Ibadah
Beranda » Berita » Panduan Niat, Tata Cara, dan Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura

Panduan Niat, Tata Cara, dan Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura

Pahami Puasa Tasu'a & Asyura di Muharram. Pelajari sejarah, niat, tata cara, dan manfaatnya
Puasa Tasu'a & Asyura di Muharram.

Panduan Niat, Tata Cara, dan Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura

Puasa sunnah Tasu’a dan Asyura di bulan Muharram bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah ibadah yang sarat akan makna. Layaknya ibadah lainnya keduanya membutuhkan niat, tata cara yang benar dan pemahaman mendalam tentang manfaat  yang terkandung di dalamnya. Niat sendiri merupakan fondasi utama bagi setiap ibadah, mengubah tindakan fisik menjadi amal bernilai di sisi Allah SWT. Mari kita bahas satu-satu!

Niat adalahh Pondasi Ibadah Puasa

Puasa sunnah seperti Tasu’a dan Asyura, niat bisa Anda lakukan sejak malam hari, yaitu setelah waktu magrib hingga sebelum terbit fajar (waktu Subuh). Alternatifnya, Anda juga bisa berniat pada siang hari, tepatnya sebelum waktu Dzuhur, dengan syarat Anda belum mengonsumsi apapun yang membatalkan puasa sejak terbit fajar. Melafalkan niat, meskipun secara lisan bukan syarat wajib, sangat dianjurkan untuk menguatkan ketetapan hati.

Berikut adalah lafal niat yang bisa Anda gunakan:

Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram):

  • Jika Anda berniat pada malam hari: نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوْعَاءَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى (Nawaitu shauma Tasu’a-a sunnatan lillahi ta’ala). Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a, sunnah karena Allah Ta’ala.”
  • Jika Anda berniat pada siang hari (sebelum Dzuhur, dan belum makan/minum): نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوْعَاءِ لِلّٰهِ تَعَالَى (Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatit Tasu’a-i lillahi ta’ala). Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tasu’a hari ini karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Asyura (10 Muharram):

Cara Tepat Menyempurnakan Shalat bagi Makmum Masbuq

  • Jika Anda berniat pada malam hari: نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى (Nawaitu shauma Asyura-a sunnatan lillahi ta’ala). Artinya: “Saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala.”
  • Jika Anda berniat pada siang hari (sebelum Dzuhur, dan belum makan/minum): نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَاشُوْرَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى (Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatil Asyura-i lillahi ta’ala). Artinya: “Saya niat puasa sunnah Asyura hari ini karena Allah Ta’ala.”

Manfaat Puasa Tasu’a dan Asyura

Melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura menawarkan berbagai manfaat atau keutamaan baik spiritual maupun aspek fisik. Manfaat paling menonjol dari puasa Asyura adalah kemampuannya untuk menghapus dosa-dosa kecil yang telah lalu selama setahun. Ini merupakan karunia Allah yang luar biasa, membuka kesempatan bagi hamba-Nya untuk membersihkan diri dari kesalahan. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa hari Arafah menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan yang akan datang, dan puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Selain itu, puasa Tasu’a secara khusus berfungsi sebagai penegas identitas keislaman, membedakan praktik ibadah umat Muslim dari umat lain, sejalan dengan perintah Nabi Muhammad SAW untuk tidak menyerupai kaum Yahudi. Secara umum, puasa ini juga melatih kesabaran, kontrol diri, dan disiplin, yang semuanya memperkuat kekuatan mental dan spiritual individu. Pengalaman menahan diri dari kebutuhan dasar juga meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah dan menumbuhkan empati terhadap sesama yang kurang beruntung. Dengan menjalankan sunnah yang dicintai Nabi, seorang Muslim akan merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan Allah, mengingat Muharram adalah bulan suci di mana pahala amal kebaikan dilipatgandakan. Dengan memahami niat, menjalankan tata cara yang benar, dan menghayati semua manfaat ini, puasa Tasu’a dan Asyura akan menjadi ibadah yang mendalam dan penuh berkah.

Referensi:

  • Hadis Riwayat Muslim tentang keutamaan puasa Asyura.
  • Kitab-kitab Fiqh klasik yang membahas niat puasa sunnah.
× Advertisement
× Advertisement