Gus Iqdam, sosok dai muda yang namanya melambung, telah menorehkan jejaknya di dunia dakwah. Sebagai Pengasuh Majelis Sabilu Taubah (ST) di Blitar, Jawa Timur, beliau berhasil memikat perhatian publik. Kata-kata khasnya, “Dekengan Pusat,” menjadi viral di berbagai platform media sosial. Sebut saja X-Twitter, Instagram, Facebook, hingga TikTok.
Popularitas Gus Iqdam semakin meroket. Majelis Sabilu Taubah yang dirintis sejak 2018, kini memiliki puluhan ribu jamaah. Sebanyak 40 ribuan jamaah hadir langsung di markas (nama familiar untuk menyebut Majelis Sabilut Taubah-red) setiap pengajian. Ribuan lainnya mengikuti kajian melalui live streaming di You Tube. Frasa “Dekengan Pusat” menjadi daya tarik utama dalam setiap ceramahnya.
Mengungkap Makna “Dekengan Pusat”
Dalam gaya khasnya yang santai dan meledak-ledak, Gus Iqdam sering menyebut pentingnya memiliki “Dekengan Pusat”. Istilah ini mengacu pada perlindungan dan pertolongan langsung dari Allah, bukan dari makhluk, jabatan, atau kekuasaan duniawi. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mencari perlindungan kepada manusia, tapi lupa bahwa yang paling kuasa hanyalah Allah. Menurut Gus Iqdam, seseorang yang punya “Dekengan Pusat” akan tetap kuat meskipun dihina, direndahkan, atau bahkan dijatuhkan. Sebab ia punya sandaran yang tak tergoyahkan
Gus Iqdam menggunakan istilah ini untuk membangkitkan semangat jamaahnya. Beliau menekankan pentingnya bertawakal dan berpegang teguh pada ajaran agama. Dengan begitu, jamaah akan selalu mendapat perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT. Istilah ini menjadi populer di kalangan anak muda. Hal ini dikarenakan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, mudah mengingat dan mempraktikkannya.
Asal-usul frasa ini bermula ketika Gus Iqdam masih menjadi santri di Ponpes Al-Falah Ploso Kediri. Beliau spontan menggunakannya kembali dalam salah satu pengajian di Blitar. Kala itu, Gus Iqdam menceritakan keutamaan salat qabliyah subuh. Termasuk juga untuk meninggikan derajat manusia. “Dekenganmu wes gak trimo pejabat (Dukunganmu sudah tidak terima pejabat),” katanya. Jika kamu mau salat sunnah atau rawatib, “dekenganmu pusat”
“Dekengan Pusat”: Fondasi Tauhid yang Kuat
Gus Iqdam mengaitkan “Dekengan Pusat” dengan ajaran tauhid. Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Esa. Allah adalah tempat bergantung, dan tempat meminta pertolongan. Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Ikhlas:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ . اَللّٰهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ . وَلَمْ يَكُنْ لَّه كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
Allah SWT juga merupakan pusat menuju jalan taubat. Allah adalah tempat bertaubat atas segala kemaksiatan. Hamba yang bertaqwa akan mendapat dukungan langsung dari-Nya. Orang yang memiliki “Dekengan Pusat” akan merasakan kemudahan dalam hidupnya. Hidupnya jauh dari kegalauan dan kekhawatiran. Semua akan baik-baik saja. Hal ini karena hubungan yang akrab dengan Allah SWT.
Tawakal: Kunci Meraih Rezeki dan Ketenangan
Pernyataan ini selaras dengan firman Allah dalam Surat At-Talaq ayat 3: “Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”
Sebagai hamba-Nya, manusia tidak perlu merasa susah, galau, atau bimbang. “Pusat,” yaitu Allah SWT, telah menjamin semua kebutuhan manusia.
Seorang ulama bernama Ibnul Qayyim berkata: “Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfaat.
Viral dan Tetap Membumi
Tak bisa dipungkiri, bahwa kehadiran Gus Iqdam juga viral di media sosial. Gaya ceramah yang meledak-ledak, penuh humor, tapi tetap sarat makna, menjadikannya digemari banyak orang. Santri, pemuda, bahkan orang tua, merasa terwakili oleh gaya penyampaiannya yang tidak menggurui, tapi menyentuh hati.
Fenomena Gus Iqdam dan istilah “Dekengan Pusat” menunjukkan bahwa dakwah bisa dikemas dengan cara segar, tapi tetap kuat dalam makna. Ia menunjukkan bahwa menjadi religius tak harus kaku, dan menjadi viral tak harus kehilangan nilai. Di balik semua candaan dan gaya khasnya, Gus Iqdam mengajak kita semua untuk kembali pada inti: mendekat kepada Allah dengan ikhlas dan tulus, karena hanya Dia satu-satunya “Dekengan Pusat” yang sejati.(kareemustofa)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
