Merasa Cukup dan Bersyukur

SURAU.CO. Merasa cukup (qanaah) dan bersyukur adalah konsep penting dalam Islam yang berarti menerima pemberian Allah SWT dengan rela, tidak tamak, dan selalu mensyukuri nikmat-Nya, baik dalam keadaan senang maupun sulit. Selanjutnya, Kita dapat mewujudkan konsep ini dengan menerima takdir Allah dengan ikhlas, menyadari bahwa segala nikmat berasal dari-Nya, dan menjauhkan diri dari sifat iri, dengki, dan sombong.

Dalam Islam, kita mengenal qanaah sebagai sikap merasa cukup dan syukur sebagai rasa berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat-Nya. Kedua sikap ini merupakan kunci utama untuk mencapai ketenangan hati, kebahagiaan, dan keberkahan dalam hidup. Selanjutnya, Qanaah (merasa cukup) merupakan sikap rela menerima dan merasa cukup atas segala pemberian Allah Swt.  Serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas dan perasaan kurang. Orang yang qanaah meyakini bahwa apa yang diperolehnya adalah kehendak dan rezeki terbaik dari Allah, sehingga ia merasa cukup dengan itu. Sedangkan, Syukur (bersyukur) merupakan ekspresi terima kasih kepada Allah atas segala karunia dan nikmat-Nya, baik dalam keadaan senang maupun susah. Bersyukur tidak hanya diucapkan, tetapi juga diwujudkan melalui hati dan perbuatan.

Dengan demikian, Qanaah dan syukur memiliki hubungan yang erat. Qanaah adalah landasan batin, yaitu perasaan cukup di dalam hati, sedangkan syukur adalah manifestasinya melalui lisan dan perbuatan. Oleh sebab itu, Orang yang memiliki sifat qanaah akan lebih mudah bersyukur, karena hatinya telah merasa puas dengan apa yang ada. Sebaliknya, rasa syukur akan memperkuat sikap qanaah, sehingga seseorang semakin tenang dan bahagia dalam menjalani hidup.

Konsep qanaah dan syukur

Qanaah:

Secara bahasa berarti merasa cukup atau rela. Secara istilah, ini adalah sikap merasa cukup dan rela menerima apa pun yang telah Allah berikan sebagai karunia-Nya.

Syukur:

Merupakan bentuk ibadah yang diperintahkan Allah. Ini adalah pengakuan bahwa semua nikmat, baik kecil maupun besar, berasal dari Allah semata.

Dalil tentang qanaah dan syukur :

• Hadis Rasulullah Saw.: “Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan dia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya” (HR. Muslim).
• Ayat Al-Qur’an (QS. At-Thalaq: 3):

Surat At-Talaq Ayat 3

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Arab-Latin: Wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā

Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Surat Ibrahim Ayat 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Arab-Latin: Wa iż taażżana rabbukum lain syakartum laazīdannakum wa laing kafartum inna ‘ażābī lasyadīd

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Surat Al-Baqarah Ayat 152

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Arab-Latin: Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfurụn

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Cara mewujudkan qanaah dan syukur

Pertama Bersyukur dengan hati:

Menerima karunia Allah dengan ikhlas dan tidak mengeluh, serta menyadari bahwa segala sesuatu adalah dari Allah.

Kedua Merenungi nikmat:

Mengingat dan merenungi setiap nikmat yang diberikan Allah, sekecil apapun itu.

Ketiga Melihat ke bawah:

Membandingkan diri dengan orang yang lebih tidak beruntung untuk menyadari dan menghargai nikmat yang dimiliki, sehingga tidak meremehkan pemberian Allah.

Keempat Mengucapkan terima kasih:

Mengucapkan terima kasih secara lisan dan dari hati kepada Allah, dan juga kepada sesama yang berbuat baik kepada kita.

Kelima Bersabar saat sulit:

Ketika tertimpa musibah, bersyukur bukan hanya pada saat senang, tetapi juga dengan bersabar dan melihat hikmah di balik kesulitan, karena ini juga merupakan bagian dari nikmat yang Allah berikan.

Keutamaan qanaah dan syukur

Pertama Mendapat tambahan nikmat:

Allah berjanji akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur (QS. Ibrahim: 7).

Kedua Menjaga dari sifat buruk:

Mencegah sifat sombong, iri, dengki, dan kufur.

Ketiga Memperkuat keimanan:

Mendorong seseorang untuk lebih dekat kepada Allah dan meningkatkan ketakwaan.

Keempat Mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan:

Menumbuhkan rasa bahagia dan tenang karena tidak terfokus pada keinginan duniawi semata.

Tujuan

Tujuan merasa cukup dan bersyukur dalam Islam adalah untuk meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT, mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan batin, serta menghindari sifat buruk seperti iri dan takabur. Ini sejalan dengan perintah Allah untuk selalu bersyukur, yang juga akan mendatangkan tambahan nikmat, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Ibrahim ayat 7.

1. Meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT

• Mengakui kekuasaan Allah:

Bersyukur adalah cara untuk mengakui bahwa semua nikmat berasal dari Allah, sehingga memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya.

• Menjalankan perintah Allah:

Selanjutnya, Bersyukur adalah bentuk ibadah dan ketaatan terhadap perintah Allah, seperti yang terkandung dalam Al-Qur’an.

2. Mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan batin

• Fokus pada yang dimiliki:

Bersyukur membantu seseorang untuk fokus pada nikmat yang sudah ada, sehingga tidak mudah iri atau merasa kurang dibandingkan orang lain.

• Menjauhi sifat buruk:

Dengan bersyukur, hati menjadi lebih tenang dan terhindar dari penyakit hati seperti iri, dengki, dan kesombongan.

• Meningkatkan kesehatan mental:

Bersyukur dapat membawa kedamaian dan kebahagiaan, bahkan saat menghadapi kesulitan.

3. Mendatangkan tambahan nikmat

• Menambah nikmat yang sudah ada:

Bersyukur adalah kunci agar Allah menambah nikmat, baik itu materi, kesehatan, kebahagiaan, maupun ketenangan hidup.

• Menghindari azab Allah:

Perintah bersyukur juga mengandung peringatan, bahwa kelalaian dalam bersyukur dapat berujung pada azab yang berat.

Ciri-ciri orang yang qanaah:

• Tidak merasa iri dan dengki atas rezeki orang lain.
• Selalu bersyukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Allah.
• Hidup sederhana dan tidak tamak.
• Meyakini bahwa Allah-lah yang memberikan rezeki terbaik.

 Cara melatih qanaah:

• Menerima dengan ikhlas: Rela menerima apa pun yang telah Allah berikan dalam hidup.
• Bertawakal: Menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha.
• Mengingat nikmat Allah: Membesarkan nikmat sekecil apa pun di dalam hati, agar terhindar dari keluh kesah.

Tiga bentuk syukur:

1. Syukur dengan hati: Kita merasa puas dengan anugerah yang diberikan Allah.
2. Syukur dengan lisan: Mengakui nikmat Allah dan memuji-Nya dengan mengucapkan alhamdulillah.
3. Syukur dengan perbuatan: Kita wajib memanfaatkan nikmat sesuai tujuannya dan menggunakannya di jalan Allah.

Cara melatih syukur:

• Mengingat nikmat: Merenungi setiap nikmat yang telah Allah berikan, baik yang besar maupun kecil.
• Memperbaiki ibadah: Mendekatkan diri kepada Allah sebagai wujud terima kasih.
• Berbagi dan bersedekah: Memanfaatkan rezeki untuk membantu sesama.
• Menjaga nikmat: Kita dilarang menyia-nyiakan atau menggunakan nikmat untuk hal yang tidak diridai Allah.

 (mengutip dari berbagai sumber)