Opinion
Beranda » Berita » Soft Spoken: Seni Berbicara dan Relevansinya dengan Al Quran

Soft Spoken: Seni Berbicara dan Relevansinya dengan Al Quran

Soft Spoken: Seni Berbicara
Ilustrasi orang yang sedang berbicara dengan seni soft spoken. Sumber: Meta AI

SURAU.CO. Soft spoken merupakan kata-kata yang familiar pada zaman sekarang.  Pada platform sosial media istilah soft spoken sering digunakan Gen Z   untuk seseorang yang berkata lemah lembut, berbicara pelan dan menyenangkan dalam berkomunikasi. Lalu, apa itu soft spoken? Apakah  tipe orang soft spoken selalu menyenangkan, atau ada tipe orang yang soft spoken tapi manipulatif?

Kamus Merriam-Webster mendefinisikan soft-spoken sebagai memiliki suara yang ringan atau lembut. Sementara itu, Collins Dictionary memberikan dua arti: berbicara dengan suara lembut atau lemah lembut, dan mampu membujuk atau memberi kesan dengan kefasihan bahasa. Jadi soft spoken adalah seni berbicara dengan lembut bukan hanya dari intonasi tapi juga pilihan kata dan ekspresinya sehingga menimbulkan kesan ramah dan menyenangkan .

Soft spoken bukan berarti orang yang pemalu atau tidak percaya diri. Orang dengan gaya komunikasi soft spoken menunjukkan kepribadian yang ramah, empatis, dan menyenangkan. Mereka mampu mengendalikan emosi dengan baik dan menyampaikan pesan dengan bahasa yang lembut namun penuh percaya diri.

Keunggulan Soft Spoken

Orang soft spoken berbicara dengan nada lembut dan tenang, tidak meninggikan suara apalagi berteriak. Mengutamakan kejelasan berbicara, sabar dalam berkomunikasi dan mendengarkan lawan bicara dengan baik. Penampilannya tenang dan menyenangkan, memiliki kontrol diri dan kontrol emosi yang baik. Dengan semua keterampilan tersebut maka akan membuat lawan bicara nyaman dan mudah mempercayai ucapannya, meningkatkan daya tarik dan kharismatik. Berusaha menghindari konflik yang tidak perlu. Orang dengan soft spoken akan lebih mudah dalam negosiasi dan mediasi, serta kualitas hubungan sosial dan pengendalian diri yang baik.

Soft Spoken Yang Manipulatif

Orang yang berbicara dengan manis dan lembut belum tentu semuanya mempunyai niat yang baik. Kadang kala dengan kelembutan dan keramahannya mereka memanfaatkan dan hanya berniat mengambil keuntungan dari lawan bicara. Seperti kata pepatah air yang tenang itu menghanyutkan. Orang yang seperti ini disebut dengan soft spoken manipulator.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Dalam hubungan sosial kita harus mampu mengenali dan menghindari jenis soft spoken manipulator ini. Mereka yang termasuk soft spoken manipulator menggunakan pujian yang berlebihan untuk meluluhkan hati lawan bicara atau membuat orang lain merasa berhutang budi. Memanfaatkan empati dan simpati orang lain dengan perhatian dan kesabarannya tetapi memiliki motif  dan maksud yang tersembunyi

Untuk menghadapi soft spoken manipulator, kita bisa memperhatikan pola bicara mereka. Perhatikan apakah mereka sering meminta sesuatu atau meminta tolong. Jika demikian, kita perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam permainan manipulasi mereka.

Tetap objektif dan tetapkan batas yang tegas. Jangan terpesona dengan kata-kata manis  sehingga kamu langsung setuju dengan ucapan seseorang atau merasa bersalah tanpa alasan. Jelaskan bahwa kamu tidak setuju dengan perilaku mereka dan berhak menolak.Percayai instingmu, jika kata-kata manis dan perilaku lemah lembut seseorang terasa tidak benar, dan jangan abaikan persaan itu. Mintalah pandangan yang objektif dari orang-orang yang terpercaya terhadap apa yang kamu rasakan.

Relevansi Soft Spoken Dengan Al-Qur’an

Adab berbicara dalam Islam merupakan bagian dari akhlak karimah  (akhlak yang baik) telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Berikut ini diantara ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang adab berbicara.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS. Al- Ahzab ayat 70). Berkata yang benar dihubungkan langsung dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Perkataan benar maksudnya sesuai dengan kenyataan.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Selanjutnya  Al-Qur’an mengajarkan untuk menggunakan kata-kata yang membekas pada jiwa dalam menasehati dan memberi pelajaran. Hal ini terdapat pada QS. An- Nisa ayat 63: “Mereka itulah orang-orang yang Allah Swt ketahui apa yang ada di dalam hatinya. Oleh karena itu, berpalinglah dari mereka, nasihatilah mereka, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.”

Al-Qur’an juga memerintahkan untuk berkata lemah lembut bahkan ketika menghadapi musuh, sebagai mana terdapat dalam Q.S Thaha ayat 44:  “Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”

Kata-kata yang dipilih juga harus memperhatikan lawan bicara, ketika berbicara dengan orang tua Al-Qur’an memerintahkan kita untuk memilih kata-kata yang memuliakan, tidak hanya lembut, benar dan baik. Hal ini terdapat dalam  QS. Al-Isra’ ayat 23 “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Dalam memberi atau menololak oranglain juga harus dengan kata yang lemah lembut. “Jika (tidak mampu membantu sehingga) engkau (terpaksa) berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut.” (QS. Al-Isra ayat 28)

Penutup

Sebelum istilah soft spoken menjadi trend, Islam telah mengatur umatnya memilih kata-kata dalam komunikasi. Sebagai muslim kita jangan hanya fomo mengikuti trend, tetapi berusaha lebih baik memahami agama bahwa berkata lemah lembut, selalu berusaha mengatakan kata-kata yang benar, memuliakan lawan bicara apalagi orang tua serta menjaga ucapan dari merendahkan orang lain merupakan salah satu bukti keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement