Dana Desa lahir sebagai secercah harapan. Pemerintah pusat menggulirkannya untuk memajukan ribuan desa di Indonesia. Tujuannya mulia. Yakni mempercepat pembangunan dan mensejahterakan warga desa. Namun, dalam praktiknya, harapan itu sering kali berbelok arah. Anggaran besar yang mengalir ke desa justru membuka celah baru bagi praktik korupsi.
Dana yang seharusnya menjadi berkah kini berubah menjadi musibah. Oknum aparat desa dengan licik menyalahgunakan wewenang mereka. Mereka menjadikan dana desa sebagai bancakan pribadi dan kelompoknya. Akibatnya, pembangunan mandek dan kepercayaan masyarakat luntur. Gurita korupsi telah mencengkeram hingga ke tingkat pemerintahan terendah.
Data Suram dari Lembaga Pemantau Korupsi
Kondisi ini bukan isapan jempol belaka. Data terbaru menunjukkan situasi yang sangat mengkhawatirkan. Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis hasil pemantauan tren korupsi sepanjang tahun 2023. Hasilnya menempatkan sektor desa sebagai yang paling rawan korupsi di Indonesia.
ICW mencatat ada 155 kasus korupsi di sektor desa selama 2023. Angka ini menjadi yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Total kerugian negara akibat korupsi di desa mencapai Rp1,2 triliun. Data ini menjadi tamparan keras. Ini membuktikan bahwa dana desa menjadi sasaran empuk para koruptor di level akar rumput.
Membongkar Modus Operandi Korupsi Dana Desa
Para pelaku korupsi di desa memiliki beragam cara untuk mengeruk uang negara. Modus mereka sering kali sulit terdeteksi tanpa pengawasan ketat. Berikut adalah beberapa modus yang paling sering terjadi:
Proyek Fiktif: Oknum membuat proyek pembangunan yang tidak pernah ada. Namun, mereka membuat laporan seolah-olah proyek tersebut sudah selesai. Anggarannya pun cair dan masuk ke kantong pribadi.
Penggelembungan Anggaran (Mark-up): Modus ini sangat umum. Mereka menaikkan harga bahan atau biaya pengerjaan proyek. Selisih harga dari anggaran riil menjadi keuntungan ilegal mereka.
Laporan Pertanggungjawaban Palsu: Aparat desa memanipulasi bukti-bukti pengeluaran. Mereka membuat kuitansi palsu atau nota kosong. Tujuannya agar laporan keuangan terlihat wajar.
Pemotongan Anggaran: Dana bantuan untuk warga atau program pemberdayaan sering dipotong. Oknum beralasan untuk biaya administrasi. Padahal, dana tersebut masuk ke saku mereka.
Aktor Utama dan Lemahnya Cincin Pengawasan
Siapa dalang di balik maraknya korupsi dana desa? Data menunjukkan bahwa aktor utamanya adalah kepala desa. Mereka memiliki kewenangan penuh atas pengelolaan anggaran. Posisi strategis ini disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Tentu mereka tidak bekerja sendiri. Mereka sering kali berkolusi dengan perangkat desa lainnya, seperti bendahara atau sekretaris desa.
Peneliti dari ICW, Kurnia Ramadhana, pernah menyoroti kelemahan mendasar ini. Ia menekankan bahwa sistem pengawasan menjadi titik krusial.
“Minimnya instrumen pengawasan dan rendahnya partisipasi masyarakat membuat dana desa menjadi objek korupsi paling mudah.”
Kutipan ini menegaskan dua masalah utama. Pertama, pengawasan dari lembaga yang lebih tinggi, seperti inspektorat kabupaten, sering kali lemah. Kedua, masyarakat desa sendiri terkadang enggan atau takut untuk mengawasi dan melapor.
Dampak Nyata Korupsi Dana Desa
Korupsi dana desa meninggalkan luka yang dalam bagi masyarakat. Jalan desa yang seharusnya mulus menjadi rusak parah. Bantuan sosial untuk warga miskin tidak pernah sampai. Program pemberdayaan ekonomi hanya menjadi nama di atas kertas.
Lebih dari itu, korupsi ini merusak tatanan sosial. Warga menjadi apatis dan tidak lagi percaya pada pemerintah desa. Potensi konflik horizontal pun meningkat. Dana yang diharapkan mempersatukan justru memecah belah warga.
Untuk memutus rantai setan ini, dibutuhkan langkah konkret. Transparansi anggaran menjadi kunci utama. Setiap warga harus bisa mengakses informasi penggunaan dana desa dengan mudah. Selain itu, pengawasan partisipatif dari masyarakat harus digalakkan. Pemerintah dan aparat penegak hukum juga wajib memberikan sanksi tegas tanpa pandang bulu. Perjuangan ini adalah perjuangan kita bersama untuk menyelamatkan harapan di pelosok negeri.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
