Kalam
Beranda » Berita » Hari Lahir Pancasila: Membaca Ulang Pidato Sakral Bung Karno

Hari Lahir Pancasila: Membaca Ulang Pidato Sakral Bung Karno

Judul: Pidato Sukarno 1 Juni 1945 Lahirnya Pancasila
Editor: Tim Direktorat Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila
Penerbit: BPIP Jakarta
Cetakan: Kedua, 2024
Tebal: x + 60 halaman

Hari lahir Pancasila,  tidak terlepas dari sosok seorang Bung Karno, sang Proklamator kita. Ia adalah sosok yang semua orang tidak meragukan kehebatannya. Ia berhasil membawa Indonesia menuju kemerdekaan. Perjuangan panjang dari tahun 1918 hingga 1945 membuahkan hasil. Bung Karno merumuskan ide cemerlang tentang bagaimana menyatukan bangsa Indonesia. Persatuan ini ada berdasarkan pada keberagaman suku, bahasa, dan agama. Dasar negara ini kemudian dikenal dunia sebagai Pancasila.

BPUPKI: Tonggak Awal Perumusan Pancasila

Saat Indonesia masih dalam penguasaan Jepang, Jepang membentuk sebuah lembaga dengan nama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Tugas utama BPUPKI adalah mempersiapkan dasar negara dan rencana kemerdekaan. Sidang pertama BPUPKI digelar pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut, para tokoh bangsa menyampaikan usulan penting tentang dasar negara Indonesia.Para tokoh bangsa tersebut  adalah Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno yang kemudian menyampaikan pandangan tentang dasar negara

Pidato  1 Juni 1945: Hari Lahir Pancasila dalam Spirit Kebangsaan Membara

Tepat pada 1 Juni 1945, Soekarno berpidato yang kemudian menginspirasi banyak orang. “Nationale Staat hanya Indonesia, s-e-l-u-r-u-h-n-y-a yang telah berdiri di zaman Sriwijaya dan Majapahit dan yang kini pula kita harus dirikan bersama-sama. Karena itu, jikalau Tuan-Tuan terima baik, marilah kita mengambil sebagai dasar negara yang pertama, k-e-b-a-n-g-s-a-a-n Indonesia”. Pernyataan ini membangkitkan semangat para peserta sidang.

Buku “Pidato Sukarno 1 Juni 1945 Lahirnya Pancasila” (BPIP) memuat pidato bersejarah ini. Naskah asli pidato ini disimpan dengan rapi oleh ANRI dan telah disempurnakan sesuai EYD.

Manajemen Waktu: Refleksi Mendalam Bab Bersegera dalam Kebaikan

Lima Dasar Negara dari Hati Bangsa

Soekarno mengusulkan lima dasar negara, yang dikenal sebagai Pancasila. Kelima sila itu adalah:
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa

Bung Karno menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila ini berasal dari nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Pancasila adalah jembatan yang menyatukan keberagaman budaya, agama, dan etnis di Nusantara.

“Saudara-saudara! Dasar-dasar negara telah saya usulkan lima bilangannya. Inikah Pancadarma? bukan. Nama Pancadarma tidak tepat di sini. Darma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang dengan simbolik, simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya, jari kita lima setangan, kita mempunyai pancaindra. Apalagi yang lima bilangannya? Seorang yang hadir menjawab, “Pandawa Lima”. Pandawa pun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, lesejahteraan, dan ketuhanan, lima pula bilangannya. (hal. 25).

Bung Karno memberi nama dasar negara ini sebagai “Pancasila”, yang berasal dari bahasa Sanskerta: panca berarti lima, sila berarti prinsip atau asas.”

Dari Trisila ke Ekasila: Semangat Gotong Royong

Sebelum Pancasila disahkan, Soekarno menawarkan penyederhanaan menjadi Trisila. Trisila terdiri dari Sosio-nasionalisme, Sosio-demokrasi, dan Ketuhanan. Bahkan, Soekarno menawarkan Ekasila, yaitu Gotong Royong. “Pancasila menjadi Trisila, Trisila menjadi Ekasila. Tetapi terserah kepada Tuan-Tuan, mana yang Tuan-Tuan pilih, Trisila, Ekasila, ataukah Pancasila. I-s-i-n-y-a telah saya katakan kepada saudara-saudara semuanya”.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Prinsip-prinsip seperti yang saya usulkan kepada Saudara-Saudara ini adalah prinsip untuk Indonesia Merdeka yang abadi. Puluhan tahun dadaku telah menggelora dengan prinsip-prinsip itu. (hal.27)”

Pancasila Dasar Negara: Jiwa Bangsa Indonesia

Pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 adalah tonggak penting sejarah lahir Pancasila. Pidato ini menjadi fondasi dasar negara. Nilai persatuan, kemanusiaan, demokrasi, dan keadilan sosial, serta ketuhanan bersatu dalam semangat gotong royong. Pancasila bukan hanya lima sila di atas kertas. Ia adalah jiwa bangsa Indonesia yang terus menggelora dengan tetap menjunjung tinggi persatuan, keadilan, dan keberagaman.

Pengesahan dan Perayaan Hari Lahir Pancasila

Setelah pidato Soekarno, Panitia Sembilan merumuskan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Kemudian, pada 18 Agustus 1945, Pancasila disahkan sebagai dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945. Presiden Joko Widodo menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila pada tahun 2016. 1 Juni menjadi hari libur nasional.  (kareem mustofa)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement