SURAU.CO – Islam merupakan agama yang sangat menekankan kebersihan. Konsep ini dikenal sebagai thaharah atau kesucian. Oleh karena itu, kesucian menjadi syarat sah banyak ibadah. Salah satunya adalah sholat. Kebersihan tidak hanya terbatas pada badan dari hadas. Akan tetapi, kebersihan juga mencakup penampilan secara keseluruhan. Hal ini menjadi bagian dari adab seorang Muslim. Terutama, saat ia hendak menghadap Sang Pencipta.
Adab Memakai Wewangian Saat ke Masjid: Panduan Lengkap Menurut Islam
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam, yaitu tempat suci yang merupakan rumah bagi Allah SWT. Saat memasuki masjid, setiap orang beragama Islam wajib menjaga adab dan kesopanan. Adab ini mencakup cara berpakaian, menjaga kebersihan diri, serta sikap dan perilaku yang tepat. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah boleh menggunakan wewangian saat pergi ke masjid.
Jawabannya singkatnya adalah boleh.
Bahkan dalam beberapa situasi tertentu, memperbolehkan penggunaan wewangian. Namun, terdapat ketentuan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, memahami hal ini secara rinci sangat penting agar niat baik kita dalam beribadah tidak terganggu atau salah.
Anjuran Bagi Laki-Laki: Sunnah yang Menenangkan Jamaah
Bagi kaum laki-laki, memakai wewangian sebelum ke masjid adalah sebuah sunnah. Amalan ini melihat contoh langsung oleh Nabi Muhammad ﷺ. Beliau terkenal sebagai pribadi yang sangat mencintai keharuman. Selain itu, beliau juga senantiasa menjaga kebersihan badannya. Banyak riwayat hadis yang menegaskan anjuran ini. Salah satu dalil yang paling populer adalah sebagai berikut:
“Barang siapa mandi pada hari Jumat, bersuci semampunya, memakai minyak rambut atau memakai minyak wangi, kemudian pergi ke masjid…” (HR. Bukhari)
Hadis ini secara jelas menganjurkan menggunakan minyak wangi. Konteksnya adalah dalam mempersiapkan diri untuk sholat Jumat. Namun, para ulama telah memperluas makna anjuran ini, sehingga berlaku juga ketika ingin mengikuti sholat berjamaah di masjid.
Keistimewaan di balik anjuran ini sangat dalam.
Pertama, menggunakan wewangian merupakan bentuk penghormatan terhadap rumah Allah, dengan datang dalam kondisi terbaik. Kedua, hal ini bertujuan menjaga kenyamanan bagi sesama jamaah. Bau badan yang kurang menyenangkan dapat mengganggu kekhusyukan orang lain. Sebaliknya, aroma yang lembut dan segar menciptakan suasana lebih tenang. Dengan demikian, ibadah dapat lebih terfokus.
Namun, perlu diingat bahwa anjuran ini tidak berarti harus berlebihan.
Gunakan parfum atau minyak wangi secukupnya. Tujuannya adalah menghilangkan bau tidak sedap dan memberikan aroma yang segar. Bukan untuk menarik perhatian secara berlebihan hingga mengganggu orang lain yang mungkin sensitif terhadap bau yang terlalu menyengat.
Perhatian Khusus Bagi Perempuan: Menjaga Kehormatan dan Mencegah Fitnah
Selanjutnya, kita membahas hukum bagi perempuan. Di sinilah letak perbedaan yang signifikan. Pada dasarnya, Islam tidak melarang perempuan untuk berwangi-wangian. Namun, konteks dan tujuannya menjadi penentu utama. Ketika hendak keluar rumah, terutama ke tempat publik seperti masjid, peraturannya menjadi lebih ketat.
