Hari pertama sekolah bukan sekadar momen administratif dalam dunia pendidikan. Ia adalah titik awal dari perjalanan panjang seorang anak dalam menempuh ilmu, membangun karakter, dan mengembangkan kepribadian. Dalam momen yang penuh harapan dan kadang diselimuti kegugupan ini, kehadiran seorang ayah dapat menjadi oase yang menenangkan sekaligus motivasi kuat bagi si anak untuk melangkah penuh percaya diri.
Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, Kementerian Pendidikan dan instansi terkait menggulirkan sebuah gerakan sederhana namun penuh makna: Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Gerakan ini lahir dari kesadaran akan pentingnya keterlibatan nyata sosok ayah dalam dunia pendidikan anak, bukan hanya dari segi finansial, namun juga dari sisi emosional dan spiritual.
Makna Kehadiran Ayah di Hari Pertama Sekolah
Kehadiran ayah di hari pertama sekolah adalah bentuk kasih sayang yang tak terucap. Dalam pandangan psikologi perkembangan, anak-anak yang didampingi oleh ayah di momen-momen penting dalam hidupnya—termasuk saat pertama kali masuk sekolah—memiliki rasa percaya diri yang lebih kuat dan kecenderungan untuk tumbuh menjadi pribadi yang stabil secara emosional.
Bukan hanya anak yang mendapatkan manfaat. Ayah yang melibatkan diri langsung dalam kehidupan pendidikan anak juga akan merasakan kedekatan emosional yang lebih intens, memahami karakter anak lebih dalam, dan memiliki koneksi batin yang kuat. Hal ini turut membantu ayah dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pelindung, dan teladan utama dalam keluarga.
Tujuan Gerakan
Sebagaimana tertuang dalam poster gerakan ini, ada beberapa tujuan utama dari program “Gerakan Ayah Mengantar Anak”, antara lain:
1. Menumbuhkan Peran Aktif Orang Tua dalam Pendidikan
Gerakan ini mengajak para ayah untuk tidak hanya menyerahkan urusan pendidikan kepada ibu atau sekolah, namun ikut berpartisipasi secara aktif. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dan ayah memiliki peran penting dalam mengarahkan, mengawal, dan menginspirasi anak.
2. Memperkuat Ikatan Emosional Anak dan Orang Tua
Dalam suasana baru dan penuh tantangan, seperti hari pertama masuk sekolah, kehadiran ayah menciptakan rasa aman dan nyaman. Anak merasa tidak sendirian, dan ini memperkuat ikatan emosional serta meningkatkan rasa percaya diri anak.
3. Memberikan Teladan Positif tentang Pentingnya Pendidikan
Dengan hadir secara langsung, ayah menyampaikan pesan yang kuat: pendidikan adalah sesuatu yang penting, layak diperjuangkan, dan harus dihargai. Ini menjadi bentuk keteladanan nyata yang akan dikenang anak hingga dewasa.
4. Mendukung Perkembangan Psikososial Anak
Anak-anak yang tumbuh dengan dukungan emosional dari kedua orang tua akan lebih matang secara psikososial. Mereka lebih mudah beradaptasi, memiliki empati yang tinggi, dan mampu membangun relasi yang sehat dengan lingkungan sekitarnya.
Landasan Gerakan: Kebijakan dan Regulasi
Gerakan ini tidak hadir secara sporadis, namun merupakan bagian dari upaya terstruktur pemerintah dalam memperkuat peran keluarga dalam pendidikan. Dua surat edaran penting menjadi landasan resmi:
1. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025
Surat edaran ini membahas pelaksanaan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) yang ramah anak, termasuk mendorong keterlibatan orang tua di hari-hari pertama sekolah.
2. Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / Kepala BKKBN Nomor 7 Tahun 2025
Surat ini mengimbau seluruh instansi dan masyarakat untuk mendorong ayah ikut aktif mengantar anak di hari pertama sekolah. Kehadiran ayah dianggap sebagai langkah edukatif yang mendukung pembangunan karakter dan ketahanan keluarga.
Tantangan dan Harapan
Meski secara konsep terlihat sederhana, implementasi gerakan ini tidak lepas dari tantangan. Banyak ayah yang memiliki jadwal kerja padat, waktu yang terbatas, atau bahkan belum menyadari pentingnya keterlibatan dalam pendidikan anak secara langsung.
Namun demikian, gerakan ini diharapkan mampu menggugah kesadaran kolektif. Sekolah-sekolah dan pemerintah daerah dapat membantu dengan cara mengatur jadwal MPLS secara fleksibel, memberi informasi jauh hari, atau mengadakan program apresiasi bagi ayah yang turut serta. Media sosial dan komunitas juga bisa berperan aktif menyuarakan dan menormalisasi gerakan ini sebagai budaya baru pendidikan.
Menjadi Teladan Keluarga yang Inspiratif
Salah satu bentuk dakwah dalam keluarga adalah dengan menjadi teladan. Rasulullah ﷺ adalah sosok ayah dan kakek yang sangat dekat dengan anak-anak. Beliau menyambut dan memeluk cucunya dengan kasih sayang, menunaikan hak-hak anak, dan memperlakukan mereka dengan kelembutan.
Dalam konteks modern, mendampingi anak di hari pertama sekolah adalah manifestasi dari kasih sayang dan perhatian ayah yang meneladani akhlak Rasulullah ﷺ. Ini adalah bagian dari membentuk keluarga sakinah, tempat anak-anak tumbuh dalam cinta, iman, dan ilmu.
Langkah Nyata yang Bisa Dilakukan Ayah
Untuk mendukung gerakan ini, para ayah bisa mengambil langkah-langkah berikut:
1. Luangkan Waktu dan Jadwalkan dari Awal
Tandai tanggal masuk sekolah anak dan beri tahu atasan di tempat kerja. Sekalipun hanya satu hari, dampaknya luar biasa bagi anak.
2. Ajak Anak Berdiskusi Sebelum Sekolah Dimulai
Bangun semangat dan antusiasme anak dengan menceritakan hal-hal menyenangkan seputar sekolah.
3. Beri Pelukan, Doa, dan Senyuman saat Melepas Anak
Jangan terburu-buru. Sempatkan untuk memberikan nasihat singkat, doa yang tulus, dan pelukan hangat sebelum anak masuk gerbang sekolah.
4. Tunjukkan Rasa Bangga dan Dukungannya
Biarkan anak tahu bahwa ayah bangga padanya, dan yakin bahwa ia mampu menghadapi dunia baru di sekolah.
Penutup: Pendidikan Adalah Urusan Bersama
Keluarga adalah sekolah pertama dan utama bagi anak. Dalam lingkungan keluarga yang sehat dan penuh kasih, anak akan tumbuh menjadi insan yang berakhlak mulia, berilmu, dan berdaya. Dan dalam keluarga, peran ayah tak tergantikan.
Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah bukanlah sekadar seremonial tahunan, tapi sebuah panggilan jiwa—untuk kembali menghadirkan cinta, tanggung jawab, dan keteladanan dalam pendidikan.
Jika setiap ayah melangkah ringan menuju sekolah anaknya, menyertai langkah kecil dengan doa besar, maka insyaAllah negeri ini akan melahirkan generasi tangguh, generasi rabbani, yang kelak membawa cahaya perubahan di masa depan. “Satu langkah kaki ayah di gerbang sekolah, satu harapan besar tertanam di hati anak.” (Tengku Iskandar, M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
