Berita Politik
Beranda » Berita » Strategi Komunikasi Politik di Era Digital: Peran Influencer sebagai Agen Opini Publik

Strategi Komunikasi Politik di Era Digital: Peran Influencer sebagai Agen Opini Publik

Strategi Komunikasi Politik di Era Digital: Peran Influencer sebagai Agen Opini Publik
Strategi Komunikasi Politik di Era Digital: Peran Influencer sebagai Agen Opini Publik

SURAU.CO Transformasi digital telah merevolusi cara individu mengakses informasi dan berinteraksi dalam ruang publik. Dalam konteks komunikasi politik, perkembangan teknologi informasi ini tidak hanya mengubah medium penyampaian pesan. Ia juga melahirkan aktor-aktor baru yang aktif memproduksi serta mendistribusikan wacana politik. Salah satu aktor yang kini memainkan peran sentral dalam lanskap komunikasi politik kontemporer adalah influencer—figur publik yang memiliki pengaruh signifikan di media sosial dan mampu membentuk opini audiensnya.

Perubahan Lanskap Komunikasi Politik

Sebelum era digital, komunikasi politik bersifat satu arah dan terkonsentrasi pada media konvensional seperti televisi, radio, dan surat kabar. Politikus dan partai politik mengandalkan jurnalis serta media massa untuk menjangkau publik. Namun kini, kehadiran platform media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan X (sebelumnya Twitter) membuka peluang bagi setiap individu untuk menjadi komunikator politik. Termasuk di dalamnya adalah para influencer.

Model komunikasi politik saat ini berkembang menjadi lebih horizontal, real-time, dan berbasis komunitas. Aktor politik tidak lagi memonopoli kredibilitas. Sebaliknya, individu membangunnya melalui kedekatan, konsistensi, dan keterlibatan yang tinggi. Dalam konteks ini, para aktor politik dapat mengoptimalkan kapital sosial digital. Mereka bisa menjangkau basis pemilih yang sebelumnya sulit mereka dekati melalui kanal komunikasi formal.

Siapa Influencer dalam Konteks Politik?

Influencer dalam dunia politik tidak selalu berasal dari kalangan politisi atau aktivis. Banyak dari mereka berasal dari berbagai latar belakang seperti selebriti, komedian, jurnalis, bahkan content creator biasa. Mereka berhasil meraih kepercayaan publik karena konsistensi dan kualitas kontennya. Influencer membangun pengaruh melalui kepercayaan dan keterhubungan emosional yang mereka jalin dengan pengikutnya.

Dalam komunikasi politik, influencer berperan sebagai opinion leader. Mereka menyampaikan, mengolah, dan menafsirkan isu-isu politik ke dalam bahasa yang lebih mudah dicerna publik. Dengan gaya komunikasi yang kasual, personal, dan interaktif, mereka mampu menjembatani isu-isu politik kompleks kepada masyarakat luas. Terutama kepada generasi muda yang kerap kali menunjukkan sikap apatis terhadap politik konvensional.

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

Strategi Komunikasi Politik melalui Influencer

Penggunaan influencer sebagai bagian dari strategi komunikasi politik bukan sekadar alat pemasaran citra. Ia juga merupakan bagian dari rekayasa persepsi publik. Beberapa strategi yang biasa digunakan antara lain:

  1. Endorsement Politik Terselubung
    Banyak kampanye politik meminta influencer untuk menyampaikan pesan secara implisit melalui narasi personal. Mereka tidak menyebutkan secara eksplisit dukungan terhadap calon atau partai tertentu. Pendekatan ini membuat pesan politik terasa lebih persuasif dan emosional, tanpa terkesan menggurui.
  2. Amplifikasi Isu
    Pemerintah atau aktor politik bekerja sama dengan influencer untuk memperluas jangkauan isu tertentu. Ketika mereka memperkenalkan program baru atau menanggapi isu kontroversial, influencer membantu membentuk opini publik yang lebih simpatik terhadap kebijakan tersebut.
  3. Segmentasi Audiens
    Setiap influencer memiliki karakteristik audiens yang spesifik. Strategi komunikasi politik yang efektif memilih influencer sesuai dengan demografi sasaran. Hal ini mencakup usia, lokasi geografis, latar belakang pendidikan, hingga minat khusus. Dengan begitu, pesan politik tersampaikan dengan lebih tepat sasaran.
  4. Pembangunan Citra dan Emosi
    Influencer membantu kandidat politik membangun citra melalui pendekatan yang lebih personal. Mereka menunjukkan sisi kehidupan sehari-hari, nilai-nilai yang dianut, atau pengalaman hidup sang kandidat. Dengan cara ini, publik merasa lebih dekat secara psikologis dengan calon pemimpin. Mereka tidak lagi melihat tokoh politik sebagai figur formal semata, tetapi sebagai sosok yang relatable.

Penutup

Influencer telah memainkan peran krusial dalam ekosistem komunikasi politik di era digital. Mereka tidak sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga membentuk opini publik dengan daya persuasi tinggi. Karena itu, strategi komunikasi politik modern perlu mempertimbangkan kolaborasi dengan influencer sebagai bagian integral dari ekosistem komunikasi digital.

Namun, para aktor politik dan influencer harus membangun kerja sama ini di atas prinsip transparansi, etika, dan komitmen terhadap integritas informasi. Di tengah banjir informasi dan fenomena post-truth, menjaga kepercayaan publik menjadi tugas yang sangat menantang. Pada titik inilah, kredibilitas serta tanggung jawab moral para influencer benar-benar diuji. (Dikutip dari berbagai sumber)

 

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement