Penulis Artikel : Hendri Hasyim
SURAU.CO-Televisi tergeser, smartphone berkuasa menjadi kenyataan dalam kehidupan masyarakat modern. Kini, televisi tergeser, smartphone berkuasa tidak hanya menjadi ungkapan populer, tapi merepresentasikan perubahan gaya hidup yang signifikan. Peralihan ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui evolusi teknologi dan kebutuhan pengguna yang semakin mobile dan praktis.
Perubahan Pola Konsumsi Media: Televisi dan Smartphone
Dalam beberapa dekade terakhir, konsumsi media dan teknologi digital mengalami perubahan drastis. Dulu, ruang tamu menjadi pusat aktivitas keluarga saat menonton televisi bersama. Kini, layar kecil dalam genggaman telah mengambil alih peran itu. Menonton YouTube, scrolling TikTok, atau streaming Netflix lebih sering dilakukan di kamar tidur atau saat bepergian ketimbang di ruang keluarga.
Survei dari We Are Social menunjukkan bahwa lebih dari 70% penduduk Indonesia mengakses konten video dari perangkat seluler. Ini membuktikan bahwa media tradisional, seperti televisi, mulai kehilangan dominasinya terhadap media baru yang lebih interaktif dan personal.
Smartphone dan Gaya Hidup Digital yang Personal
Smartphone dan gaya hidup digital kini berjalan beriringan. Tidak seperti televisi yang pasif, smartphone memungkinkan pengguna untuk memilih konten sesuai preferensi, kapan saja dan di mana saja. Ini menciptakan hubungan yang lebih personal antara pengguna dan media yang dikonsumsi.
Fitur seperti push notification, algoritma personalisasi, serta kemudahan berbagi konten membuat smartphone tidak hanya menjadi alat konsumsi, tetapi juga distribusi informasi. Fenomena ini turut mendukung lahirnya para content creator yang menyebarkan informasi, hiburan, hingga kampanye sosial secara mandiri.
Hilangnya Kebersamaan Televisi di Ruang Keluarga
Kehilangan kebersamaan dan interaksi sosial adalah salah satu dampak negatif dari dominasi layar kecil. Dahulu, acara televisi menjadi momen pemersatu keluarga, kini momen tersebut bergeser menjadi aktivitas individu. Anak dan orang tua bisa duduk berdampingan, namun sibuk dengan layar masing-masing.
Fenomena ini menimbulkan tantangan baru dalam menjaga komunikasi antaranggota keluarga. Beberapa psikolog keluarga menyarankan pembatasan waktu layar atau menerapkan waktu khusus tanpa gadget untuk menjaga keharmonisan.
Beberapa Remaja Sedang Sibuk Bermain Smartphone
Dominasi Smartphone dalam Ekonomi Kreatif dan Informasi
Ekonomi digital dan konten berbasis seluler menjadi lahan subur bagi generasi muda. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak orang. Bahkan, berita-berita penting kini lebih cepat tersebar melalui unggahan video pendek dibandingkan siaran berita konvensional.
Sebagai contoh, fenomena viral seperti tren #fyp di TikTok atau berita-berita cepat di Twitter telah menjadikan smartphone sebagai alat utama dalam membentuk opini publik. Hal ini memperkuat posisi smartphone sebagai raja baru dalam lanskap media digital.
Masa Depan Media: Integrasi atau Dominasi?
Masa depan media digital dan integrasi platform kemungkinan akan terus berkembang. Televisi mungkin tidak akan sepenuhnya punah, namun akan bertransformasi menjadi layanan streaming berbasis internet seperti Netflix, Disney+, atau Vidio.
Sementara itu, smartphone akan terus menjadi pusat kontrol media karena kemampuannya menggabungkan komunikasi, hiburan, dan kerja dalam satu perangkat. Integrasi dengan teknologi kecerdasan buatan dan augmented reality pun semakin memperkuat dominasi ini.
Peralihan dari televisi tergeser, smartphone berkuasa adalah gambaran nyata dari era digital yang terus berkembang. Smartphone tidak hanya mengubah cara kita mengonsumsi media, tetapi juga cara kita berinteraksi, bekerja, dan mencari hiburan. Meskipun kehilangan nilai kebersamaan dari televisi tradisional, kita memasuki era baru di mana akses informasi lebih cepat, personal, dan dinamis. Tantangannya kini adalah bagaimana tetap menjaga koneksi sosial di tengah derasnya arus digital yang serba individual.