Kisah
Beranda » Berita » Benarkah Bangsa Romawi dan Persia Tidak Pernah Akur? Ini Kisah Panjang Permusuhan Mereka

Benarkah Bangsa Romawi dan Persia Tidak Pernah Akur? Ini Kisah Panjang Permusuhan Mereka

romawi dan persia perang

Penulis Artikel : Hendri Hasyim

Surau.co – Dalam catatan sejarah dunia, dua peradaban besar pernah mendominasi wilayah luas di Timur dan Barat: Bangsa Romawi dan Bangsa Persia. Kedua kekaisaran ini mewakili kekuatan militer, budaya, dan pengaruh politik yang luar biasa dalam peradaban klasik.

Namun, satu hal yang terus berulang dalam sejarah mereka adalah permusuhan panjang yang nyaris tak pernah berhenti. Pertanyaannya: benarkah bangsa Romawi dan Persia tidak pernah akur? Mari kita telusuri jawabannya melalui kisah sejarah yang menegangkan sekaligus penuh pelajaran.


Dua Kekuatan Raksasa yang Bertetangga

Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan Kekaisaran Persia (Sassanid) berbatasan langsung selama berabad-abad. Wilayah mereka saling berdekatan, mulai dari kawasan Anatolia, Armenia, Mesopotamia, hingga Suriah dan Palestina.

Karena berbagi batas wilayah, konflik pun menjadi hal yang tak terhindarkan. Masing-masing ingin menguasai daerah strategis dan mempertahankan pengaruhnya di wilayah yang sama.

Kisah Nama Abu Hurairah: Dari Pecinta Kucing Menjadi Penjaga Hadis


Permusuhan yang Berlangsung Selama 700 Tahun

Hubungan antara Romawi dan Persia memang tidak selalu panas. Namun, dalam kurun waktu lebih dari 700 tahun, keduanya terlibat perang lebih dari 15 kali. Perang-perang ini melibatkan ribuan prajurit, memakan korban besar, dan seringkali berakhir tanpa kemenangan mutlak.

Beberapa perang besar yang tercatat antara lain:

  • Perang Romawi-Persia (92–627 M)
    Ini adalah rangkaian konflik yang paling panjang dalam sejarah kuno. Dimulai dari masa Kekaisaran Parthia (pendahulu Persia Sassanid) hingga Sassanid terakhir.

  • Perang Heraklius vs Khosrow II (602–628 M)
    Salah satu perang terbesar dan paling berdarah. Khosrow II dari Persia berhasil merebut Yerusalem, namun Heraklius, Kaisar Romawi, melakukan serangan balasan yang membuat Persia terpaksa mundur.


Persaingan Politik dan Ideologi

Permusuhan antara Romawi dan Persia tidak hanya soal wilayah, tetapi juga soal ideologi dan agama. Romawi Bizantium mengadopsi Kristen Ortodoks sebagai agama resmi, sementara Persia menganut Zoroastrianisme.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Perbedaan ini memperdalam jurang permusuhan. Kedua bangsa itu saling memandang rendah kepercayaan lawan dan menggunakan agama sebagai alasan pembenaran perang. Selain itu, mereka juga berlomba menjadi pusat peradaban dunia Timur Tengah.


Dampak Besar Terhadap Dunia Islam

Uniknya, permusuhan antara Romawi dan Persia justru membuka jalan bagi kemunculan kekuatan baru: Islam. Ketika kedua kekaisaran ini saling melemah akibat perang panjang, Rasulullah ﷺ menerima wahyu di Makkah dan mulai menyebarkan Islam.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, pasukan Islam yang dipimpin para Khulafaur Rasyidin berhasil menaklukkan Persia sepenuhnya dan merebut sebagian besar wilayah Bizantium di Syam dan Mesir.

Sejarawan mencatat bahwa kekalahan Persia dan kelemahan Bizantium pada masa itu dipengaruhi oleh kelelahan ekonomi dan militer akibat konflik berkepanjangan di antara keduanya.


Pelajaran dari Permusuhan Romawi dan Persia

Permusuhan panjang antara dua bangsa besar ini memberi banyak pelajaran:

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

  1. Keserakahan wilayah tanpa batas hanya membawa kehancuran.
    Keduanya berperang berulang kali demi menguasai kota dan tanah yang sama, padahal hasilnya sering tidak bertahan lama.

  2. Kelelahan akibat konflik justru memberi ruang bagi kekuatan baru.
    Dalam sejarah, sering kali kekuatan besar runtuh bukan karena musuh langsung, tetapi karena kerusakan dari dalam dan konflik yang tak kunjung usai.

  3. Perbedaan ideologi dan agama bisa memperparah konflik jika tidak dikelola dengan bijak.
    Ketika agama dijadikan alat politik, kebenaran pun bisa disalahgunakan.


Apakah Mereka Tidak Pernah Berdamai?

Meski sering bertikai, sesekali terjadi juga perjanjian damai antara Romawi dan Persia. Namun, perdamaian itu hanya bersifat sementara. Kedua pihak tetap menyimpan kecurigaan satu sama lain dan sewaktu-waktu siap kembali berperang.

Mereka mungkin duduk di meja perundingan, tetapi di medan perang, mereka tetap berseteru.


Benar adanya bahwa Bangsa Romawi dan Bangsa Persia hampir tidak pernah benar-benar akur. Persaingan keduanya berlangsung selama ratusan tahun, menciptakan sejarah panjang penuh intrik, peperangan, dan perebutan kekuasaan.

Namun, dari kisah ini, umat manusia bisa belajar bahwa permusuhan yang tak kunjung selesai hanya akan membuka jalan bagi keruntuhan. Sejarah tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dijadikan pelajaran agar masa depan lebih damai.

“Dua singa tidak bisa tinggal dalam satu gua.”
– Pepatah Arab yang cocok menggambarkan hubungan Romawi dan Persia.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement