Penetapan Awal Dzulhijjah Jadi Momentum Penting Umat Islam
Surau.co – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) akan menyelenggarakan sidang isbat untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah 1446 Hijriah pada Selasa, 27 Mei 2025. Agenda ini dilaksanakan bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1446 H dan akan digelar di Kantor Kemenag RI, Jakarta Pusat.
Sidang tersebut menjadi momen krusial dalam kalender keagamaan umat Islam karena hasilnya akan menetapkan tanggal penting seperti puasa sunnah Dzulhijjah, puasa Arafah, hingga Hari Raya Idul Adha.
Penetapan ini mendapat perhatian luas karena berdampak secara nasional. Setiap keputusan akan menjadi acuan resmi pelaksanaan berbagai ibadah yang hanya dilakukan setahun sekali.
Sidang Isbat Berlangsung dalam Tiga Tahapan Utama
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kemenag akan melaksanakan sidang isbat dalam tiga sesi utama. Proses ini bertujuan menjamin keabsahan dan akurasi penetapan berdasarkan data ilmiah dan pengamatan lapangan.
Paparan Awal: Data Hilal Disampaikan ke Publik
Tahapan pertama dijadwalkan dimulai pukul 16.00 WIB. Dalam sesi ini, Kemenag mengundang media massa dan masyarakat umum untuk menyimak paparan posisi hilal dari Tim Hisab Rukyat.
Pakar astronomi Kemenag akan mempresentasikan hasil perhitungan posisi bulan berdasarkan metode hisab hakiki. Pemaparan ini menjadi landasan ilmiah dalam memprediksi kemungkinan terlihatnya hilal sebagai tanda masuknya bulan Dzulhijjah.
Tahap Kedua: Sidang Tertutup untuk Evaluasi Rukyatul Hilal
Usai waktu Maghrib, sidang dilanjutkan dalam format tertutup. Dalam forum ini, perwakilan organisasi keagamaan, ahli astronomi, dan tokoh masyarakat mengevaluasi hasil rukyatul hilal dari titik-titik pemantauan yang tersebar di lebih dari 100 lokasi di seluruh Indonesia.
Jika hilal telah memenuhi kriteria MABIMS yakni ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat maka 1 Dzulhijjah akan ditetapkan jatuh pada keesokan harinya, yakni 28 Mei 2025.
Konferensi Pers: Pengumuman Resmi Hasil Sidang
Setelah keputusan final ditetapkan, Menteri Agama akan menyampaikan hasil sidang dalam konferensi pers resmi. Pengumuman ini akan disiarkan secara langsung melalui berbagai platform, termasuk kanal YouTube resmi Bimas Islam Kemenag RI, guna menjangkau masyarakat luas.
Kombinasi Hisab dan Rukyat Jadi Dasar Pengambilan Keputusan
Metode penetapan awal bulan Hijriah di Indonesia menggunakan pendekatan ganda, yakni hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan langsung). Strategi ini dipilih agar penentuan tanggal ibadah tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga bukti lapangan.
Penetapan juga mengacu pada pedoman terbaru dari MABIMS, forum kerja sama antara Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Kriteria visibilitas hilal minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat menjadi acuan utama dalam penetapan ini.
Jadwal dan Detail Lokasi Sidang Isbat
Masyarakat yang ingin mengikuti jalannya sidang secara daring dapat menyimak melalui kanal resmi Kemenag. Berikut detail waktu dan lokasi pelaksanaan:
- Hari, Tanggal: Selasa, 27 Mei 2025
- Pukul: 16.00 WIB sampai selesai
- Lokasi: Kantor Kementerian Agama RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat
- Live Streaming: YouTube Bimas Islam Kemenag RI
Kemenag Ajak Masyarakat Ikuti dan Simak Pengumuman Resmi
Melalui sidang isbat ini, masyarakat Indonesia diharapkan mendapatkan informasi yang resmi, sahih, dan seragam mengenai kapan dimulainya bulan Dzulhijjah dan kapan Hari Raya Idul Adha akan dirayakan.
Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk bersama-sama menyimak jalannya sidang serta menanti pengumuman resmi dari pemerintah. Langkah ini diambil untuk menjaga keseragaman jadwal ibadah dan memperkuat semangat kebersamaan umat Islam di seluruh Tanah Air.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
