Internasional
Beranda » Berita » Fakta Unik Strawberry Moon 2025: Keindahan Langka Bulan Purnama

Fakta Unik Strawberry Moon 2025: Keindahan Langka Bulan Purnama

SURAU.CO – Pada bulan Juni mendatang, sebuah fenomena alam menakjubkan akan kembali menghiasi langit malam. Banyak orang mengenal fenomena ini sebagai “Strawberry Moon” atau Bulan Stroberi. Nama unik ini seringkali menimbulkan pertanyaan, apakah bulan akan benar-benar berwarna merah seperti buah stroberi? Kenyataannya tidak demikian. Nama ini justru memiliki asal-usul budaya yang mendalam sekaligus menandakan sebuah peristiwa astronomi yang menarik. Oleh karena itu, tahun 2025 menjadi momen yang sangat istimewa untuk kita saksikan bersama.

Mengungkap Asal-usul Nama Strawberry Moon

Nama “Strawberry Moon” sejatinya berasal dari tradisi kuno suku asli Amerika, khususnya suku Algonquian. Mereka menggunakan siklus bulan sebagai penanda waktu untuk kegiatan-kegiatan penting. Bulan purnama di bulan Juni ternyata bertepatan dengan musim panen buah stroberi liar yang relatif singkat. Alhasil, mereka pun menamai bulan purnama ini sebagai penanda musim panen tersebut. Dengan demikian, penamaan ini tidak berhubungan dengan warna bulan, melainkan berfungsi sebagai kalender agrikultur alami.

Menariknya, di berbagai belahan dunia, bulan purnama Juni memiliki nama yang berbeda-beda. Sebagai contoh, masyarakat di Eropa kerap menyebutnya sebagai Bulan Madu atau Mead Moon. Nama ini merujuk pada masa panen madu atau tradisi pernikahan yang sering dilangsungkan pada bulan Juni. Selain itu, budaya lain menamainya Blooming Moon (Bulan Mekar), Green Corn Moon (Bulan Jagung Hijau), hingga Hatching Moon (Bulan Menetas). Keragaman nama ini secara jelas menunjukkan betapa pentingnya siklus bulan bagi berbagai peradaban di seluruh dunia.

Keunikan Strawberry Moon di Tahun 2025

Strawberry Moon pada tahun 2025 menjanjikan sebuah pemandangan yang jauh lebih istimewa dibandingkan biasanya. Fenomena ini akan menjadi bulan purnama terendah di langit sejak tahun 2006. Sebuah siklus langka yang dikenal sebagai major lunar standstill atau kemiringan bulan mayor menyebabkan peristiwa unik ini. Perlu diketahui, siklus ini hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali, yaitu ketika orbit Bulan mencapai kemiringan maksimumnya terhadap ekuator Bumi.

Akibat dari kemiringan maksimum ini, lintasan bulan di langit akan tampak sangat rendah. Kemudian, efek ini menciptakan sebuah ilusi optik yang para ahli sebut sebagai “ilusi bulan”. Saat bulan berada dekat dengan cakrawala, otak kita secara otomatis membandingkan ukurannya dengan objek-objek di daratan, seperti pohon atau gedung. Hal inilah yang membuat bulan tampak jauh lebih besar dan dramatis. Di samping itu, posisinya yang rendah memaksa cahaya bulan untuk melewati lebih banyak lapisan atmosfer Bumi. Akibatnya, atmosfer akan menyaring gelombang cahaya biru dan hijau. Cahaya yang sampai ke mata kita pun didominasi oleh warna-warna hangat seperti kuning keemasan atau oranye.

Dunia bicara HAM, Muslim Dibantai Tapi Diam

Keindahan visual ini tidak berhenti di situ. Pada saat yang bersamaan, posisi Strawberry Moon 2025 akan berdekatan dengan pusat galaksi Bima Sakti yang terang. Oleh karena itu, bagi para pengamat di lokasi minim polusi cahaya, pemandangan ini akan menjadi suguhan astronomi yang luar biasa memukau.

Waktu dan Cara Terbaik untuk Menyaksikannya

Puncak purnama Strawberry Moon 2025 akan terjadi pada tanggal 11 Juni pukul 03:44 EDT, atau sekitar pukul 14:44 WIB. Namun, waktu terbaik untuk menikmati keindahannya bukanlah pada puncak purnama tersebut. Sebaliknya, momen paling ideal untuk pengamatan adalah saat bulan terbit di ufuk timur-tenggara, tepat ketika matahari terbenam di arah sebaliknya. Pada saat inilah bulan akan menampakkan ukuran terbesarnya dengan warna keemasan yang paling pekat.

Anda tidak memerlukan peralatan canggih untuk menyaksikan fenomena ini. Anda hanya perlu mencari lokasi yang lapang dengan pandangan tak terhalang ke arah cakrawala tenggara. Tempat-tempat seperti pantai, puncak bukit, atau area persawahan yang luas bisa menjadi pilihan ideal. Pastikan Anda menjauhi polusi cahaya dari perkotaan untuk mendapatkan pengalaman terbaik. Selanjutnya, jika Anda memiliki teropong atau teleskop, alat tersebut tentu dapat memperkaya detail pengamatan. Anda bahkan dapat melihat kawah-kawah di permukaan bulan dengan lebih jelas.

Pada intinya, fenomena Strawberry Moon 2025 merupakan perpaduan antara keindahan visual, makna budaya, dan peristiwa astronomi yang langka. Ini adalah kesempatan emas untuk kembali terhubung dengan alam dan mengagumi keajaiban kosmos. Jangan lewatkan momen istimewa yang hanya datang setiap 18,6 tahun sekali ini.

Jejak Keemasan Wakaf: Inspirasi Peradaban dari Masa ke Masa
× Advertisement
× Advertisement