bekal penting di hari perhitungan amal, karena menjadi bukti keimanan seseorang. Orang yang mengucapkan syahadat dengan ikhlas dan amal shalih akan mendapatkan jalan menuju surga. Syahadat, terutama di akhir hayat, memiliki keutamaan sebagai penghapus dosa. Mengucapkan syahadat saat sakaratul maut diyakini sebagai tanda kematian yang baik (husnul khatimah).

(Budi S: mengutip dari berbagai sumber)

 

Kitab Bidayatul Hidayah

 

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement