Kisah
Beranda » Berita » Langit Gelap Kala Nabi Duad Wafat di Kondisi Sehat Walafiat

Langit Gelap Kala Nabi Duad Wafat di Kondisi Sehat Walafiat

Ilustrasi suasana kematian Nabi Daud
Ilustrasi suasana kematian Nabi Daud

Surau.co Nabi Daud memiliki akhir hidup yang sedikit berbeda dengan kebanyakan manusia, atau nabi-nabi lainnya. Sebab, Ia meninggal tidak karena sakit. Sebaliknya, Ia pergi dalam kondisi badan yang sangat sehat walafiat. Kematiannya datang begitu sangat mendadak, saat malaikat datang menjemputnya langsung di dalam rumah.

Kisah kematian Daud terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Kitab Majma’uz Zawaid (8/207). Dari Abu Hurairah, ia menyaksikan Rasulullah bercerita bahwa Nabi Daud memiliki sifaf kecemburuan atau kekhawatiran yang besar pada keluarga. Karena sifat tersebut, jika dia pergi, pintu-pintu rumahnya selalu terkunci. Tidak seorang pun yang datang, apalagi masuk sampai dia pulang.

Suatu hari, Daud keluar dan rumahnya terkunci seperti biasanya. Kala itu, datanglah istrinya untuk mengecek situasi rumah. Betapa terkejut, ternyata ada seorang laki-laki yang berdiri di tengah rumah.

Malaikat Menjemput Saat Daud Wafat

Sang istri berkata kepada orang-orang yang ada di rumah, “Dari mana orang ini masuk, ke dalam rumah padahal ia terkunci? Demi Allah, kamu akan ditangkap oleh Daud.” Kala itu, Daud merupakan Raja setelah mengalahkan Raja Jalut.

Tak lama, Daud pulang dan tiba di rumah. Sementara laki-laki itu, tetap berdiri di tengah rumah. Perilaku laki-laki yang tetap ada dalam keadaan semula tanpa rasa khawatir dan takut membuatnya heran. Biasanya, orang-orang akan takut jika bertemu dengan raja, lebih-lebih untuk memasuki rumah mereka. Siapa yang berani?

Islam Mengharamkan Segala Bentuk Kezaliman

Lalu Daud bertanya, “Siapa kamu?”. Orang itu menjawab, “Aku adalah orang yang tidak takut kepada raja, tidak ada sesuatu pun yang menolak aku.”

Daud menyadari, laki-laki itu bukan sosok biasa, melainkan malaikat yang Allah utus langsung untuk mencabut nyawanya. “Demi Allah, kamu adalah Malaikat maut. Selamat datang kepada perintah Allah.” Maka Daud berlari kecil di tempat nyawanya dicabut.

Bumi Gelap Saat Pencabutan Nyawa

Nabi Muhammad juga berkata, Sulaiman memberi perintah kepada burung untuk menaungi bumi selama proses pencabutan nyawa itu. Maka ia menaunginya sehingga bumi menjadi gelap bagi keduanya. Namun Nabi menyampaikan, bahwa ketika Daud telah dimandikan, dikafani dan disiapkan, matahari pun menyinarinya.

Perintah Sulaiman tersebut, bertujuan agar jenazah Dawud terpayungi. Begitu juga para pengantarnya. Sehingga matahari tidak berhasil menyusupkan sınarnya kepada para pengantar. Akibatnya, bumi menjadi gelap.

Nabi juga memberitakan, bagaimana burung elang dengan yang sayap lebar, yang diberi nama oleh Rasulullah dengan Madhrahiyah. Mengungguli burung-burung lain saat memayungi Dawud pada hari itu.

Islam Larang Makan-Minum dengan Bejana Emas atau Perak. Kenapa?

Hadits Tersebut Mengkoreksi Taurat

Hadits nabi terkait kematian Dawud sendiri sekaligus mengkoreksi isi Taurat yang diubah oleh orang dzalim dengan alur cerita melenceng. Di Taurat versi diubah, disebutkan bahwa di akhir usianya, Daud menjadi tua renta. la hanya bisa terbaring dan kehilangan kekuatannya.

Orang-orang di sekelilingnya, sempat menyelimutinya dengan kain, tetapi dia tetap kedinginan. Lalu mereka menghadirkan seorang wanita cantik dan tidur dalam pelukannya supaya Daud merasa hangat.

Namun, Rasulullah menegaskan bahwa Daud wafat dalam keadaan sangat sehat wal ‘afiat. Tidak seperti yang klaim para pengubah Taurat. Dia juga tidak memerlukan seorang wanita cantik untuk mendapatkan kehangatan.

Kisah ini menunjukkan bahwa Allah menjauhkan para utusannya dari fitnah. Hadits nabi, telah menghapuskan tuduhan yang para penyeleweng Taurat. Sehingga kebersihan perilaku para nabi bisa tetap terjada dari fitnah yang kejam.

Di sisi lain, proteksi Dawud pada keluarga juga menjadi salah satu contoh akhlak yang baik. Dawud tidak sembarang memberikan akses masuk untuk orang lain ke rumahnya.

Kisah Haru Rasulullah Menyayangi Anak Yatim

 

× Advertisement
× Advertisement