Rasulullah ﷺ memberikan peringatan keras terkait hal ini. Beliau bersabda dalam sebuah hadis yang sangat dikenal:
“Jika seorang wanita memakai wangi-wangian lalu keluar dan melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya, maka dia adalah wanita pezina.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadis ini menggunakan kalimat yang sangat tegas. Namun, tidak berarti setiap perempuan yang mengenakan parfum langsung dianggap sebagai pezina. Para ulama menjelaskan bahwa ini adalah bentuk peringatan keras atau tahdzir. Peringatan ini bertujuan untuk memperingatkan tentang bahaya yang bisa timbul dari suatu perbuatan.
Inti dari larangan ini terletak pada niat dan dampak yang diakibatkan.
Jika seorang perempuan menggunakan parfum dengan tujuan agar aromanya tercium oleh laki-laki non-mahram, maka ia telah melakukan perbuatan yang tidak baik. Perbuatan ini bisa memicu syahwat dan membuka jalan bagi fitnah. Oleh karena itu, Islam sangat menjaga kehormatan perempuan.
Bagaimana jika seorang perempuan ingin tetap menjaga kesegaran tubuh saat pergi ke masjid?
Ada beberapa cara yang diperbolehkan. Ia bisa menggunakan deodoran atau produk yang sejenis. Tujuannya adalah untuk menghilangkan bau badan, bukan untuk mengeluarkan aroma yang kuat. Selain itu, ia juga bisa menggunakan wewangian yang sangat lembut. Namun, syaratnya adalah aroma tersebut hanya bisa tercium dari jarak yang sangat dekat. Aroma itu tidak boleh tercium oleh orang yang berdiri di sebelahnya.
Hikmah di Balik Perbedaan Hukum Pria dan Wanita
Mengapa Islam membedakan aturan ini? Perbedaan ini bukanlah bentuk diskriminasi. Sebaliknya, ini adalah cerminan pemahaman mendalam syariat Islam terhadap fitrah manusia. Laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan psikologis yang berbeda. Aroma wangi pada perempuan terbukti lebih mudah memicu perhatian dan imajinasi laki-laki.
Oleh karena itu, aturan ini dirancang untuk tujuan yang mulia. Tujuannya adalah untuk menjaga kesucian interaksi di ruang publik. Masjid adalah tempat untuk fokus beribadah kepada Allah. Segala hal yang berpotensi mengganggu kekhusyukan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, harus kita hindari. Aturan ini melindungi perempuan dari pandangan yang tidak diinginkan. Pada saat yang sama, aturan ini juga membantu laki-laki untuk menjaga pandangannya.
Panduan Praktis dan Praktikkan!
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat menarik kesimpulan yang jelas. Memakai wewangian saat ke masjid memiliki hukum yang berbeda tergantung pada siapa yang memakainya.
Untuk Laki-Laki:
-
Dianjurkan (Sunnah): Memakai wewangian adalah bagian dari adab menuju masjid.
-
Niat: Menghormati rumah Allah, meneladani sunnah Nabi, dan menjaga kenyamanan jamaah lain.
-
Batasan: Gunakan secukupnya dan hindari aroma yang terlalu menyengat hingga mengganggu.
Untuk Perempuan:
-
Dilarang: Memakai parfum yang aromanya menyengat dan dapat tercium oleh laki-laki non-mahram.
-
Diperbolehkan: Menggunakan deodoran untuk menghilangkan bau badan atau parfum dengan aroma sangat ringan yang hanya tercium dari jarak sangat dekat.
-
Niat: Fokus utama adalah menjaga kebersihan dan kesegaran diri, bukan untuk menebar aroma.
Pada akhirnya, Islam adalah agama yang indah. Islam mengajarkan umatnya untuk mencintai keindahan dalam batas-batas yang sudah tetap. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.” (HR. Muslim)
Keindahan itu termasuk mencakup keindahan lahiriah dan batiniah. Menjaga kebersihan dan memakai wewangian (bagi pria) adalah bagian dari keindahan lahiriah. Sementara itu, menjaga adab dan menghindari fitnah adalah cerminan dari keindahan batiniah. Keduanya harus berjalan seimbang agar ibadah kita diterima di sisi Allah SWT.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
