Doa
Beranda » Berita » Doa Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga, Saat Tren Perceraian Naik

Doa Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga, Saat Tren Perceraian Naik

Ilustrasi Anak Korban Perseraian
Ilustrasi Anak Korban Perseraian

Surau.co – Banyak kantor pengadilan agama di berbagai daerah kini bekerja lebih sibuk, terutama bagian yang menangani kasus perceraian. Lonjakan beban kerja ini terjadi karena meningkatnya angka perceraian di Indonesia.

Kementerian Agama mencatat bahwa pada tahun 2024 angka perceraian mencapai 466.359 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencatat 463.654 kasus, jumlah ini mengalami peningkatan. Tren ini, bahkan bisa dirasakan dilingkungan kita, tetangga, kerabat atau masyarakat sekitar rumah.

Tren peningkatan angka perceraian mencerminkan kondisi rumah tangga masyarakat Indonesia yang mengkhawatirkan. Meskipun agama memperbolehkan perceraian, Allah tidak menyukai jalan ini.

Ibnu Umar meriwayatkan, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Sesuatu yang (pada dasarnya) halal tetapi sangat dibenci (atau paling dibenci) Allah SWT adalah talak (perceraian).”

Perceraian Memiliki Faktor Kompleks

Masyarakat Indonesia menghadapi berbagai penyebab perceraian. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat bahwa pertengkaran terus-menerus menjadi penyebab utama dengan 251.125 kasus. Faktor ekonomi menempati posisi kedua dengan 100.198 kasus, diikuti dengan kasus meninggalkan pasangan sebanyak 31.265 kasus.

Hikmah Permintaan Maaf: Perjalanan Nikah Sahabat Karib

Di luar itu, masyarakat juga melaporkan penyebab lain seperti zina, judi, mabuk, selingkuh, hingga kekerasan dalam rumah tangga. Jika kita menelusuri lebih dalam, berbagai kasus ini hanya menjadi muara dari permasalahan yang lebih kompleks di hulunya.

Jurnal Abdurrauf Science and Society Vol. 1 memaparkan bahwa pernikahan usia muda menjadi salah satu sumber masalah. Menikah di usia muda meningkatkan risiko perceraian.

Remaja umumnya belum memiliki persiapan yang cukup untuk menjalani kehidupan rumah tangga, baik dari segi finansial yang belum kokoh maupun kematangan emosi yang masih mentah.

Kekurangan dalam dua hal tersebut kerap memicu perilaku negatif, yang kemudian mengarah pada ketidakharmonisan rumah tangga dan akhirnya perceraian.

Doa Menjaga Rumah Tangga Harmonis

Meskipun banyak perceraian terjadi karena faktor duniawi, ajaran Islam tetap menekankan pentingnya dimensi spiritual. Selain berikhtiar secara lahiriah, kita juga bisa memohon pertolongan Allah melalui doa.

Menyelaraskan Pikiran dan Perbuatan: Kunci Hidup yang Autentik dan Bermakna

Merujuk NU Online, berikut doa yang dapat dibaca untuk kebaikan rumah tangga:

Doa untuk keberkahan rumah tangga :

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ وَارْزُقْهُمْ مِنِّي. اَللّٰهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ إِلَى خَيْرٍ وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah aku di dalam keluargaku dan berkahilah mereka di dalam diriku. Berilah aku rezeki dari mereka dan berilah mereka rezeki dariku. Ya Allah, kumpulkan kami menuju kebaikan dan pisahkan kami bila Engkau pisahkan menuju kebaikan.”

Doa Nabi Ibrahim dalam membangun rumah tangga :

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Ratusan Nyawa Melayang Saat Mencari Makanan di Gaza

Perceraian Punya Daya Rusak Besar

Abdurrauf Science and Society Vol. 1 juga menjelaskan bahwa dampak perceraian tidak hanya menimpa pasangan, tetapi juga anak-anak dan keluarga besar mereka.

Pasangan yang bercerai sering mengalami tekanan mental dan emosional seperti trauma, depresi, kecemasan, hingga dorongan untuk melakukan tindakan ekstrem terhadap diri sendiri atau mantan pasangan.

Anak-anak pun menghadapi dampak yang lebih kompleks. Secara sosial, anak dari keluarga broken home lebih rentan menjadi korban bullying dan stigma negatif masyarakat yang masih tabu terhadap perceraian.

Perceraian dalam skala besar juga berpotensi memperburuk kondisi ekonomi masyarakat. Setelah bercerai, pengeluaran rumah tangga meningkat drastis karena masing-masing pihak harus memenuhi kebutuhan hidup terpisah. Jika pasangan memiliki anak, mereka juga perlu menanggung tambahan biaya untuk menafkahi anak.

Tak hanya itu, perceraian juga bisa menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stres akibat perceraian dapat menurunkan imunitas tubuh, sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit. Anak dari keluarga bercerai juga lebih mudah mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental.

Dari sisi pendidikan, perceraian orang tua bisa menurunkan kualitas pendidikan anak. Beberapa studi menemukan bahwa anak dari keluarga bercerai cenderung memiliki motivasi dan prestasi belajar yang lebih rendah. Tingkat putus sekolah pun lebih tinggi pada anak yang orang tuanya bercerai.

Referensi

BPS

NUOnline

Jurnal Abdurrauf Science and SocietyVol. 1

 

× Advertisement
× Advertisement