Surau.co – Tekanan hidup kian sulit. Hal itu, berdampak pada kian banyaknya orang yang terkena masalah kesehatan mental dan jiwa di Indonesia. Yang lebih mirisnya lagi, isu ini tidak hanya menyasar kalangan dewasa yang memang sangat kompleks masalahnya, melainkan juga pada remaja.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, sekitar 20 persen penduduk Indonesia atau sekitar 54 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Akibatnya, ada sekitar 9,8 persen remaja yang pernah berpikir untuk bunuh diri. Di mana lebih dari 2000 kasus bunuh diri tercatat telah terjadi di Indonesia setiap tahunnya.
Faktor Penyebab Masalah Kesehatan Mental
Penyebab maraknya kesehatan mental sendiri sangat beragam. Kemenkes, setidaknya membagi ke dalam empat faktor. Antara lain sosial ekonomi, budaya, lingkungan dan teknologi.
Masing-masing faktor tersebut memiliki turunannya. Faktor sosial ekonomi misalnya, ada pengaruh kemiskinan dan tekanan finansial, pengangguran yang tinggi di kalangan muda, hinnga beban kerja berlebihan (overwork culture). Sementara faktor lingkungan, masalah mental dipengaruhi oleh polusi udara, kepadatan penduduk yang kian sumpek, sampai minimnya ruang relaksasi.
Sementara kemajuan teknologi juga memberi masalah baru dalam kesehatan mental. Misalnya gejala kecanduan media sosial, cyberbullying yang marak, hingga flexing yang memicu erbandingan sosial tidak sehat. Semua itu kian rumit akibat faktor budaya yang masih memberi stigma negatif terhadap gangguan mental, minimnya edukasi kesehatan jiwa, hingga tabunya membicarakan masalah psikologis.
Amalan Menenangkan Pikiran
Persoalan psikis, tidak luput dari isu yang mendapat perhatian ajaran islam. Ada sejumlah amalan yang bisa dilakukan seorang muslim sebagai upaya menjauhkan hati dan jiwa dari rasa stress, depresi atau gangguan kejiwaan lainnya. Amalan pertama yang biasa dilakukan Rasulullah saat gelisah adalah dengan melaksanakan shalat.
“Apabila Rasulullah SAW dirundung suatu permasalahan, maka beliau akan segera bangkit untuk mengerjakan shalat. ” (HR. Abu Daud)
Apa yang dilakukan Nabi, telah sejalan dengan petunjuk Allah dalam Al-Quran.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Al-Baqarah : 45).
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, shalat termasuk faktor dominan dalam mendatangkan maslahat dunia dan akhirat, dan menyingkirkan keburukan dunia dan akhirat. Shalat juga menghalangi dari dosa, menolak penyakit hati, mengusir keluhan fisik, menerangi kalbu, mencerahkan wajah, menyegarkan anggota tubuh dan jiwa, memelihara kenikmatan, menepis siksa, menurunkan rahmat dan menyibak tabir permasalahan. (Zadul Ma’ad, 4/120).
Amalan lain yang juga dianjurkan adalah membaca Al-Quran. Sebab, salah satu manfaat membaca Al-Qur’an adalah merasakan ketenangan hati dan pikiran. Al-Qur’an bisa memupus kegelisahan, kecemasan, dan kebingungan.
Karena membaca Al-Qur’an sama halnya dengan mengingat Allah. Sementara mengingat Allah bisa menenangkan hati. Karena Allah, menurunkan kedamaian pada hati orang-orang yang beriman.
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَـٰنًۭا مَّعَ إِيمَـٰنِهِمْ ۗ
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)” (QS. al-Fath: 4).
Doa Menenangkan Hati dan Pikiran
Selain shalat dan membaca Al-quran, upaya mencari ketenangan hati dan pikiran bisa kita sempurnakan dengan doa. Salah satunya dengan doa yang biasa dipanjatkan Nabi Muhammad sebagai berikut :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَبِيْرُ وَأَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الَّذِيْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ، اللَّهُمَّ سَخِّرْ لِيْ فُلَاناً كَمَا سَخَّرْتَ فِرْعَوْنَ لِمُوْسَى وَلَيِّنْ لِيْ قَلْبَهُ كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُدَ فَإِنَّهُ لَا يَنْطِقُ إِلَّا بِإِذْنِكَ نَاصِيَتُهُ فِيْ قَبْضَتِكَ وَقَلْبُهُ فِيْ يَدِكَ جَلَّ ثَناَءُ وَجْهِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya: “Ya Allah bahwasanya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Besar. Dan sesungguhnya aku ini adalah hamba-Mu yang hina lagi lemah. Ya Allah mudahkanlah bagiku urusanku, sebagaimana Engkau mudahkan bagi urusan Fir’aun kepada Musa dan lunak hati manusia bagiku sebagaimana Engkau lunakkan besi bagi Nabi Daud. Engkaulah adalah sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik penolong, wahai Tuhan Yang Maha Hidup, Wahai Tuhan Yang Maha Penguasa, Wahai Tuhan Yang Punya Keagungan dan Kemuliaan, perkenanlah ya Allah.”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
