Kisah
Beranda » Berita » Kisah Zunairah: Iman yang Tak Padam Meski Disiksa Hingga Buta

Kisah Zunairah: Iman yang Tak Padam Meski Disiksa Hingga Buta

Sosok Zunairah

SURAU.CO – Dalam catatan sejarah awal Islam, tercatat banyak nama pahlawan. Mereka adalah orang-orang yang mengorbankan segalanya demi keimanan. Di antara nama-nama tersebut, salah satu yang bersinar terang adalah Zunairah. Meskipun ia seorang wanita yang mulia, statusnya saat itu adalah seorang budak. Oleh karena itu, kisahnya menjadi bukti keteguhan iman yang luar biasa dalam menghadapi ujian berat dari tuannya sendiri.

Zunairah, yang juga dikenal sebagai Zinirah, pada mulanya hidup di Mekkah. Ia berada di bawah kekuasaan Bani Makhzum. Secara khusus, tuannya adalah Amr bin Hisyam atau yang lebih dikenal sebagai Abu Jahal. Sosok ini terkenal sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Bahkan, Abu Jahal menjadi musuh terbesar dakwah Islam pada masanya. Namun demikian, di tengah lingkungan yang penuh permusuhan, secercah hidayah justru menyentuh hati Zunairah.

Memeluk Islam dalam Ancaman

Suatu ketika, Zunairah mendengar seruan tauhid yang dibawa Rasulullah SAW. Seketika itu juga, hatinya tergerak. Akhirnya, ia memutuskan untuk memeluk Islam. Tentu saja, keputusan ini ia ambil secara diam-diam. Zunairah sadar betul akan risiko besar yang menantinya. Sebagai seorang budak, ia sama sekali tidak memiliki kuasa atas dirinya. Dengan demikian, keislamannya adalah sebuah tindakan pembangkangan di mata tuannya.

Pada akhirnya, kabar keislaman Zunairah sampai ke telinga Abu Jahal. Seperti yang diduga, kemarahan Abu Jahal pun meledak. Ia merasa budaknya telah mengkhianati kepercayaan serta tradisi nenek moyang. Akibatnya, Abu Jahal tidak bisa menerima kenyataan ini. Sejak saat itu, ia mulai melancarkan siksaan yang keji. Tujuannya hanya satu, yaitu memaksa Zunairah kembali menyembah berhala dan meninggalkan Islam.

Siksaan Keji dan Ujian Kebutaan

Abu Jahal menyiksa Zunairah tanpa belas kasihan. Hampir setiap hari, Zunairah harus menerima cambukan dan pukulan. Akibatnya, tubuhnya menanggung luka-luka yang sangat parah. Meskipun begitu, siksaan fisik itu tidak mampu menggoyahkan imannya sedikit pun. Mulutnya tetap teguh mengucap nama Allah. Sementara itu, hatinya tetap kokoh memegang akidah Islam. Melihat hal ini, Abu Jahal menjadi semakin frustrasi.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Puncak dari siksaan itu sungguh mengerikan. Suatu hari, Abu Jahal menyiksanya dengan sangat keras hingga terjadi sesuatu yang fatal. Akibat dari perlakuan keji itu, Zunairah kehilangan penglihatannya. Kedua matanya menjadi buta. Bagi Abu Jahal, momen ini seharusnya menjadi sebuah kemenangan. Ia bersama kaum kafir Quraisy lainnya lantas bersorak gembira. Mereka menganggap ini adalah azab dari Latta dan Uzza.

“Lihatlah, Latta dan Uzza telah membuatnya buta,” kata Abu Jahal dengan sombong. “Itu karena ia telah meninggalkan agama kita,” lanjutnya.

Dengan cara ini, mereka mencoba meruntuhkan mental Zunairah. Selain itu, mereka terus mengatakan bahwa Tuhannya Muhammad tidak akan bisa menolongnya.

Jawaban Tegas dan Mukjizat dari Allah

Di tengah kegelapan dan rasa sakit, iman Zunairah justru semakin bersinar. Ia mendengar semua ejekan kaum musyrikin. Kemudian, dengan suara yang tegas dan penuh keyakinan, Zunairah memberikan jawaban.

“Kalian semua adalah pendusta. Demi Allah, Latta dan Uzza tidak bisa memberi manfaat atau celaka,” seru Zunairah. Ia melanjutkan, “Sesungguhnya, ini adalah kehendak dari Tuhanku. Jika Dia mau, maka Dia bisa menyembuhkanku.”

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

Jawaban Zunairah yang tak terduga itu berhasil membungkam mereka semua. Akan tetapi, keajaiban tidak berhenti di situ. Keesokan harinya, sebuah mukjizat benar-benar terjadi. Sungguh luar biasa, atas izin Allah SWT, Zunairah kembali bisa melihat. Matanya sembuh total, seolah tidak pernah buta. Peristiwa ini sontak menggemparkan kaum Quraisy. Mereka yang tadinya mengejek, kini terpana dalam kebingungan dan menuduh ini adalah sihir Muhammad.

Kemerdekaan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq

Tak lama kemudian, kisah ketabahan Zunairah terdengar oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sebagai sahabat Nabi yang mulia, ia sangat tersentuh. Abu Bakar memang terkenal sering membebaskan budak-budak yang memeluk Islam. Oleh karena itu, ia segera mendatangi Abu Jahal. Tanpa ragu, Abu Bakar kemudian membeli Zunairah dari Abu Jahal dan langsung memerdekakannya.

Akhirnya, Zunairah bebas dari siksaan kejam Abu Jahal. Sejak saat itu, ia bisa menjalankan ibadah dengan lebih tenang. Dengan demikian, kisah Zunairah menjadi teladan abadi bagi umat Islam. Ia mengajarkan tentang kekuatan iman di hadapan penindasan. Lebih dari itu, ia membuktikan bahwa pertolongan Allah sangatlah dekat bagi hamba-Nya yang sabar. Karena itulah, namanya selalu dikenang sebagai salah satu sahabiyah dengan ketabahan luar biasa.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement