SURAU.CO – Banyak orang sering bertanya-tanya sebuah pertanyaan mendasar. Kenapa Allah SWT mengutus Nabi Muhammad di Arab? Mengapa bukan di pusat peradaban besar seperti Romawi atau Persia? Pertanyaan ini sangat wajar. Namun, pilihan Allah SWT selalu mengandung hikmah yang mendalam. Keputusan ini bukanlah sebuah kebetulan. Berbagai alasan strategis, sosial, dan teologis mendasari pilihan ini.
Memahami konteks ini membuka wawasan baru. Kita bisa melihat betapa sempurnanya rencana Allah dalam menyebarkan risalah Islam. Mari kita telaah lebih jauh alasan-alasan utama di balik keputusan agung ini.
1. Lokasi Geografis yang Sangat Strategis
Allah memilih Jazirah Arab karena lokasinya yang unik. Wilayah ini merupakan titik temu tiga benua. Jalur perdagangan di sini menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa. Para pedagang dari Persia, Romawi, Yaman, dan Habasyah (Ethiopia) sering melintasi Makkah.
Posisi sentral ini sangat ideal untuk penyebaran dakwah. Sebuah pesan yang lahir di pusat persimpangan dunia akan lebih mudah menyebar. Ketika para pedagang pulang ke negerinya, mereka membawa kabar tentang agama baru. Dengan begitu, Islam menyebar secara organik ke berbagai penjuru dunia. Lokasi ini menjadi pusat strategis untuk misi universal.
2. Kondisi Masyarakat yang “Ummi”
Alasan lain kenapa Allah mengutus Nabi Muhammad di Arab adalah kondisi masyarakatnya. Orang-orang mengenal bangsa Arab pada masa itu sebagai kaum ummi. Artinya, mayoritas dari mereka tidak bisa membaca dan menulis. Kerumitan filsafat Yunani atau sistem hukum Romawi juga belum menyentuh mereka.
Kondisi “polos” ini justru menjadi kelebihan. Hati mereka ibarat wadah yang kosong dan bersih. Mereka siap menerima ajaran tauhid murni tanpa campuran pemikiran lain. Nabi Muhammad dapat menanamkan ajaran Islam secara utuh. Hal ini berbeda jika risalah turun di tengah masyarakat yang sudah memiliki sistem filsafat kompleks. Mungkin saja mereka akan memperdebatkan pesan wahyu secara filosofis, bukan mengimaninya.
3. Karakter Asli Bangsa Arab yang Kuat
Meskipun hidup dalam periode Jahiliyah, bangsa Arab memiliki karakter dasar yang kuat. Mereka sangat pemberani dan pantang menyerah. Mereka juga memegang teguh janji dan memiliki rasa kesetiaan yang tinggi. Selain itu, mereka memiliki daya ingat yang luar biasa.
Tanpa tuntunan, sifat-sifat ini bisa menjadi merusak. Namun, Islam datang untuk memurnikan dan mengarahkannya. Mereka menggunakan keberanian mereka untuk membela kebenaran. Islam mengalihkan kesetiaan mereka dari suku kepada Allah dan Rasul-Nya. Daya ingat kuat mereka menjadi sarana utama untuk menjaga kemurnian Al-Quran dan Hadis. Islam tidak menghapus total karakter mereka, tetapi menyempurnakannya.
4. Kemurnian dan Kekuatan Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah salah satu alasan terpenting. Bahasa ini memiliki kekayaan kosakata yang luar biasa. Strukturnya sangat puitis, presisi, dan mampu mengungkapkan makna yang sangat dalam. Karena itulah, Allah menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab yang indah.
Al-Quran menjadi mukjizat terbesar Nabi Muhammad. Kitab suci ini menantang para penyair dan sastrawan Arab yang paling hebat sekalipun. Mereka sangat bangga dengan kemampuan berbahasa mereka. Namun, mereka tidak mampu membuat satu surat pun yang sebanding dengan Al-Quran.
Sebagaimana kutipan dari para ulama tafsir, “Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas agar mereka (bangsa Arab) dapat memahaminya dan menjadi saksi pertama atas kebenarannya.” Kekuatan bahasa ini memastikan sampainya pesan ilahi secara sempurna dan menjaga keasliannya.
5. Menggenapi Doa Nabi Ibrahim AS
Pemilihan Makkah sebagai pusat kenabian juga menggenapi doa Nabi Ibrahim AS. Ratusan tahun sebelumnya, Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, telah membangun Ka’bah. Setelah selesai, mereka berdoa kepada Allah. Allah mencatat doa ini dalam Al-Quran.
Allah berfirman mengisahkan doa Nabi Ibrahim:
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 129).
Nabi Muhammad SAW adalah jawaban atas doa tersebut. Allah mengutus beliau, keturunan Nabi Ismail, di tanah tempat ayahnya berdoa. Ini menunjukkan kesinambungan risalah para nabi.
Kesimpulan: Sebuah Pilihan Penuh Hikmah
Jadi, kenapa Allah mengutus Nabi Muhammad di Arab? Jawabannya bukanlah karena bangsa Arab lebih superior. Sebaliknya, ini adalah bagian dari strategi ilahi yang sempurna. Faktor utamanya meliputi lokasi strategis, kondisi masyarakat yang siap menerima, karakter yang kuat, kekuatan bahasa, dan pemenuhan doa Nabi Ibrahim.
Dari tanah Arab yang kering, cahaya Islam memancar ke seluruh dunia. Risalah ini membuktikan bahwa pesan kebenaran dapat tumbuh di mana saja, semua atas kehendak dan kebijaksanaan Allah SWT.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
