Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki posisi yang tegas dan konsisten dalam mendukung dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara. Komitmen ini telah teruji sejak awal berdirinya Republik Indonesia hingga era reformasi dan kini terus dikokohkan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
1. Sejarah Komitmen Muhammadiyah terhadap Pancasila
Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, jauh sebelum Indonesia merdeka. Semangat pembaruan Islam yang diusung Muhammadiyah sejak awal beriringan dengan cita-cita membangun masyarakat yang berkemajuan, adil, dan sejahtera. Setelah Indonesia merdeka, Muhammadiyah dengan tegas menerima Pancasila sebagai dasar negara. Dalam berbagai forum nasional, Muhammadiyah selalu menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan nilai-nilainya sejalan dengan prinsip-prinsip Islam seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan.
2. Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi wa Syahadah
Salah satu bentuk konkret komitmen Muhammadiyah terhadap Pancasila adalah melalui pandangan yang dituangkan dalam dokumen resmi organisasi. Dalam Dokumen Negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi wa Syahadah (Negara Konsensus dan Kesaksian), Muhammadiyah menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan dasar Pancasila adalah bentuk final dari konsensus nasional yang harus dijaga dan dirawat bersama.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah melihat Indonesia sebagai “Darul Ahdi” (negara konsensus) karena terbentuk melalui kesepakatan seluruh komponen bangsa, dan “Darul Syahadah” (negara kesaksian) karena setiap warga negara, termasuk umat Islam, memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan dan kesejahteraan bangsa.
3. Penerapan Nilai Pancasila dalam Gerakan Muhammadiyah
Komitmen terhadap Pancasila tidak hanya bersifat normatif atau deklaratif, tetapi juga diwujudkan dalam praktik kehidupan melalui amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan kemanusiaan. Beberapa contoh penerapan nilai-nilai Pancasila oleh Muhammadiyah antara lain:
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Muhammadiyah menanamkan nilai-nilai ketauhidan dalam pendidikan dan dakwahnya, tetapi tetap menghormati umat beragama lain, mencerminkan sikap toleransi dalam kehidupan berbangsa.
Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Muhammadiyah aktif dalam kegiatan sosial, bantuan kemanusiaan, dan penanggulangan bencana tanpa diskriminasi terhadap latar belakang suku, agama, atau golongan.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Muhammadiyah menjaga persatuan bangsa dengan tidak berpihak pada kepentingan politik sempit dan terus mendorong harmoni sosial.
Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Budaya musyawarah dan pengambilan keputusan kolektif menjadi ciri khas dalam sistem organisasi Muhammadiyah.
Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Melalui ribuan sekolah, rumah sakit, dan layanan sosial, Muhammadiyah berkontribusi dalam mewujudkan keadilan sosial.
4. Peran Strategis dalam Merawat Kebangsaan
Muhammadiyah juga terus mengambil peran strategis dalam menjaga keutuhan NKRI dan memperkuat demokrasi. Muhammadiyah aktif dalam merespons isu-isu kebangsaan, seperti intoleransi, radikalisme, dan korupsi, serta mendorong penguatan moralitas publik. Organisasi ini mendukung penegakan hukum, tata kelola pemerintahan yang bersih, dan perlindungan terhadap hak-hak rakyat kecil.
Selain itu, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid juga menghasilkan pemikiran-pemikiran keislaman yang moderat, rasional, dan kontekstual, yang dapat memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
5. Kesimpulan
Muhammadiyah tidak hanya berkomitmen secara ideologis terhadap Pancasila, tetapi juga menjadikannya sebagai dasar dalam berorganisasi dan bermasyarakat. Dengan pandangan Islam Berkemajuan, Muhammadiyah menunjukkan bahwa Islam dan Pancasila dapat berjalan beriringan, saling menguatkan demi kemajuan bangsa. Komitmen Muhammadiyah terhadap Pancasila adalah bentuk nyata cinta tanah air yang diwujudkan dalam kerja-kerja nyata untuk kemaslahatan umat dan bangsa. (T. Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
