Opinion
Beranda » Berita » Taat Pada Suami: Kewajiban Mulai Seorang Istri Dalam Islam

Taat Pada Suami: Kewajiban Mulai Seorang Istri Dalam Islam

Dalam ajaran Islam, hubungan antara suami dan istri bukan hanya sekadar hubungan emosional atau kontrak duniawi, melainkan sebuah ikatan suci yang dibangun atas dasar syariat dan tanggung jawab spiritual. Salah satu aspek penting dalam pernikahan Islam adalah kewajiban seorang istri untuk taat kepada suami. Rumah tangga yang diwarnai rasa hormat, saling pengertian, dan tanggung jawab antara suami dan istri akan lebih mudah menghadapi ujian kehidupan ini.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah berkata:

“Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita, setelah hak Allah dan Rasul-Nya, daripada hak suami.”
(Majmu’ Al Fatawa, 32:260)

Pernyataan ini menegaskan bahwa setelah hak Allah dan Rasul-Nya, hak suami berada di urutan paling tinggi dalam daftar kewajiban seorang istri. Ini menunjukkan betapa besar tanggung jawab seorang wanita terhadap suaminya setelah dia tunduk kepada Rabb-nya.

1. Landasan Syariat dalam Ketaatan kepada Suami

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Al-Qur’an dan hadits memberikan panduan yang sangat jelas tentang pentingnya ketaatan seorang istri kepada suami. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala dalam surah An-Nisa’ ayat 34:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…”

Ayat ini menjelaskan bahwa laki-laki, dalam hal ini suami, adalah pemimpin dalam rumah tangga. Maka, sebagai pemimpin, suami memiliki hak untuk ditaati selama perintahnya tidak bertentangan dengan syariat. Ketaatan ini bukan bentuk dominasi sepihak, melainkan pengaturan peran yang saling melengkapi antara suami dan istri.

Dalam hadits Nabi ﷺ, beliau bersabda:

> “Seandainya aku diperbolehkan memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku akan perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya, karena besarnya hak suami atas istrinya.”
(HR. Tirmidzi, shahih)

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Ini menggambarkan betapa agungnya kedudukan suami dalam rumah tangga, dan bagaimana istri seharusnya menghormati dan menaati suaminya.

2. Makna Ketaatan yang Benar

Ketaatan yang dimaksud bukanlah penyerahan total tanpa pertimbangan. Dalam Islam, ketaatan kepada makhluk (dalam hal ini suami) dibatasi oleh ketaatan kepada Allah. Jika suami memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka istri tidak wajib, bahkan haram, untuk menaati perintah tersebut. Nabi ﷺ bersabda:

> “Tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah. Ketaatan hanya dalam perkara yang ma’ruf (baik).”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, ketaatan kepada suami berlaku dalam lingkup yang tidak melanggar batas-batas syariat.

Fenomena Suami Takut Istri: Meneladani Sikap Sahabat Nabi dan Psikologi Modern

3. Dampak Positif dari Ketaatan Istri

Ketaatan seorang istri bukan hanya mendatangkan pahala besar di sisi Allah, tetapi juga membawa ketenangan dan keharmonisan dalam rumah tangga.

Ketaatan juga menjadi salah satu kunci surga bagi seorang wanita. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau suka.”
(HR. Ahmad dan Thabrani, shahih)

Hadits ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada suami merupakan salah satu amalan besar yang akan membuka pintu-pintu surga bagi seorang wanita.

4. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Islam tidak mewajibkan istri untuk taat kepada suami tanpa memberikan hak-haknya. Justru, Islam mengatur agar suami juga memenuhi kewajibannya: memberi nafkah, memperlakukan istri dengan baik, menjaga hak-haknya, serta menjadi pemimpin yang adil dan penuh kasih sayang.

Rasulullah ﷺ adalah contoh terbaik dalam memperlakukan istri. Beliau selalu bersikap lembut, penuh kasih, dan tidak pernah bersikap kasar kepada para istri beliau. Inilah bentuk rumah tangga sakinah, mawaddah, dan rahmah.

5. Tantangan di Era Modern

Di zaman sekarang, banyak tantangan yang dapat memudarkan semangat ketaatan dalam rumah tangga. Paham-paham kebebasan mutlak, feminisme ekstrem, serta gaya hidup modern yang mengaburkan batas peran antara laki-laki dan perempuan sering kali menjauhkan umat Islam dari nilai-nilai syariat yang sebenarnya. Namun, seorang wanita muslimah yang berpegang teguh pada ajaran Islam akan tetap menjadikan rumah tangganya sebagai ladang ibadah. Ia memahami bahwa ketaatannya kepada suami bukan bentuk penindasan, melainkan sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh ridha-Nya.

Kesimpulan

Ketaatan kepada suami adalah perintah syariat yang agung dan memiliki kedudukan tinggi dalam ajaran Islam. Bukan karena wanita lebih rendah, melainkan karena peran yang berbeda dalam rumah tangga. Dan Ketika masing-masing menjalankan peran sesuai tuntunan syariat, suami sebagai pemimpin yang adil dan penyayang, istri sebagai pendamping yang taat dan mendukung. maka akan tercipta rumah tangga yang penuh rahmat dan keberkahan.

Sebagai penutup, marilah kita renungkan sabda Nabi ﷺ dan nasihat para ulama seperti Ibnu Taimiyyah rahimahullah, serta berusaha mengamalkannya dengan ikhlas demi meraih ridha Allah Ta’ala di dunia dan akhirat. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement