Opinion
Beranda » Berita » Merawat Bumi Merawat Keabadian

Merawat Bumi Merawat Keabadian

Surau.co – Merawat Bumi merawat keabadian, lataran bumi menjadi pijakan hidup bagi semua makhluk.  Bumi  juga kerap memberikan banyak pesan kepada semua eksosistem yang hidup diatasnya.

Pesan itu menjadi pengingat untuk semua, bahwa bumi menjadi sentral dan menjadi sumber penghidupan bagi semuanya. Merawat bumi bukan hanya merawat kehidupan tetapi juga merawat keabadian.

Seperti dalam lirik lagu Berita Cuaca almarhum Gombloh

“Mengapa tanahku rawan kini? Bukit-bukit pun telanjang berdiri

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Pohon dan rumput enggan bersemi kembali

Burung-burung pun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau kembali

Semak rumput pun tak sabar menanti

Doa ‘kan kuucapkan hari demi hari

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Dan kapankah hati ini lapang diri?

Bumi Sumber Kehidupan

Ada yang mengingatnya, melalui beragam aktivitas, ada yang melakukan upacara seremonial, melakukan penghijauan dan seabrek kegiatan lainnya untuk selalu mengingat akan betapa pentingnya manusia menjaga dan merawat bumi. Bukan malah merusaknnya dan menelantarkannya.  Bukankan bumi adalah sumber kehidupan.

Kalau hanya hanya sekedar simbolis dan retorika, dari meja-meja kemeja hanya menelurkan sebuah konsep, maka menjadi sia-sia.

Kita masih sepakat kalau selama ini memang cendurung menjadi seremoni semata, paska kegiatan seakan semangat merawat bumi kembali hilang dalam kesadaran jiwa kita semua. Kita kembali pada jiwa-jiwa yang  lepas dan tanpa kesabaran. Itu semua, butuh lebih dari sebuah keteladanan untuk mau bertindak dan memberikan contoh langsung.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Sulitnya air saat musim kemarau, atau hilangnya pohon-pohon yang ada di sekitar mata air. Pohon ditebang di sepanjang jalan, halaman kantor dan ruang publik lainnya. Mengisyaratkan kita memang sulit merawat bumi. Kita masih abai dan lalai. Siapapun memiliki kewajiban yang sama untuk merawat bumi.

Keberlajutan

Sebenarnya cukup banyak gerakan-gerakan untuk merawat Bumi oleh kelompok masyarakat, dan gerakan tersebut terbukti bisa membawa perubahan prilaku bagi masyarakat dalam melestarikan alam. Hal-hal seperti itu memang wajib untuk terus di berdayakan dan dikembangkan. Sebab itulah sejatinya wujud merawat Bumi.

Pernah suata ketika ada salah satu sekolah yang membawa plastik hitam besar saat mengikuti kegiatan karnaval atau saat upacara peringatan hari besar nasional. Sampah-sampah yang berserakan  di pungut, diambil dan dimasukkan dalam plastik bersar tersebut. Tidak mudah memang memberikan literasi kepedulian akan merawat bumi ini, butuh keteladanan dan tindakan nyata.

Kisah Mahabarata

Tindakan  merawat bumi dikisahkan, seperti dalam cerita pewayangan Mahabarata dalam lakon Babat alas amarta. Saat membabat hutan, Bima  bertarung dengan hewan-hewan liar yang sudah lama menjadi penghuni hutan tersebut. Makhluk hidup yag ada di hutan menjadi marah dan menyerang Bima.

Perbuatan Bima diingatkan Yudistira agar menyisakan hutan agar alam tetap lestari dan bergua bagi makhluk hidup yang sudah lama mendiami hutan itu.

Dengan demikian kedidupan dan eksoistem yang sudah lama ada, tetap bisa berkembang dengan baik dan tidak mengalami kepunahan. . Tak heran ada binatang yang masuk ke perkampungan-perkampungan. Apa sebabnya, habitat yang menjadikan mereka hidup sudah tidak ada lagi.

Harapan akan Bumi bisa hijau kembali, sudah di sampaikan sejak lama. Sekali lagi, meneguhkan kesadaran rasa untuk merawat Bumi harus tetap ada, Bumi menjadi sumber penghidupan semua. Ritus kesuburan, ritus keabadian dan ritus sosial semuanya ada di Bumi. **


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement