Kisah
Beranda » Berita » Kisah Khabbab bin al-Arat: Keteguhan Iman Seorang Sahabat dalam Lembaran Sejarah Islam

Kisah Khabbab bin al-Arat: Keteguhan Iman Seorang Sahabat dalam Lembaran Sejarah Islam

Kisah-Khabbab-bin-al-Arat
Kisah-Khabbab-bin-al-Arat

Ujian Berat dan Siksaan: Bukti Keteguhan Iman Khabbab bin al-Arat

Surau.co – Dalam sejarah Islam, nama Khabbab bin al-Arat tercatat sebagai sosok yang luar biasa. Ia bukan hanya seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, tetapi juga simbol dari ketabahan dan keberanian dalam mempertahankan keimanan. Kehidupannya mencerminkan perjuangan tanpa pamrih demi tegaknya ajaran Islam pada masa-masa paling sulit.

Budak yang Menjadi Pionir Dakwah

Khabbab bin al-Arat lahir di Najd dan berasal dari suku Bani Tamim. Saat remaja, ia ditangkap dan dijual sebagai budak di Makkah. Ia dibeli oleh seorang wanita Quraisy bernama Ummu Anmar, yang kemudian memperkerjakannya sebagai pandai besi.

Profesi ini membuat Khabbab cukup dikenal di kalangan Quraisy. Namun, ketika Nabi Muhammad SAW mulai menyampaikan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi, Khabbab termasuk orang pertama yang menerima kebenaran itu. Ia memeluk Islam tanpa ragu, meskipun tahu risikonya sangat besar, terutama karena statusnya sebagai budak.

Siksaan Tanpa Akhir dari Kaum Quraisy

Keislaman Khabbab diketahui oleh tuannya dan para tokoh Quraisy. Sejak saat itu, hidupnya berubah menjadi penderitaan panjang. Ia disiksa dengan cara-cara kejam tubuhnya dibakar besi panas, dipaksa berbaring di atas bara api, dan dipukuli dengan rantai besi.

Namun, semua siksaan itu tidak menggoyahkan keimanannya. Dalam sebuah peristiwa, Khabbab dan beberapa sahabat datang kepada Nabi SAW mengadukan penderitaan mereka. Nabi menanggapi dengan kisah-kisah umat terdahulu yang mengalami cobaan lebih berat, sebagai pengingat bahwa jalan iman memang penuh ujian. Kata-kata itu menjadi kekuatan bagi Khabbab untuk terus bertahan.

Kisah Nama Abu Hurairah: Dari Pecinta Kucing Menjadi Penjaga Hadis

Guru Al-Qur’an di Tengah Ancaman

Tak hanya teguh secara pribadi, Khabbab juga aktif menyebarkan Islam dalam senyap. Ia dikenal sebagai salah satu guru Al-Qur’an yang mengajarkan ayat-ayat suci kepada para pemeluk baru. Salah satu murid terkenalnya adalah Fatimah binti Khattab dan suaminya, Sa’id bin Zaid.

Ketika Umar bin Khattab saat itu masih musuh Islam berniat mencelakai adiknya, ia memergoki keduanya tengah membaca Al-Qur’an. Kejadian itu justru berbalik menjadi titik balik bagi Umar. Setelah mendengar bacaan yang diajarkan Khabbab, Umar masuk Islam. Peristiwa ini menjadi momen penting yang mengubah arah dakwah di Makkah.

Hidup Zuhud di Tengah Kejayaan

Ketika Islam akhirnya berjaya dan kekuasaan kaum Muslimin meluas, Khabbab turut menikmati hasil perjuangan itu. Ia menerima bagian dari ghanimah (harta rampasan perang) dan hidup berkecukupan di Kufah.

Namun, ia tetap hidup sederhana dan tidak tenggelam dalam kenikmatan duniawi. Khabbab dikenal sebagai sosok zuhud. Ia menyimpan hartanya di tempat yang dapat diakses oleh orang miskin dan musafir.

Ia bahkan sering merasa khawatir bahwa kekayaan yang diterimanya akan mengurangi balasan amalnya di akhirat. Ia mengingat sahabat-sahabatnya yang syahid dalam kemiskinan, seperti Mush’ab bin Umair, dan merasa iri pada kemuliaan mereka di sisi Allah.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Wafat dalam Keadaan Terhormat

Khabbab bin al-Arat wafat pada tahun 37 Hijriyah di Kufah. Ia menjadi sahabat pertama yang dimakamkan di kota itu. Pemakamannya dihadiri oleh banyak tokoh, termasuk Khalifah Ali bin Abi Thalib yang menshalatkannya langsung.

Dalam pidatonya, Ali menyebut Khabbab sebagai mukmin sejati seorang yang hijrahnya ikhlas, imannya kokoh, dan pengorbanannya tak terhingga.

Kisah hidup Khabbab bin al-Arat bukan hanya sejarah, tetapi inspirasi nyata tentang bagaimana seseorang bisa mempertahankan keyakinan meskipun dihadapkan pada penderitaan luar biasa. Ia bukan hanya tokoh masa lalu, tapi cermin kekuatan spiritual yang tetap relevan hingga hari ini.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement