Kisah
Beranda » Berita » Khawarij yang Membuat Syekh Hasan al Basri Selalu Menangis

Khawarij yang Membuat Syekh Hasan al Basri Selalu Menangis

Ilustrasi

SURAU.CO. Banyak kisah ulama zaman dulu yang memberikan hikmah hingga sekarang. Salah satunya adalah kisah ulama besar Hasan al Basri. Cerita hikmah ini bermula ketika syekh Hasan al Basri. Beliau selalu menangis ketika mengingat peritiwa ini.

Kisa ini bermula ketika  syekh Hasan al Basri selalu mendapatkan gangguan dari orang Khawarij ketika sedang mengajar mengaji. Kelakuan orang Khawarij (salah satu sekte dalam sejarah Islam) menjengkelkan murid-murid dari Syekh Hasan al Basri. Seorang santri Hasan Al Basri menjadi gerah.

Santri tersebut kemudian memberanikan diri untuk berkata kepada Hasan Al Basri. “Kenapa syekh tidak melaporkan kepada Amir (pemimpin) di sini agar menyingkirkan orang yang mengganggu ini?”, tanya murid tersebut.

Mendengar pertanyaan itu, syekh Hasan Al Basri hanya dia saja. Belia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Sehari kemudian orang yang sama datang di tempat Hasan Al Basri saat mengadakan pengajian. Kembali lagi si Khawarij itu membuat onar dengan mengganggu majelisnya. Namun kali ini syekh Hasan al Basri tidak tinggal diam. Sesaat kemudian beliau berdoa, “Ya Allah, Engkau telah mengetahui gangguan dia terhadap kami. Maka singkirkanlah dari kami dengan cara yang Engkau kehendaki.”

Sesaat setelah selesai berdoa, tiba-tiba atas kekuasaan Allah SWT terlihat. Lelaki yang mengganggunya tersebut tiba-tiba jatuh tersungkur. Melihat kejadian aneh yang tiba-tiba ini para jamaah kemudian mengerumuninya. Setelah itu jamaah mengantarkan si Khawarij tersebut ke rumahnya. Naas, nyawa lelaki itu tidak tertolong dan kemudian meninggal sesampainya di rumah.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Selalu Menangis

Berita itu sampai ke syekh Hasan Al Basri. Beliau terkejut dan kemudian mencucurkan air mata. Namun tangisan syekh Hasan al Basri tidak berhenti pada saat itu saja. Ketika ingat peristiwa tersebut, belia selalu menangis. Ketika orang bertanya kenapa menangis, Hasan al Basri selalu mengatakan kepada orang-orang, “Demi Allah saya tidak bermaksud membuat celaka.”

Hasan al-Basri adalah ulama besar yang lahir di Madinah pada tahun 21 Hijrah (642 Masehi). Pada usia 14 tahun, Hasan al Basri pindah ke kota Basrah, Irak, dan kemudian menetap. Hasan Al Basri dikenal sebagai tabi’in (generasi setelah sahabat) dan termasuk ulama terkemuka dalam peradaban Islam. Beliau wafat di Basrah, Irak, pada hari Jum’at 5 Rajab 110 Hijrah (728 Masehi), pada umur 89 tahun.

Menengok sejarahnya, Syekh Hasan al Basri bukanlah anak seorang raja ataupun kalangan tokoh terpandang. Beliau adalah seorang anak dari hamba sahaya milik Zaid bin Tsabit. Ayahnya yang bernama Yasar berasal dari daerah Maisan, pinggiran kota Bashrah, Irak. Dahulu daerah Maisan ditaklukkan umat Islam pada tahun 12 Hijriah di bawah kepemimpinan panglima Khalid bin Walid. Sedangkan, ibunya adalah hamba sahaya milik Ummu Salamah, istri Rasulullah saw.

Dikagumi Banyak Ulama

Sejak kecil, Hasan al-Bashri telah mendapatkan berkah doa dan kasih sayang dari para kekasih Allah. Pernah suatu ketika di masa balita, saat ditinggal bekerja oleh ibunya, Hasan al Basri kecil menangis. Melihat itu, Ummu Salamah, istri Rasulullah saw pun menimangnya serta menyusuinya. Begitu juga, ketika ia masih kecil Umar bin Khattab mendoakannya, “Ya Allah, ajarkanlah ilmu agama kepada anak kecil ini dan buatlah umat mencintainya.”

Keilmuannya mendapatkan banyak pujian dari beberapa ulama. Abu Qatadah al-Adawi mengatakan, “Wajib bagi kalian belajar kepada syekh ini (Hasan al-Bashri). Demi Allah, aku melihat Hasan al-Bashri sangat mirip pendapatnya dengan Sayyidina Umar bin Khattab”.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Sedangkan Sahabat Anas bin Malik berwasiat, “Wajib bagi kalian belajar kepada Maulana Hasan al-Bashri, maka bertanyalah kepadanya.” Kemudian, ada yang bertanya, “Wahai Abu Hamzah (julukan Sahabat Anas bin Malik), mengapa engkau menganjurkan kami bertanya kepada Hasan al-Bashri?” Anas bin Malik menjawab, “Dia menimba ilmu kepada kami, akan tetapi sekarang kami telah banyak lupa sedangkan ia masih mengingat ilmu yang kami ajarkan.” ( ENHA/ Dari berbagai sumber)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement