Nama Nadiem Makarim kembali menjadi sorotan publik. Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini ikut terlibat dalam pembicaraan hangat usai mencuatnya dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek.
Dugaan Korupsi Chromebook Bernilai Fantastis
Kasus pengadaan laptop berbasis Chromebook saat pandemi COVID-19 menelan dana hingga Rp9,9 triliun. Pemerintah mengalokasikan Rp3,5 triliun dari satuan pendidikan dan Rp6,3 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Tujuannya, menjaga kelangsungan pembelajaran jarak jauh selama masa darurat.
Dalam konferensi pers pada 10 Juni 2025, Nadiem menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi mitigasi pandemi. Ia mengklaim bahwa 1,1 juta unit laptop telah dikirim ke lebih dari 77 ribu sekolah di seluruh Indonesia.
Namun, Kejaksaan Agung menemukan indikasi persekongkolan dalam proyek tersebut. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, mengungkapkan bahwa tim teknis diduga menerima pengaruh untuk memilih laptop berbasis sistem operasi Chrome, meski hasil uji coba pada 2019 tidak menunjukkan performa optimal.
Kekayaan Nadiem Makarim Anjlok
Di tengah isu ini, publik mulai mempertanyakan kekayaan pribadi Nadiem. Berdasarkan data LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) yang dirilis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), harta kekayaan Nadiem per 2024 tercatat sebesar Rp600,64 miliar. Angka ini turun drastis dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada 2022, kekayaan Nadiem sempat melonjak hingga Rp4,87 triliun. Namun, nilainya menyusut menjadi Rp906 miliar pada 2023, lalu turun lagi ke level saat ini. Penurunan ini terutama terjadi akibat merosotnya nilai surat berharga yang mendominasi portofolionya.
Rincian Kekayaan Nadiem Makarim
Berikut rincian kekayaan terbaru Nadiem berdasarkan LHKPN:
- Surat berharga: Rp926,09 miliar
- Kas dan setara kas: Rp77,08 miliar
- Tanah dan bangunan: Rp57,79 miliar (berlokasi di Jakarta Selatan, Gianyar, dan Rote Ndao)
- Kendaraan pribadi: Rp2,24 miliar (terdiri dari Toyota Alphard dan Innova Zenix)
- Harta bergerak lainnya: Rp752 juta
- Harta lainnya: Rp2,9 miliar
- Total aset: Rp1,06 triliun
- Total utang: Rp466,2 miliar
- Harta bersih: Rp600,64 miliar
Apa yang Menyebabkan Penurunan Kekayaan Nadiem?
Penurunan drastis ini tentu menimbulkan pertanyaan. Beberapa faktor berikut dapat memberikan penjelasan logis:
- Penurunan Nilai Saham dan Investasi
Sebagian besar kekayaan Nadiem sebelumnya diketahui berbentuk surat berharga—kemungkinan besar termasuk saham di GoTo Group, hasil merger Gojek dan Tokopedia. Setelah melantai di bursa, performa saham GOTO tidak sesuai harapan. Valuasinya yang sempat menyentuh angka US$30 miliar menyusut tajam pada 2023. Sebagai pemegang saham awal, Nadiem sangat mungkin terdampak signifikan oleh koreksi pasar ini, yang berkontribusi besar terhadap anjloknya nilai kekayaan yang ia laporkan. - Tumpukan Utang
LHKPN 2024 juga mencatat bahwa Nadiem memiliki total utang sekitar Rp466,2 miliar—sekitar 40% dari total hartanya. Meski tidak dijelaskan secara rinci, utang ini kemungkinan berkaitan dengan pembiayaan investasi atau pembelian aset strategis. - Aset Fisik yang Tidak Bertumbuh Signifikan
Rincian aset tetap Nadiem relatif stagnan dan nilainya tidak cukup besar untuk menyeimbangi penurunan di sektor saham:
- 7 bidang tanah dan bangunan: Rp57,7 miliar
- 2 unit kendaraan: Rp2,2 miliar
- Harta bergerak lainnya: Rp752 juta
- Kas dan setara kas: Rp77 miliar
- Aset lainnya: Rp2,9 miliar
Aset-aset fisik ini cenderung tidak mengalami apresiasi signifikan dalam jangka pendek, sehingga tak mampu menahan laju penurunan total kekayaan.
Apakah Ada Kaitannya dengan Dugaan Korupsi Chromebook
Penurunan harta ini terjadi berbarengan dengan menguatnya sorotan terhadap dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek pada periode 2019–2023. Meski Nadiem belum pernah diperiksa langsung maupun ditetapkan sebagai tersangka, sejumlah mantan staf khususnya telah diperiksa dan dicekal Kejaksaan Agung.
Publik pun mulai mengaitkan penurunan kekayaan ini dengan isu hukum yang berkembang.
Penurunan tajam kekayaan Nadiem Makarim dalam LHKPN 2024 bukan semata-mata misteri. Faktor-faktor seperti koreksi nilai saham GoTo, beban utang, dan stabilitas aset tetap dapat menjelaskan sebagian besar fenomena ini. Namun, kemunculan kasus hukum di seputar proyek Chromebook menambah dimensi lain yang membuat publik semakin waspada.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
